Pendahuluan : Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Jombang pada tahun 2012 penyakit DM mendudukiperingkat 8 dan di tahun 2013 menduduki peringkat 6. Hal ini menunjukkan penyakit DM terus meningkat. Banyak orang melihat terdiagnosa diabetes sebagai pernyataan nasib buruk, hukuman, dan mengalami ketakutan jika tidak dapat mengendalikan hidupnya .Bila keadaan ini tidak terselesaikan, makadapat mengakibatkan stres yang dapat mempengaruhi gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stress dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang . Metode : Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita DM di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang bulan Januari 2015 sebanyak 224 orang. Besar sampel sebanyak 45 orang dan teknik sampling yang digunakanadalah Accidental Sampling.Variabel yang diteliti adalah tingkat stress menggunakan kuesioner DASS 42 dan kadar gula darah menggunakan glucotest merk Accu Check Aktive. Data dianalisis dengan ujistatistik Spearman Rho dengan nilai kemaknaan < 0,05. Hasil : Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (55,6%) responden mengalami stress berat, hamper setengah (48,9%) responden kadar gula darahnya buruk. Hasil uji Spearman Rho didapatkan nilai ?=0,001, hal ini menunjukkan bahwa nilai 0,001<0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara tingkat stress dengan kadar gula darah pada penderita DM di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang dengan nilai korelasi 0,477 kategori sedang. Pembahasan : Peningkatan kadar gula darah salah satunya disebabkan oleh stres. Diharapkan stres yang terjadi pada penderita DM harus dijadikan sebagai sesuatu yang positif, bahwa masalah dapat dicarikan penyelesaiannya. Kata kunci : Stres, Kadar Gula Darah, Diabetes Mellitus (DM)