Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KERAGAMAN JENIS IKAN HIAS DAN KONDISI PERAIRAN DI KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT SUNGAI MEMPAWAH-SUNGAI DURI, KALIMANTAN BARAT Muhamad Yamin Paada; Tuti Kadarini; Rendy Ginanjar; Ofri Johan; Mochamad Zamroni; Siti Zuhriyah; Idil Ardi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.16.4.2021.245-253

Abstract

Perairan rawa gambut menyimpan potensi ikan hias yang unik dengan keragaman jenis yang berbeda dibanding ikan yang hidup di perairan air tawar lainnya. Karena terbiasa hidup pada kondisi fisik kimia air yang tidak biasa, menyebabkan banyak jenis ikan hias dari perairan rawa gambut belum dapat dipijahkan dan masih mengandalkan penangkapan dari alam. Di sisi lain, kelestarian beberapa jenis ikan hias rawa gambut menjadi terancam karena banyak yang dikonversi seperti Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Mempawah-Sungai Duri di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan hias dan karakteristik habitat di KHG Sungai Mempawah-Sungai Duri, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Informasi yang didapat akan menjadi dasar untuk melakukan rekayasa lingkungan dalam adaptasi dan domestikasi ikan dari perairan lahan gambut. Penelitian dilakukan pada saluran irigasi buatan yang terdapat di lahan perkebunan sawit di daerah Sebukit dan Sawit. Penangkapan dilakukan menggunakan jaring, pancing, bubu, dan seser yang diberi umpan pakan pelet. Namun hanya seser dan bubu yang menghasilkan tangkapan ikan. Dari hasil uji coba penangkapan dan penjeratan diperoleh ikan hias di antaranya Puntius rhomboocellatus, Rasbora trilineata, Desmopuntius johorensis (Duncker, 1904), Rasbora dorsiocellata, sepat (Trichogaster sp.), dan Rasbora cephalotaenia. Karakteristik perairan di wilayah tersebut di antaranya kecepatan aliran sangat lambat (tergenang), pH asam (pH 3-4), kelarutan oksigen sedang (2-3 mg/L), dan berwarna merah hitam seperti teh dengan kecerahan sekitar 20 cm. Di bagian pinggir perairan terdapat rumput-rumputan yang hidup menjorok ke perairan dan menjadi habitat ikan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa keragaman ikan di daerah ini cukup rendah dan didominasi Puntius rhomboocellatus dan Rasbora cephalotaenia.Peat swamp waters (black water) usually have diverse, unique, and attractive fish species, which often have the potential as ornamental fish. However, due to the uniqueness and adaptation to the water quality condition, black water fishes’ culture, and breeding technology have not yet been fully understood, resulting in reliance on wild capture. On the other side, many of the peat swamp areas were converted to palm plantations such as Peatland Hydrology Unitary (KHG) Mempawah River-Duri River, West Kalimantan. This study aimed to build a biodiversity inventory of ornamental fish species and their habitat characteristics in the peat waters of Peatland Hydrological Unit (KHG) of Mempawah River-Duri River, West Kalimantan. The information obtained serves as baseline information for environmental engineering to adapt and domesticate ornamental black water fishes. The study was conducted in two irrigation channels located on oil palm plantations of the Sebukit and Anjongan-Sawit. These locations are on peat swamps areas and were once a habitat for different black water fishes. The fish samples were caught by hand net, cast net, angler, trap using artificial bait or pellet. Only the hand net and fish trap were successful in capturing the fish. The fish caught included Puntius rhombocellatus, Rasbora trilineata, Desmopuntius johorensis (Duncker, 1904), Rasbora dorsiocellata, Trichogaster sp., and Rasbora cephalotaenia. The water condition of the locations was characterized by very slow-moving water mass (<1 m/minute), acidic (pH 3-4), moderate dissolved oxygen (2-3 mg/L), and typical black water brightness (± 20 cm). Overgrown bushes and grasses along the channels are the natural habitats of these species. This study concludes that the diversity of fish in this area is relatively low and dominated by P. rhomboocellatus and R. cephalotaenia.
Pembentukan mother plant Bacopa australis secara In-vitro dan aklimatisasi dalam aquascape air tawar Media Fitri Isma Nugraha; Rossa Yunita; Endang Gati Lestari; Idil Ardi
Media Akuakultur Vol 12, No 2 (2017): (Desember, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.926 KB) | DOI: 10.15578/ma.12.2.2017.85-94

Abstract

Tanaman air adalah bagian penting dari ekosistem air tawar. Salah satu spesies yang terkenal adalah Bacopa australis. Hobiis aquascape saat ini memiliki ketertarikan tinggi terhadap tanaman air dengan kualitas yang bagus dari setiap spesiesnya. Metode perbanyakan tanaman air tanpa tanah, lahan pertanian dan air perlu dilakukan untuk memenuhi keinginan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula media kultur jaringan dan zat pengatur tumbuh yang tepat untuk multiplikasi dalam perakitan mother plant (tanaman induk) Bacopa australis, serta mendapatkan media terbaik untuk aklimatisasi. Media yang digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS) A padat dengan perbedaan konsentrasi zat pengatur tumbuh. Perlakuan uji dalam kombinasi zat pengatur tumbuh (a) 0,50 mg/L BAP + 0,50 mg/L kinetin; (b) 0,50 mg/L BAP; dan (c) 0,50 mg/L 2,4-D. Aklimatisasi tanaman induk dilakukan pada berbagai media antara lain 1) pasir silika + pupuk aqua soil amazonia, 2). pasir malang + pupuk aqua soil amazonia, 3) pasir silika + pupuk cair; 4) pasir malang + pupuk. Hasil yang diperoleh, yaitu formula media kultur terbaik untuk multiplikasi tunas tanaman B. australis secara in-vitro adalah media MS (A) yang diperkaya dengan 0,5 mg/L BAP + 0,5 mg/L kinetin, sedangkan aklimatisasi terbaik pada media pasir malang + pupuk aqua soil amazonia.Water plant is an important part of freshwater ecosystems. One of the famous species is Bacopa australis. Today, many aquascape hobbyists have a high interest in aquatic plant species that have good aesthetic appearances. To answer this challenge, a new method in-vitro propagation of aquatic plants, planted without soil, agricultural land and water was conducted. The aim of this research was to find the best growth regulator hormon formula and aclimatisation medium, in creating the mother plant Bacopa australis. The medium used was MS (Murashige and Skoog, 1974) with different growth regulator hormon, i.e: (a) 0.50 mg L-1 BAP + 0.50 mg L-1 kinetin, (b) 0.50 mg L-1 BAP, (c) 0.50 mg L-1 2.4-D. The aclimatisation of the mother plant candidates used four treatments, i.e: (1) silica sand + aqua soil amazonia fertilizer, (2) malang sand + aqua soil amazonia fertilizer, (3) silica sand + liquid fertilizer, (4) malang sand + liquid fertilizer. The results showed that the best formula for in-vitro multiplication mother plant of Bacopa australis was MS medium with 0.5 mg/L BAP + 0.5 mg/L kinetin (treatment A). The best medium aclimatisation was malang sand + aqua soil amazonia fertilizer medium.