Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Self-monitoring dan Kemampuan Verbal Terhadap Perilaku Berbohong Abdillah, Rijal; Pertiwi, Yuarini Wahyu; Hutahaean, Erik Saut H; Bastoro, Ryan; Putri , Rizki Amalia P; Perdini, Tiara Anggita
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 20 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.784 KB) | DOI: 10.31599/jki.v20i3.283

Abstract

Lies are carried out by individuals in many of their daily activities, the impact of lying is detrimental to others, and the perpetrators. The results of previous studies have explained that this happens because the perpetrator of lying can monitor his appearance so that it is difficult for the victim to see it as a lie. The most difficulty in recognizing lies is identifying indicators of lying. Therefore it is important to be able to identify indicators of lying behavior. Through two series of studies, this study aims to conduct an analysis of lying, through survey research and in-laboratory research. There were 74 subjects in the survey, and 60 people were involved to be the subject of experimental research. With details of 20 people as the lying group, 20 people as the honest group and 20 people as the neutral group. The results of the survey study found that self-monitoring is related to lying behavior, and self-monitoring also has a direct effect on lying behavior. Conversely, verbal ability is not related to lying. In the experimental study, it was found that the heart rate was different between the three experimental groups. Similar to the sound amplification (db) there was a significant difference between the three experimental groups, but the analysis of the sound wave pattern showed no difference. The results of the analysis of the response reactions and eye movements were not different. The empirical facts of this study can be used to identify indicators of lying behavior. Keyword: self-monitoring, verbal ability, heart rate, eye movements, and lying behavior Abstrak Berbohong dilakukan oleh individu pada banyak di setiap aktivasnya sehari-hari, dampak dari perilaku berbohong merugikan orang lain, dan diri pelakunya. Hasil studi terdahulu menerangkan hal itu dapat terjadi karena pelaku berbohong dapat memantau tampilan keadaan dirinya sehingga sulit di lihat oleh korbannya sebagai kebohongan. Kesulitan terberat dalam mengenali kebohongan di dalam aktivas sehari–hari adalah mengenali indikator-indikator yang menjadi bagian dari perilaku berbohong. Berupa kemampuan verbal, reaksi memberikan jawaban, ekspresi wajah, denyut jantung, suara yang dikeluarkan. Oleh karenanya penting untuk dapat mengenali indikator tentang perilaku berbohong. Melalui dua rangkaian studi penelitian ini berupaya untuk melakukan analisis mengenai perilaku berbohong, secara penelitian survei dan penelitian di dalam laboratorium. Sebanyak 74 subjek dilibatkan di dalam proses studi survei. Kemudian sebanyak 60 orang dilibatkan untuk menjadi subjek penelitian eksperimen. Dengan rincian 20 orang untuk kelompok berbohong, 20 orang untuk kelompok jujur dan 20 orang untuk kelompok netral (bebas memilih bohong atau jujur). Hasil studi survei mendapatkan fakta bahwa self-monitoring berhubungan dengan perilaku berbohong, dan self-monitoring juga berpengaruh secara langsung terhadap perilaku berbohong. Sebaliknya kemampuan verbal tidak berhubungan dengan perilaku berbohong. Pada studi eksperimen didapatkan hasil bahwa denyut jantung terjadi perbedaan diantara tiga kelompok eksperimen. Begitupula dengan amplifikasi suara (db) terjadi perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok eksperimen, akan tetapi analisis terhadap pola gelombang suara tidak menunjukkan adanya perbedaan. Begitu juga hasil analisis terhadap reaksi menjawab dan gerakan mata keduanya tidak didapatkan adanya perbedaan. Fakta empiris penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan untuk mengenal mengenai indikator perilaku berbohong. Kata Kunci: self-monitoring, kemampuan verbal, denyut jantung, gerak mata, dan perilaku berbohong
Nilai dan Pesan Moral Tarling Menurut Perspektif Pelaku Kesenian Tarling Cirebon: Studi Psikologi Budaya Rijal Abdillah; koentjoro koentjoro
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 20 No. 1 (2015)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purposes of this research were to analyze deeply the values and moral message ofTarling in subject perspective ofTarling-Cirebon Art and performers internalization of value and moral message Tarling. The purpose of this research aimed to answer the research question, how a value and moral message according to the subject perspective of Tarling-Cirebon art and performers internalization of value and moral message Tarling? This research is based on an qualitative study. Subjects perspective of value and moral message in Tarling Art were gathered through observations, interviews, and documentation. The analyzing of internalization process of value and moral message was inspired by ethnography. The result of this study indicate that the values of tarling obtained are empathy of subjects in tarling, covering "dandanggula" song ofSunan Kalijaga, "ngalap berkah" or seeking blessing, "a plate of rice" philosophy, "apa jare wong tua ngagem ngageme wong rumah tangga" or happy household, and "payun geneng sabonana payun geneng sabot enteng lakonana" or mutual cooperation. That there is explicitly moral messages that absorbed are "ingsun titip tajug lan fakir miskin" philosophy of Sunan Gunung Djati, conversation in polite language such as "punten" expression, "sabasita" or "unggah-ungguh" behavior, "pamali" or do behavior charily, "yen wis mlatar gage eling" philosophy of tarling, and "saweran"tradition. The internalization process of values and moral messages performers obtained through five stages based on an taxonomy of educational objectives from Bloom, Krathwol, & Masia (1970). The first is an receiving. The second is an responding. The third is that the valuing. The fourth is that organization. The Last internalization process of values and moral messages are the characterization. Keywords: value, moral, tarling cirebon, cultural psychology
Kohesivitas Kelompok Dengan Komitmen Organisasi Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Rijal Abdillah; Akhmad Yulianto Ardiyansyah
JURNAL SPIRITS Vol 9 No 2 (2019): Relasi Sosial: Dampak & Pengaruhnya Pada Kualitas Hidup Manusia
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.027 KB) | DOI: 10.30738/spirits.v9i2.6325

