Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI BENGKEL PT. XYZ BRANCH OFFICE MALANG Saifuddin, Muhammad Hendy; Sugiono, Sugiono; Yuniarti, Rahmi
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.542 KB)

Abstract

Abstrak Divisi Bengkel PT. XYZ mengalami potensi risiko operasional karena terdapat kondisi ketidakpatuhan terhadap SOP perihal sistem inspeksi dan evaluasi setiap proses bisnis. Audit internal hanya pernah dilakukan pada 19 Oktober 2011. Salah satu masalah yang dialami adalah unit return karena kelalaian operasional. Identifikasi risiko operasional dilakukan dengan metode Risk Breakdown Structure (RBS) dilanjutkan analisis risiko dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Risiko kritis dianalisis dengan metode Fault Tree Analysis (FTA). Tahap terakhir adalah risk response planning. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 indikator risiko operasional yang 5 diantaranya merupakan risiko kritis. Basic event dari indikator pengelolaan kinerja bengkel adalah tidak ada inspeksi lapangan, tidak ada evaluasi prosedur terhadap SOP, tidak menangani customer complain handling, tidak memantau unit return, hanya fokus pada target finansial, tidak ada evaluasi hasil self assessment 2011, tidak melakukan evaluasi bulanan, dan tidak ada pencatatan failure. Basic event indikator customer relation adalah waktu aktual tidak sesuai PKB, pembuatan form equipment master tanpa konfirmasi, sosialisasi booking service tidak optimal, dan tidak ada laporan follow up. Basic event indikator pengecekan mobil adalah tidak rutin melakukan tes jalan, tidak ada tindakan cross check, PKB tidak detail, dan kesalahan diagnosis. Basic event indikator pengelolaan mekanik adalah tidak teliti dalam melakukan final check, tidak melakukan final check, tidak mencatat unit return, set waktu lebih lama dari estimasi SA, membiarkan mekanik tidur pada jam kerja, tidak melakukan self assessment mekanik, tidak mencatat failures mekanik, job control board digunakan sebagai manual scheduling board, penugasan mekanik hanya berdasarkan yang menganggur, dan penjadwalan tidak melalui database. Basic event indikator servis antara lain tidak menggunakan APD, tidur di jam kerja, waktu pekerjaan melebihi set waktu, kesalahan pengerjaan, tidak melakukan pengecekan diluar PKB, peralatan kotor, dan tempat kerja kotor. Kepala Bengkel diharapkan dapat membagi tugas Kepala Regu menjadi Kepala Area Servis, Kepala Penjadwalan, dan Workshop Supervisor sebagai pengawas kepatuhan. Kata kunci: Risk Breakdwon Structure (RBS), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fault Tree Analysis (FTA), Risk Response Planning