This Author published in this journals
All Journal Sawerigading
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMERIAN SEMANTIK KATA KERJA “MENGAMBIL” DALAM BAHASA TORAJA NFN Hastianah
SAWERIGADING Vol 16, No 1 (2010): Sawerigading, Edisi April 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/sawer.v16i1.295

Abstract

This writing discusses lexem stating the sense of take word take in Toraja language. Those lexemes use analysis the any theory of lexical sense component. Found  seven of senses medium, they  are: (1) take by searching, (2) take little by little, (3) take by withdrawing the object, (4) take something on, (5) take by fingers, (6) take quickly and (7) take by using hands. Those  express nine teen lexemes stating the  language sense  of the word take in Toraja language.   Abstrak Tulisan ini membahas leksem yang menyatakan makna mengambil dalam bahasa Toraja. Leksem-leksem tersebut menggunakan teori  analisis komponen makna leksikal. Ada tujuh medan makna yang menjadi keluaran dari kajian singkat ini, yaitu 1) ambil dengan cara menelusuri, (2) ambil dengan cara sedikit demi sedikit, (3) ambil dengan cara menarik sasaran, (4) ambil sesuatu di atas, (5) ambil dengan jari-jari, (6) ambil dengan cepat, dan (7) ambil dengan kedua tangan sekaligus. Ketujuh medan makna tersebut mengungkap sembilan belas leksem yang menyatakan makna mengambil dalam bahasa Toraja.  Kata kunci:
ANALISIS WACANA DALAM SINRILIK KAPPALAK TALLUMBATUA NFN Hastianah
SAWERIGADING Vol 18, No 1 (2012): Sawerigading, Edisi April 2012
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.012 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v18i1.363

Abstract

Discourse is the most complete set of language, in the other words, in the grammatical hierarchy; it is the highest and the largest unit. Meanwhile, discourse is realized in complete form of essay in paragraphs, sentences, or words that carry complete messa,ge like novels, books, and encyclopedias. This is a descriptive writing. Its aim is to describe the kind of discourse cohesion devices and elements that form the unity of Sinrilik Kappalak Tallumbatua discourse.. The result shows some grammatical cohetion e.g. reference, substitution, deletion, and conjuction. Abstrak Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, atau dalam hierarki gramatikal merupakan satuan tertinggi atau terbesar. Adapun wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dalam paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap misalnya, novel, buku, dan ensiklopedia. Tulisan ini bersifat deskriptif. Tujuannya untuk mendeskripsikan jenis alat wacana kohesi serta unsur-unsurnya yang membangun keutuhan wacana Sinrilik Kappalak Tallumbatua.. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kohesi yaitu penunjukan, penggantian, pelesapan, dan perangkaian.
POLA BUNYI DALAM SANGKAKRUPA KELONG MANGKASSARAK NFN Hastianah
SAWERIGADING Vol 17, No 1 (2011): Sawerigading, Edisi April 2011
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.321 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v17i1.345

Abstract

This writing discusses sound pattern and kinds of sound in sangkakrupa kelong Mangkasara. Languagesound pattern is the way in which an author delivers his idea using beautiful and harmonic language, and cancreate meaning and atmosphere that can touch intelectual and emotion quotient of the reader. This analysis canbe done using ddescriptive method by applying library research. Sangkakrupa kelong has sound pattern namely:1) asonant, 2) consonant, 3) aliteration, 4) Rhytm. In this case, the author tries to attract the reader to itsesthetic form, beautiful language. Thus, using stylistic analysis, sound pattern found in Makassar uncover theidea and beautify esthetic value of sangkakrupa kelong Makassar. AbstrakTulisan ini mengkaji tentang pola bunyi dan jenis-jenis bunyi dalam sangkakrupa kelongMangkasara Pola bunyi bahasa merupakan cara seseorang pengarang menyampaikangagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis, serta mampumenuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca..Kajian ini dilakukan dengan metode deskriptif, dengan teknik kajian pustaka. Sangkakrupakelong memiliki pola bunyi yaitu: 1) asonansi, 2) konsonansi, 3) aliterasi, 4) irama. Hal ini,pengarang berusaha menarik perhatian pembaca kepada bentuk estetisnya, bahasa yang indah.Demikian pula dalam pola bunyi bahasa Makassar akan ditemukan dengan kajian stilistikayang mengungkap gagasan dan menambah nilai estetis dalam sangkakrupa kelong Makassar.
INTERFERENSI BAHASA INDONESIA-BAHASA MAKASSAR PADA KOMUNITAS PAGANDENG KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA NFN Hastianah
SAWERIGADING Vol 19, No 2 (2013): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2013
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.764 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v19i2.429

Abstract

The writing intends to discover Indonesian language interference to Makassarese language of pagandeng community in Pallangga, Gowa Regency through sociolinguistic. It uses descriptive qualitative method concerning on sociolinguistic paradigm. Collecting data is done using tapping, observing, interviewing, recording, and noting technique. Based on analysis, language usage of pagandeng community is characterized by interference, whether phonology, morphology, syntax, or semantic. The form of phonological interference is done by adjusting Makassere language sounds, such as (1) addition especially on final syllable sound and (2) omission. Phonological interference is phonemic change, phonemic addition, and phonemic omission. Morphological interference, the use of particle or clitic -mi, -pi, -ji on some words in Indonesian language and combined with Makassarese language. The use of clitic -mi, -pi,-ji in Indonesian language called interference since the clitic is not in Indonesian, only in Makassarese language. Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui interferensi bahasa Indonesia ke bahasa Makassar pada komunitas pagandeng yang terdapat di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, melalui tinjauan sosiolinguistik. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penerapan paradigma sosiolinguistik. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sadap, simak (observasi) cakap (wawancara), rekam dan catat. Berdasarkan hasil kajian ditemukan pemakaian bahasa oleh komunitas pagandeng ditandai oleh adanya interferensi, baik interferensi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Bentuk interferensi fonologi dilakukan dengan proses penggunaan kata melalui penyesuaian bunyi-bunyi dalam bahasa Makassar, seperti (1) penambahan terutama pada bunyi suku kata akhir dan (2)penghilangan. Interferensi fonologi yang terjadi berupa perubahan fonem, penambahan fonem, dan pengurangan fonem. Interferensi morfologi, yakni adanya penggunaan partikel atau klitik-klitik -mi, -pi, -ji pada beberapa kata dalam berbahasa Indonesia dan menggabungkannya dalam bahasa Makassar. Penggunaan klitik -mi, -pi,-ji dalam kata bahasa Indonesia dikatakan interferensi karena klitik tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia hanya ada di dalam bahasa Makassar.