Pertunjukan Tubuh Ketiga oleh Teater Garasi Yogyakarta dipentaskan di Yogyakarta dan Jakarta, Indonesia. Pertunjukan Tubuh Ketiga diproses melalui riset di Indramayu, Jawa Barat. Pada Tubuh Ketiga memuat proses interkultural antara modern-tradisi, lokal-global, hingga sakral profan. Kajian interkultural berkaitan fenomena sosial-budaya juga ekonomi yang menimbulkan masalah sosial di dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur teater dan hubungan pertunjukan Tubuh Ketiga karya sutradara Yudi Ahmad Tajudin Teater Garasi Yogyakarta dengan kondisi sosial masyarakatnya. Pertunjukan Tubuh Ketiga merupakan bentuk interkultur yang ada dalam masyarakat berwujud karya seni yang bersifat elaborasi tanpa menggerus sosial yang ada dalam masyarakatnya. Pertunjukan Tubuh Ketiga sebagai metafora yang menangkap fenomena sosial masyarakat Indramayu yang saling menguatkan dan menjaga keberadaannya. Hanya, kajian interkultural belum dapat menganalisis kontribusi ekonomi dari buruh migran, petani, buruh industry, hingga pekerja kreatif atau pekerja bebas terhadap penguatan Tarling-Dangdut sebagai produk interkultural.Interculturalism in Theater Performance of Tubuh Ketiga Directed by Yudi Ahmad Tajudin & Teater Garasi, YogyakartaThe Third Body performance by Teater Garasi Yogyakarta was staged in Yogyakarta and Jakarta, Indonesia. The Third Body performance was processed through research in Indramayu, West Java. The Third Body contains intercultural processes between modern and tradition, local and global, to the profane sacred. Intercultural studies are related to socio-cultural and economic phenomena that cause social problems in society. This study aims to analyze the elements of theater and the relationship between the performance of the Third Body by director Yudi Ahmad Tajudin Teater Garasi Yogyakarta and its community's social conditions. Third Body performance is a form of intercultural that exists in society in the form of works of art that are elaborations without eroding the social that exists in the community. The Third Body performance as a metaphor that captures the social phenomenon of the Indramayu community that strengthens each other and maintains their existence. However, intercultural studies have not been able to analyze the economic contribution of migrant workers, farmers, industrial workers, creative workers, or free workers to the strengthening of Tarling-Dangdut as an intercultural product.