Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengetahuan Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Terhadap Penderita Gangguan Jiwa (Knowledge of Mental Disorders and Family Attitudes Towards People with Mental Disorders) Asri Rahmawati; Arena Lestari; Manzahri Manzahri; Sudaryono Sudaryono
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46815/jkanwvol8.v9i2.101

Abstract

AbstractMental health is one of the significant health problems in the world, including Indonesia. Mental disorders that occur in Indonesia are caused by a variety of biological, psychological and social factors with diversity of population, so the number of cases of mental disorders continues to increase which has an impact on increasing the country's burden and decreasing human productivity for the long term. The prevalence of mental emotional disorders indicated by symptoms of depression and anxiety for ages 15 and older reaches 14 million people or 6% of the total population of Indonesia. The problem in this study was the increasing number of ODGJ in the Sukadamai Natar Puskesmas area. The purpose of this study was to find out the relationship between knowledge about mental disorders and family attitudes towards members suffering from mental disorders. This study is quantitative research with the Cross Sectinal approach design uses primary data with family subjects with mental disorders. The population of 38 patients with mental disorders. Sampling technique with non probability sampling with total population. Data analysis using Chi square test. Were 68.4% with good knowledge and 57.9% were positive. Bivariate analysis has a relationship between knowledge with attitude (p value 0.015 value OR 8.143). Efforts to increase knowledge to the community about mental disorders through counseling, both to family members, who experience mental disorders or even special groups and activities, community based work units. AbstrakKesehatan jiwa menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk  Indonesia. Gangguan  jiwa yang terjadi di Indonesia di sebabkan  berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktifitas manusia untuk jangka panjang. Prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatnya jumlah ODGJ di wilayah Puskesmas Sukadamai Natar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang gangguan jiwa dengan sikap keluarga terhadap anggota yang menderita gangguan jiwa. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectinal menggunakan data primer dengan subyek keluarga penderita gangguan jiwa. Jumlah populasi 38 penderita dengan gangguan jiwa. Tehnik pengambilan sampel dengan non probability sampling dengan total populasi. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan terdapat 68,4% keluarga dengan pengetahuan baik dan 57,9% bersikap positif, analisis bivariat ada hubungan antara pengetahuan dan sikap (p value 0,015 nilai OR 8,143. Saran: upaya peningkatan pengetahuan kepada masyarakat tentang gangguan jiwa melalui penyuluhan langsung kepada anggota keluarga yang mengalami ganguan jiwa ataupun melalui kelompok-kelompok khusus dan kegiatan UKBM. 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRESS PERAWAT Asri Rahmawati; Diny Vellyana
HealthCare Nursing Journal Vol. 4 No. 2 (2022): HealthCare Nursing Journal
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.666 KB) | DOI: 10.35568/healthcare.v4i2.2294

Abstract

Perawat adalah salah satu petugas kesehatan yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap proses keperawatan pasien di Rumah Sakit ataupun pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan pasien dengan tingkat ketergantungan tertinggi yaitu pada unit intensive care dan high care unit. Tingginya kegiatan asuhan keperawatan pasien menjadi salah satu beban kerja perawat. Beban kerja perawat yang tinggi memiliki dampak resiko bagi perawat. Seperti RS. Mitra Husada yang memiliki ICU dan terdapat 18 jumlah bed pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan tingakat stres perawat. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil uji statistik Chi Square menunjukan nilai p-value 0,016 yang berarti bahwa ada hubungan beban kerja dengan tingkat stress perawat di Ruang ICU dan Stroke Corner Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2021. Penelitian ini dapat menjadi gambaran nyata tentang hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat, sehingga perawat dapat mengantisipasi stres kerja dengan cara mempersiapkan fisik dan mental, mengikuti pelatihan dan pengembangan keahlian, juga membentuk lingkungan sosial yang sehat antara sesama perawat untuk menghindari beban kerja berlebih yang dapat mengakibatkan stres kerja.
SOSIAL EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN MENIKAH USIA DINI PADA REMAJA PUTERI DI WILAYAH KANTOR URUSAN AGAMA PAGELARAN Asri Rahmawati; Mutahit Mutahit; Nur Hasanah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v12i1.1923

Abstract

Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang sangat penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial, biologis, psikologis maupun ekonomi. Sayangnya tidak semua orang bisa memahami hakekat dan tujuan dari sebuah perkawinan yang seutuhnya yaitu mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam berumah tangga. Hal ini dikarenakan usia perkawinan yang masih terlalu muda dan dapat mengakibatkan meningkatnya kasus penceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan pernikahan usia dini pada remaja putri di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pagelaran tahun 2022 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross sectional dan uji statistik menggunakan uji Chi-Square. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 113 orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan Consecutive sampling. Instrumen pengambilan data dengan menggunakan kuisioner tentang status ekonomi dan kuisioner usia pernikahan.. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan status sosial ekonomi dengan pernikahan usia dini pada remaja putri di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pagelaran tahun 2022 ditunjukan dengan nilai p = 0,003. Sarannya kepada Kantor Urusan Agama dan tenaga Kesehatan diharapkan agar lebih memperbanyak lagi sosialisasi tentang bahaya atau resiko pernikahan usia muda.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN ASUPAN MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS GISTING Desi Kurniawati; M. Valid Aziz Aptaduri; Asri Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v12i1.1922