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi anggota unit kegiatan mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Responden penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang berjumlah 100 orang.  Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling berupa proportionate stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi pada anggota unit kegiatan mahasiswa dengan nilai korelasi (r) = 0.808 dengan p < 0.01. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kohesivitas anggota organisasi maka semakin tinggi pula tingkat komitmen organisasi anggota unit kegiatan mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, begitu juga sebaliknya. Selanjutnya, bila dilihat dari hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000 yang berarti < 0,05 sehingga Ha diterima. Artinya, ada pengaruh antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi anggota unit kegiatan mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.Kata kunci : Kohesivitas Kelompok, Komitmen Organisasi
Efektivitas Pembelajaran Daring Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif pada Mahasiswa Rijal Abdillah; Andreas Corsini Widya Nugraha; Budi Sarasati
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.1915

Abstract

Metode pembelajaran di perguruan tinggi hingga saat ini masih menggunakan metode dalam jaringan (daring). Melalui pembelajaran daring maka segala bentuk kegiatan belajar-mengajar menggunakan platform seperti Zoom, google classroom, google meet, e-learning, dan Whatsapp group. Faktanya, perubahan metode pembelajaran seperti ini mengakibatkan mahasiswa harus bisa beradaptasi terhadap sistem yang baru sehingga model ini belum bisa dikatakan efektif atau tidak, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pembelajaran daring mata kuliah metodologi penelitian kualitatif pada mahasiswa semester IV. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode perbandingan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 215 untuk yang mengisi soal pre-test dan 212 yang mengisi soal post-test. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam bentuk soal pre-test dan post-test kualitatif yang disebar melalui google form. Hasil analisis T-test menunjukkan bahwa ada peningkatan skor pre test dan post test ditunjukkan dengan nilai mean pre test sebesar 9.99 dan nilai post test sebesar 12.96 dengan taraf signifikansi 0,00 (p<0.05). Hasil menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran daring selama 1 semester untuk mata kuliah metodologi penelitian kualitatif.
Self-monitoring dan Kemampuan Verbal Terhadap Perilaku Berbohong Rijal Abdillah; Yuarini Wahyu Pertiwi; Erik Saut H Hutahaean; Ryan Bastoro; Rizki Amalia P Putri; Tiara Anggita Perdini
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 20 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.784 KB) | DOI: 10.31599/jki.v20i3.283

