Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Myocardial stunning Maria Lousiana; Miftah Irramah
Majalah Kedokteran Andalas Vol 40, No 2 (2017): Published in September 2017
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v40.i2.p100-110.2017

Abstract

Myocardial stunning adalah penurunan fungsi miokardium pada periode iskemia dan reperfusi. Iskemia dapat menyebabkan perubahan di dalam struktur miosit yang berusaha mengembalikan aliran darah normal. Salah satu teori yaitu teori “Calcium Overload” dapat memperjelas penyebab myocardial stunning. Teori ini menjelaskan gangguan homeostasis kalsium miosit karena latihan dalam waktu lama dapat menyebabkan disfungsi kontraktil miokardium. Myocardial stunning juga dapat terjadi akibat penurunan Ca2+ transient  intraseluler bebas selama denyutan, penurunan kekuatan maksimal Ca2+ yang diaktifkan, atau pergeseran sensitivitas miofilamen Ca2+. Perubahan histologis ini disebabkan karena reperfusi setelah periode waktu iskemia yang lebih lama. Cedera terjadi jika sejumlah besar Ca2+ masuk pada saat reperfusi, pengurangan Ca2+ akan menurunkan myocardial stunning dengan mengurangi kekuatan pendorong untuk masuknya Ca2+, sehingga bisa mengurangi cedera irreversibel yang terjadi setelah periode iskemia lebih lama. Reperfusi setelah iskemia miokard pada durasi singkat tidak menyebabkan nekrosis, tetapi menyebabkan disfungsi kontraktilitas berkepanjangan. Fenomena ini, yang kemudian dikenal sebagai myocardial stunning yang secara klinis tampak lamban.
Hubungan Durasi Penggunaan Gagdet, Kelainan Refraksi Dengan Kelelahan Mata Selama Pembelajaran Daring Di SD Strada Bhakti Wiyata I Maria Gabriella; Maria Lousiana; Anna Rejeki Simbolon
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14 (2023): Nomor Khusus April 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v14i0.3297

Abstract

Kelelahan mata merupakan gejala yang timbul akibat kerja yang berlebih dari otot-otot mata terutama saat melihat objek dari jarak dekat dalam waktu yang lama. Penggunaan gadget yang meningkat selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 dapat menimbulkan kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan gadget, kelainan refraksi dengan kelelahan mata selama pembelajaran daring di SD Strada Bhakti Wiyata I. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel secara total sampling sebanyak 80 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki durasi penggunaan gadget > 4 jam dalam sehari yaitu sebanyak 65% (52 orang), responden yang memiliki kelainan refraksi sebanyak 26,3% (21 orang), dan mengalami kelelahan mata sebanyak 61,3% (49 orang). Analisis bivariat Kendal tau B menunjukkan terdapat hubungan antara durasi penggunaan gadget dengan kelelahan mata (p-value = 0,000), terdapat hubungan antara kelainan refraksi dengan kelelahan mata (p-value = 0,002). Guru dan orang tua perlu bekerjasama dalam mengontrol penggunaan gadget baik di sekolah maupun di rumah sehingga dapat meminimalkan terjadinya kelelahan mata.Kata kunci: durasi penggunaan gadget; kelainan refraksi; kelelahan mata
Screening Dini Siswa Siswi Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Johar Baru Enna Rossalina; Theresia Budi Lestari; Sondang Sondang; Catharina Dwiana; Kristina Lisum; Maria Lousiana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Saga Komunitas Vol. 2 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Saga Komunitas
Publisher : Sagamedia Indo Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/jpmsk.v2i4.142

Abstract

Latar Belakang: Anak sekolah merupakan asset negara yang harus di perhatikan, karena itu penting dilakukan pemeriksaan kesehatanan atau screening secara berkala, berdasarkan riskesda 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 49,6% anak usia 10 – 14 tahun dan 35,4% anak usia 15 – 19 tahun beraktifikas fisik kurang, bermasalah gigi dan mulut, bermasalah status gizi, mengalami anemia, berat badan kurang, mengalami gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Tindakan pemeriksaan dini atau screening secara berkala. Dimana Screening adalah salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa – siswi yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin serta tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik dalam hal ini kegiatan ini melibatkan Puskesmas yang bekerjasama dengan UKS disetiap sekolah. Tujuan: Tujuan dari kegiatan ini adalah Mendapatkan informasi Kesehatan mengenai antropometri (berat badan, tinggi badan, adanya anemia), kesehatan mata, ketajaman pendengaran, kebersihan diri (rambut, kuku, pakaian, bau badan), kesehatan gigi dan mulut  kesehatan mata, ketajaman penglihatan, fungsi pendengaran, kebersihan diri yang ditinjau dari kebersihan kuku, rambut, mulut dan gigi pada peserta didik di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru. Metode: Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 – 6 Maret 2023. Responden pada kegiatan ini adalah murid murid kelas 1 sampai kelas 6 pada sekolah negeri dibawah binaan Puskesmas Johar Baru II.  Pada kegiatan ini terdapat 5 bagian/meja yaitu kegiatan ini adalah melakukan pemeriksaan akan kebersihan diri, Kesehatan gigi dan mulut, ketajaman penglihatan, ketajaman pendengaran, pemeriksaan antropometri. Hasil: Hasil dari kegiatan screening dengan responden awal adalah 1767 responden, yang hadir ada 1572 responden, yang tidak hadir 195 responden. Jenis kelamin 812 responden laki – laki, 760 responden Perempuan. Yang mengalami kerusakan gigi ada 863 responden, tidak ada yang mengalami gangguan pendengaran, 242 responden mengalami gejala anemia, 527 responden bermasalah dengan kebersihan diri, 224 responden mengalami gangguan penglihatan, 433 responden mengalami resiko masalah tinggi badan dan 530 responden mengalami resiko masalah berat badan. Kesimpulan: Dari kegiatan screening ini didapatkan informasi Kesehatan mengenai antropometri, kesehatan mata, ketajaman pendengaran, kebersihan diri, kesehatan gigi dan mulut  kesehatan mata, ketajaman penglihatan, fungsi pendengaran, dan kebersihan diri secara lengkap.