Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Study of aquatic plants and ecological- physics Tempe Lake, Sulawesi Selatan Media Fitri Isma Nugraha; Atriyon Julzarika; Alias Radjamuddin; Reflinur Reflinur; Rossa Yunita; Wening Enggarini; Hessy Novita
Torani Journal of Fisheries and Marine Science VOLUME 2 NOMOR 2, JUNI 2019
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.153 KB) | DOI: 10.35911/torani.v2i2.7060

Abstract

Aquatic plants are an indicator of the fertility of an aquatic region. The waters of Lake Tempe are the largest waters of the lake area in South Sulawesi. Lake Tempe is located in the western part of Wajo District, precisely in Tempe District, about 7 km from Sengkang City towards the banks of the Walanae River in southern Sulawesi. The area is about 13,000 ha with a maximum depth of 5.5 m and can reach more than 30,000 ha during floods, and during the dry season, the inundation area reaches only 1,000 ha with a maximum depth of 1 m, located above the continental and Australian and Asian plates. This lake is one of the tectonic lakes in Indonesia. Every year silting the lake occurs. The Tempe hydro vegetation and eco-physical research were carried out in October 2017. The purpose of this study was to record aquatic plant species that live in Tempe Lake and observe ecological changes and physical properties of Lake Tempe. Aquatic plants are expected to be able to filter lake water. The results obtained are physical conditions of sharp-smelling water, unpleasant taste, dark brown, and cloudy color. Chemical indicators of NH3-N waters (0.2976-0.0634), PO4-P (0.0172-0.0844) NO2-N (undetectable), NO3-N (1.7131-1.9335), Sulphate (27.761900 - 37.047620), DO (6.88-7.18) and pH (7.88-8.02). There are 14 species of aquatic plants found in these waters. The most dominant species is water hyacinth. In the case of Tempe lake water vegetation results in siltation of the lake area.Keywords: Aquatic plant, Biodiversity, Species, Tempe lake,
COPEPODA: SUMBU KELANGSUNGAN BIOTA AKUATIK DAN KONTRIBUSINYA UNTUK AKUAKULTUR Media Fitri Isma Nugraha; Intanurfemi Bacandra Hismayasari
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3045.826 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.13-20

Abstract

Ulasan ini mencoba memperkenalkan dan manfaat jasad renik copepoda untuk domain manusia. Perannya sebagai basal kehidupan akuatik dan taksa vertebrata lainnya sering dilupakan, pada ulasan ini pula akan mengenalkan jasanya pada akuakultur. Copepoda digolongkan dalam Phylum Crustacean, yang berukuran sangat kecil sekitar 60-200 μm. Copepoda menghuni hampir setiap lapisan perairan dari permukaan sampai dasar lautan. Jasad renik ini dijadikan sebagai indikator kesuburan perairan, juga sebagai konsumen tingkat pertama yang memberikan gizi berupa EPA dan DHA pada setiap jenis biota perairan. Sejarah manusia pertama kali mengenal copepoda pasca kesuksesan ekspedisi Challenger 1872-1876. Kepedulian kita dalam mengenal spesies ini berarti telah membantu dalam mewujudkan keseimbangan ekosistem. Atas dasar kepedulian dan untuk keseimbangan alam dan lingkungan, maka multi institusional yang bergerak dalam domain akuakultur telah mengoleksi dan mengembangbiakkan satu sub spesies dari copepoda ini di dalam sebuah bak terkontrol, dan dijadikan sebagai sumber pakan alami larva kultivan.
Pembentukan mother plant Bacopa australis secara In-vitro dan aklimatisasi dalam aquascape air tawar Media Fitri Isma Nugraha; Rossa Yunita; Endang Gati Lestari; Idil Ardi
Media Akuakultur Vol 12, No 2 (2017): (Desember, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.926 KB) | DOI: 10.15578/ma.12.2.2017.85-94

Abstract

Tanaman air adalah bagian penting dari ekosistem air tawar. Salah satu spesies yang terkenal adalah Bacopa australis. Hobiis aquascape saat ini memiliki ketertarikan tinggi terhadap tanaman air dengan kualitas yang bagus dari setiap spesiesnya. Metode perbanyakan tanaman air tanpa tanah, lahan pertanian dan air perlu dilakukan untuk memenuhi keinginan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula media kultur jaringan dan zat pengatur tumbuh yang tepat untuk multiplikasi dalam perakitan mother plant (tanaman induk) Bacopa australis, serta mendapatkan media terbaik untuk aklimatisasi. Media yang digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS) A padat dengan perbedaan konsentrasi zat pengatur tumbuh. Perlakuan uji dalam kombinasi zat pengatur tumbuh (a) 0,50 mg/L BAP + 0,50 mg/L kinetin; (b) 0,50 mg/L BAP; dan (c) 0,50 mg/L 2,4-D. Aklimatisasi tanaman induk dilakukan pada berbagai media antara lain 1) pasir silika + pupuk aqua soil amazonia, 2). pasir malang + pupuk aqua soil amazonia, 3) pasir silika + pupuk cair; 4) pasir malang + pupuk. Hasil yang diperoleh, yaitu formula media kultur terbaik untuk multiplikasi tunas tanaman B. australis secara in-vitro adalah media MS (A) yang diperkaya dengan 0,5 mg/L BAP + 0,5 mg/L kinetin, sedangkan aklimatisasi terbaik pada media pasir malang + pupuk aqua soil amazonia.Water plant is an important part of freshwater ecosystems. One of the famous species is Bacopa australis. Today, many aquascape hobbyists have a high interest in aquatic plant species that have good aesthetic appearances. To answer this challenge, a new method in-vitro propagation of aquatic plants, planted without soil, agricultural land and water was conducted. The aim of this research was to find the best growth regulator hormon formula and aclimatisation medium, in creating the mother plant Bacopa australis. The medium used was MS (Murashige and Skoog, 1974) with different growth regulator hormon, i.e: (a) 0.50 mg L-1 BAP + 0.50 mg L-1 kinetin, (b) 0.50 mg L-1 BAP, (c) 0.50 mg L-1 2.4-D. The aclimatisation of the mother plant candidates used four treatments, i.e: (1) silica sand + aqua soil amazonia fertilizer, (2) malang sand + aqua soil amazonia fertilizer, (3) silica sand + liquid fertilizer, (4) malang sand + liquid fertilizer. The results showed that the best formula for in-vitro multiplication mother plant of Bacopa australis was MS medium with 0.5 mg/L BAP + 0.5 mg/L kinetin (treatment A). The best medium aclimatisation was malang sand + aqua soil amazonia fertilizer medium.