Abstract

Lies are carried out by individuals in many of their daily activities, the impact of lying is detrimental to others, and the perpetrators. The results of previous studies have explained that this happens because the perpetrator of lying can monitor his appearance so that it is difficult for the victim to see it as a lie. The most difficulty in recognizing lies is identifying indicators of lying. Therefore it is important to be able to identify indicators of lying behavior. Through two series of studies, this study aims to conduct an analysis of lying, through survey research and in-laboratory research. There were 74 subjects in the survey, and 60 people were involved to be the subject of experimental research. With details of 20 people as the lying group, 20 people as the honest group and 20 people as the neutral group. The results of the survey study found that self-monitoring is related to lying behavior, and self-monitoring also has a direct effect on lying behavior. Conversely, verbal ability is not related to lying. In the experimental study, it was found that the heart rate was different between the three experimental groups. Similar to the sound amplification (db) there was a significant difference between the three experimental groups, but the analysis of the sound wave pattern showed no difference. The results of the analysis of the response reactions and eye movements were not different. The empirical facts of this study can be used to identify indicators of lying behavior. Keyword: self-monitoring, verbal ability, heart rate, eye movements, and lying behavior Abstrak Berbohong dilakukan oleh individu pada banyak di setiap aktivasnya sehari-hari, dampak dari perilaku berbohong merugikan orang lain, dan diri pelakunya. Hasil studi terdahulu menerangkan hal itu dapat terjadi karena pelaku berbohong dapat memantau tampilan keadaan dirinya sehingga sulit di lihat oleh korbannya sebagai kebohongan. Kesulitan terberat dalam mengenali kebohongan di dalam aktivas sehari–hari adalah mengenali indikator-indikator yang menjadi bagian dari perilaku berbohong. Berupa kemampuan verbal, reaksi memberikan jawaban, ekspresi wajah, denyut jantung, suara yang dikeluarkan. Oleh karenanya penting untuk dapat mengenali indikator tentang perilaku berbohong. Melalui dua rangkaian studi penelitian ini berupaya untuk melakukan analisis mengenai perilaku berbohong, secara penelitian survei dan penelitian di dalam laboratorium. Sebanyak 74 subjek dilibatkan di dalam proses studi survei. Kemudian sebanyak 60 orang dilibatkan untuk menjadi subjek penelitian eksperimen. Dengan rincian 20 orang untuk kelompok berbohong, 20 orang untuk kelompok jujur dan 20 orang untuk kelompok netral (bebas memilih bohong atau jujur). Hasil studi survei mendapatkan fakta bahwa self-monitoring berhubungan dengan perilaku berbohong, dan self-monitoring juga berpengaruh secara langsung terhadap perilaku berbohong. Sebaliknya kemampuan verbal tidak berhubungan dengan perilaku berbohong. Pada studi eksperimen didapatkan hasil bahwa denyut jantung terjadi perbedaan diantara tiga kelompok eksperimen. Begitupula dengan amplifikasi suara (db) terjadi perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok eksperimen, akan tetapi analisis terhadap pola gelombang suara tidak menunjukkan adanya perbedaan. Begitu juga hasil analisis terhadap reaksi menjawab dan gerakan mata keduanya tidak didapatkan adanya perbedaan. Fakta empiris penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan untuk mengenal mengenai indikator perilaku berbohong. Kata Kunci: self-monitoring, kemampuan verbal, denyut jantung, gerak mata, dan perilaku berbohong
Kepercayaan diri dan rasa iri pada mahasiswa pengguna media sosial instagram Farida; Rijal Abdillah
JURNAL SPIRITS Vol 12 No 1 (2021): Dinamika Psikologi industri, perkembangan dan sosial media
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/spirits.v12i1.12707

Abstract

Instagram menjadi media sosial yang banyak diminati pada kalangan remaja akhir hingga dewasa awal. kemudahan dalam mengakses instagram membuat mereka seringkali membagikan aktivitas kesehariannya serta pencapaian-pencapaian yang diraih. Namun terdapat dampak buruk yang cukup signifikan dari penggunaan media sosial instagram yaitu melakukan perbandingan sosial keatas, hal inilah yang menimbulkan rasa iri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan rasa iri pada mahasiswa ubhara jaya pengguna media sosial instagram. Adapun teknik sampling yang digunakan yaitu non probability sampling dengan jenis purposive sampling dengan subjek penelitian sebanyak 120 subjek. Hasil penelitian menunjukkan nilaikoefisien korelasi antara kepercayaan diri dengan rasa iri sebesar r = -0,432** dan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan rasa iri. Semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah rasa iri begitupun sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi rasa iri. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor lain yang memiliki hubungan dengan rasa iri pada pengguna media sosial instagram.
DINAMIKA DUKUNGAN SOSIAL PADA PEREMPUAN POSITIF HIV/AIDS Theressa Avelia Silubun; Rijal Abdillah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3126

