Theresia Martina Marwanti
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial

MODAL SOSIAL KOMUNITAS ADAT BANCEUY DI DESA SANCA KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG Theresia Martina Marwanti; Enung Huripah
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 11 No 1 (2012): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v11i1.6

Abstract

AbstractTraditional communities, particularly indigenous people tend to have a better social capital than modern society. Similarly with indigenous people of  Banceuy which own a very closely tie among the community members  that unite by the values of custom/culture makes indigenous people members  increasingly have a close bond of responsibility and have a sense of belonging  in their life. This study wants to understand the social capital which the indigenous people of Banceuy. Research methods used a qualitative-descriptive approach. The determination of informants conducting by purposive sampling. Data collection techniques using in-depth interviews, participant observation, focus group discussions and study documentation. The results of the study, indigenous people of Banceuy is a community which still adhere to values, norms, customs, and beliefs that are believed able to balance the life. Basically, that is, the norms that organize the relationships between each other and related with religion. In terms of belief, indigenous people of Banceuy are very well with anyone, so open especially with people in the community. Network with outsider of the indigenous people, are also established well and  respect one another.  AbstrakMasyarakat tradisional, khususnya komunitas adat  cenderung memiliki modal sosial yang lebih baik dari masyarakat yang modern. Begitu pula halnya dengan komunitas adat Banceuy memiliki ikatan diantara anggota komunitas sangat erat, yang disatukan dengan nilai-nilai adat/budaya menjadikan warga komunitas adat semakin memiliki ikatan yang erat untuk bertanggungjawab dan mempunyai rasa saling memiliki (sense of belonging) di dalam kehidupannya. Penelitian ini ingin memahami modal sosial yang dimiliki komunitas adat Banceuy. Metode peneilitian ini menggunakan pendekatan deskiptif kualitatif. Data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Penentuan informan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, FGD dan studi dokumentasi. Hasil penelitian, komunitas adat Banceuy adalah sebuah komunitas yang masih memegang teguh nilai, norma, adat, dan kepercayaan yang diyakini dapat menyeimbangkan kehidupannya. Pada dasarnya norma yang mengatur hubungan dengan sesama dan yang berkaitan dengan keagamaan. Dalam hal kepercayaan, masyarakat komunitas adat Banceuy dengan siapapun sangat baik, terbuka apalagi dengan orang-orang di lingkungan masyarakat ada. Jaringan dengan orang diluar lingkungan komunitas adat, juga terjalin dengan baik dan saling menghormati.
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM UPACARA ADAT “SEREN TAUN” (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI DESA SIRNA RESMI, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT) Theresia Martina Marwanti; Nurani Kusnadi
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 12 No 2 (2013): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v12i2.24

Abstract

Abstract Traditional ceremony is a symbol of the presence of close relationship between human and the creator. Maintaining harmony with the creator and all of his creation is always present in their life principles.   One of the traditional ceremonies found in Sunda community generally, and especially in Sinar Resmi community is Seren Taun.   This research is aimed to gain detail comprehension about ''Why women's participation in the implementation of Seren Taun Traditional Ceremony is needed?'' The method used qualitative explorative approach. Research data is primary and secondary data. Informant determination through purposive sampling. Data collection technique used in-depth interview, participative observation, Focus Group Discussion (FGD) and documentation study. In processing and analyzing data, researcher used interpretation by using ethic and emic view. The result of the research showed that the women's participation is very significant in the implementation of Seren Taun traditional ceremony. the participation is more in the form of physical exertion and not material. supporting factor of participation of women in the Seren Taun is their obedience against the law or obligation based on principle of reciprocity.  Keywords: traditional ceremony, participation, women Abstrak Upacara adat merupakan simbol adanya hubungan yang erat antara manusia dengan penciptanya. Menjaga keharmonisan hidup dengan pencipta dan segala hasil ciptaannya selalu ada dalam prinsip hidupnya. Salah satu upacara adat yang dapat ditemukan pada masyarakat adat Sunda pada umumnya, dan masyarakat adat Sinar Resmi pada khususnya adalah upacara seren taun. Penelitian ini ingin mendapatkan pemahaman yang lengkap “Mengapa partisipasi perempuan dalam pelaksanaan upacara adat seren taun sangat diperlukan?” Metode peneilitian ini menggunakan pendekatan eksploratif kualitatif. Data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Penentuan informan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, FGD dan studi dokumentasi. Dalam mengolah dan menganalis data, peneliti  menggunakan teknik interpretasi dengan menggunakan pandangan etik dan pandangan emik. Hasil penelitian menunjukkan ternyata partisipasi perempuan sangat signifikan dalam pelaksanaan upacara seren taun.  Partisipasinya lebih berupa tenaga fisik dan bukan materi. Faktor pendorong partisipasi perempuan dalam upacara seren taun adalah ketaatan mereka terhadap hukum atau kewajiban yang didasarkan pada asas principle of reciprocity (prinsip timbal balik).  Kata kunci: upacara adat, partisipasi, perempuan
KETAHANAN SOSIAL DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL KOMUNITAS ADAT KAMPUNG PULO DI KABUPATEN GARUT Theresia Martina Marwanti
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 16 No 2 (2017): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v16i2.113

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial