Asep Sopian
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RESISTENSI UDANG GALAH KETURUNAN PERTAMA TERHADAP INFEKSI Vibrio harveyi Ikhsan Khasani; Alimuddin Alimuddin; Muhammad Zairin Junior; Angela Mariana Lusiastuti; Asep Sopian
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.527 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.251-260

Abstract

Kematian massal udang galah karena infeksi penyakit merupakan masalah serius pada sistem produksi benih udang galah. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan resistensi benih udang galah terhadap penyakit vibriosis menggunakan metode seleksi. Larva udang galah GIMacro diinfeksi dengan bakteri patogen Vibrio harveyi untuk mendapatkan populasi benih bertahan hidup, survivor, sebagai pembentuk induk F-0, selanjutnya disebut induk terseleksi. Sub populasi larva dari populasi tersebut tidak diinfeksi dan dipelihara hingga induk sebagai populasi kontrol. Pembentukan populasi F-1 dilakukan dengan mengawinkan antar induk F-0 terseleksi. Infeksi bakteri dilakukan terhadap larva (umur 7-9 hari pascatetas) dengan metode perendaman selama 48 jam, dengan kepadatan awal bakteri V. harveyi sebesar 5 x 105 cfu/mL. Sintasan rata-rata larva dari 24 induk betina adalah sebesar 45,92%-78,50%; dengan koefisien variasi relatif tinggi, sebesar 43%, sehingga seleksi pada karakter tersebut potensial untuk dilakukan. Respons seleksi setelah satu generasi sebesar 10,4% atau peningkatan resistensi sebesar 14,8% dibandingkan kontrol. Sintasan benih F-1 (40,04±11,9%) seleksi pada fase pembenihan standar produksi relatif lebih tinggi dibandingkan benih kontrol (38,04±15,7%). Sintasan benih pada fase pendederan juga demikian, yaitu 78,0±1,7% (F-1) dan 70±4,0% (kontrol). Bobot rata-rata benih udang galah F-1 (23,73±5,40 mg) tidak berbeda nyata dengan benih kontrol (23,40±9,50 mg). Sebagai kesimpulan bahwa peningkatan resistensi udang galah terhadap infeksi penyakit vibriosis dapat dilakukan melalui seleksi berbasis uji tantang.
PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man) PADA PENDEDERAN BERBASIS SISTEM HETEROTROF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA Ikhsan Khasani; Asep Sopian
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.842 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.3.2013.373-382

Abstract

Strategi untuk meningkatkan produksi udang galah dapat ditempuh melalui penyediaan benih unggul dalam jumlah memadai dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komponen teknologi pendederan udang galah yang lebih produktif. Teknologi bioflok pada sistem pendederan udang galah, dengan titik berat pada optimasi peran bakteri heterotrof untuk pengendalian senyawa toksik limbah budidaya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas melalui peningkatan padat tebar dan sintasan benih. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga tingkat kepadatan benih dan satu kontrol, yang terdiri dari: A) kepadatan 1 ekor/L, tanpa sistem heterotrof (TSH); B) kepadatan 1 ekor/L dengan sistem heterotrof (SH); C) 2 ekor/L dengan SH; D) 3 ekor/L dengan SH, masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Sistem heterotrof dijalankan dengan menambahkan molase sebagai sumber karbon dan bakteri Bacillus sp. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar dan sistem pengelolaan air memberikan pengaruh nyata (P<0,05) baik terhadap sintasan maupun pertumbuhan benih. Nilai sintasan akhir benih yang diperoleh yaitu 63,3±13,6%; 78,0±22,0%; 88,7±8,1%; dan 89,6±3,7%, berturut-turut untuk perlakuan A, B, C, dan D. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan teknologi bioflok pendederan udang galah dapat dilakukan tanpa pergantian air dengan kepadatan hingga 3 ekor/L.