Abstract

Someone who has HIV/AIDS will have the HIV/AIDS virus all his life so that it becomes a deadly disease. This situation certainly shapes people’s behavior towards people with HIV/AIDS (ODHA) which has an impact on the psychological. ODHA will tend to hide their status, feel isolated, unneeded, have no shelter, and have suicidal thoughts. Therefore, to reduce these negative risks, support from various parties especially families in treatment and care so that those with HIV/AIDS are able to endure their lives with enthusiasm. This study intends to exploration the dynamics of social support for HIV/AIDS positive women. The purpose of this research is to answer one questions. How are the dynamics of social support for HIV/AIDS positive women. By using data research through purpossive sampling and using phenomenological approach as part of analyzing data for two of research subjects and two sources, the researcher reaches some conclusions. First, there are emotional support from the closest person who is willing to listen and understand without prejudice and differentiation. Second, appreciation support that makes the subject feel valuable and feel safe. Third, instrumental support such as subsidizing drug costs. Fourth, information support related to HIV / AIDS. Fifth, peer group support obtained from fellow people with HIV/AIDS. Keywords: Social Support, HIV/AIDS
Efektivitas Pembelajaran Daring Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif pada Mahasiswa Rijal Abdillah; Andreas Corsini Widya Nugraha; Budi Sarasati
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.1915

Abstract

Metode pembelajaran di perguruan tinggi hingga saat ini masih menggunakan metode dalam jaringan (daring). Melalui pembelajaran daring maka segala bentuk kegiatan belajar-mengajar menggunakan platform seperti Zoom, google classroom, google meet, e-learning, dan Whatsapp group. Faktanya, perubahan metode pembelajaran seperti ini mengakibatkan mahasiswa harus bisa beradaptasi terhadap sistem yang baru sehingga model ini belum bisa dikatakan efektif atau tidak, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pembelajaran daring mata kuliah metodologi penelitian kualitatif pada mahasiswa semester IV. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode perbandingan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 215 untuk yang mengisi soal pre-test dan 212 yang mengisi soal post-test. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam bentuk soal pre-test dan post-test kualitatif yang disebar melalui google form. Hasil analisis T-test menunjukkan bahwa ada peningkatan skor pre test dan post test ditunjukkan dengan nilai mean pre test sebesar 9.99 dan nilai post test sebesar 12.96 dengan taraf signifikansi 0,00 (p<0.05). Hasil menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran daring selama 1 semester untuk mata kuliah metodologi penelitian kualitatif.
Pengalaman Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Dalam Menghadapi Ujian Tengah Semester Secara Daring Rijal Abdillah; Afra Refancienna Subakuh; Tazkiya Nazla
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 22 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.229 KB) | DOI: 10.31599/jki.v22i3.1479

Abstract

The implementation of the midterm exam, which is currently being conducted online in the midst of a hybrid makes the use self-regulated learning different from when the learning system and midterm exams are conducted offline on campus. The difference in the current system will certainly affect the self-regulated learning of students. From this, students will have different experiences when they will undergo self-regulated learning as preparation for the midterm exam. This experience will be explored more deeply in this study by using qualitative methods and phenomenological approaches that will describe more deeply what is experienced with 2 students as research informants while undergoing self-regulated learning midterm examonline. From the results of the study, it was found that there was use of study time, learning motivation, learning strategies and feelings of anxiety and difficulty from the experiences of the subjects when doing self-regulated learning in order to face the midterm exams.
Kesepian dan Kecenderungan Nomophobia pada Mahasiswa Andreas Corsini Widya Nugraha; Rijal Abdillah; Riyanti Oktavianingsih
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 21 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.31 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7302355

Abstract

The inability of individuals to manage themselves in using smartphones can have a negative impact, one of which is smartphone dependence. Nomophobia is the fear and anxiety of not being able to use a cell phone or smartphone or its features that are often experienced by young people. Individuals who have a tendency to nomophobia feel discomfort, anxiety, nervousness, or feel sad when they lose contact with their smartphone. Excessive smartphone use can lead to loneliness, as well as a source of loneliness itself. This study aims to determine the relationship between loneliness and the tendency of nomophobia in students at Bhayangkara University, Greater Jakarta. The researcher uses a quantitative method with a correlational approach, namely the Pearson correlation technique, and uses 266 student subjects. The results showed that there was a positive relationship between loneliness and the tendency of nomophobia with the value of the correlation coefficient (0.344), which means that the higher the loneliness, the higher the tendency for nomophobia. Keywords : Loneliness, Nomophobia