Abstract

Perkembangan anak yang baik memerlukan stimulasi yang baik dari orangtua Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita sangat mempengaruhi keadaan gizi balita tersebut karena ibu adalah seorang yang paling besar keterikatannya terhadap anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dan asupan makan balita dengan status gizi balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja puskesmas gisting. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang ada di wilayah kerja puskesmas gisting dengan jumlah sampel penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu sebanyak 52 orang, alat pengumpul data menggunakan lembar kuesioner dan di analisis menggunakan chi square. Hasil uji chi square yang menunjukan terdapat ada hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dan aupan makan balita dengan status gizi balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja puskesmas gisting tahun 2022 dengan p-value = 0,000. Sebagai institusi pemberi pelayanan kesehatan hendaknya semakin meningkatkan promosi program edukasi sehingga dapat bermanfaat untuk mengingatkan fungsi dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan premier dalam tindakan preventif terjadinya kasus gizi pada usia 12-24 bulan.
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GANGGUAN JIWA DENGAN PENYULUHAN PADA KELUARGA Asri Rahmawati; Pira Prahmawati
Bagimu Negeri Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v6i2.1859

Abstract

Pengabdian kepada Masyarkat ini merupakan salah satu bentuk tugas utama dosen diperguruan tinggi dengan cara memberikan ilmu pengetahuan keterampilan kepada keluarga masyarakat yang memiliki anggota keluarga gangguan jiwa, tentang konsep gangguan jiwa, bagaimana keluarga melakukan perwatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, berguna dalam mencegah kekambuhan gangguan jiwa, karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, hidup dalam satu rumah dan orang yang banyak waktu luang dalam mendampingi pasien gangguan jiwa. Pelaksanaan kegiatan ini diselesaikan dengan 3 tahap kegiatan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi, Kegiatan perencanaan dilakukan dengan cara survey yaitu dengan cara melakukan perijinan di puskesmas Sumber Sari Bantul yang menaungi pasien, dan melihat kondisi di lapangan mengenai kondisi pasien.. Pelaksanaan dilakukan dengan cara pengkajian, serta tindakan penyuluhan dan demonstrasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa yang meliputi aspek kognitif, efektif dan psikomotor . Evaluasi kegiatan ini dilakukan dengan cara menanyakan kembali kepada keluarga terhadap apa yang sudah disampaikan serta meminta kembali keluarga untuk mensimulasikan perawatan yang sudah diajarkan. .Hasil dalam kegiatan penyuluhan ini keluarga mampu memahami tentang konsep gangguan jiwa, mengetahui factor penyebab kekambuhan, serta mampu mendemostrasikan perawatan pada pasien gangguan jiwa.. Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu memotivasi, mampu menambah wawasan keluarga dalam aspek kognitif, serta mampu mendemonstrasikan apa yang diajarkan penyuluh sehingga keluarga mampu menerapkan pada anggota keluarga yang gangguan jiwa sehingga kekambuhan dapat diperlambat
SOSIALISASI ZUNG – SELF ANXIETY RATING SCALE Asri Rahmawati; Diny Vellyana
Bagimu Negeri Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v6i1.1722

Abstract

Sebanyak 510 Kabupaten dan Kota yang terdampak kasus Covid – 19 ini, selain berfokus pada proses peningkatan status kesehatan pasien yang terkonfirmasi penanganan kasus Covid – 19 di daerah kabupaten Pringsewu sendiri sangat membutuhkan perhatian khusus bagi seluruh tenaga kesehatan termasuk perawat. Perawat yang berkerja dalam penanganan pasien Covid – 19 ini tersebar pada beberapa rumah sakit rujukan pasien Covid – 19. Rumah sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung terpilih menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid – 19 dan memiliki ruangan secara khusus bagi pasien dengan Covid – 19. Kondisi penanganan pasien Covid – 19 memiliki penatalaksanaan tersendiri sehingga membuat perawat harus berkerja lebih banyak baik secara waktu dan tekhnisnya. Perawat adalah salah satu petugas kesehatan yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap proses keperawatan pasien di Rumah Sakit ataupun pelayanan kesehatan lainnya. Proses asuhan keperawatan tersebut bergantung pada kondisi kesehatan pasien, hal ini berarti bahwa asuhan keperawatan pasien berpaku pada tingkat ketergantungan pasien. Dalam kasus Covid – 19 perawat harus menjalani proses serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien dimulai dari kewajiban menggunakan seragam atau pakaian khusus hasmat hingga proses perawatan yang spesifik dibandingkan dengan pasien – pasien dengan kasus lain. Seiring dengan meningkatnya jam kerja perawat dalam merawat pasien yang terinfeksi Covid – 19 membuat perawat memiliki peluang untuk tertular dan terinfeksi jauh lebih rentan dibandingkan dengan orang lain. Kondisi tersebut membuat perawat memiliki rasa cemas akan terinfeksi oleh Pasien Covid – 19 selama memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan