Yuni Ulfiyati
Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banyuwangi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI HIDROGRAF ALIRAN DENGAN AGIEL NN PADA SUNGAI-SUNGAI BESAR KABUPATEN BANYUWANGI Zulis Erwanto; Yuni Ulfiyati
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 16 No 1 (2016): March
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.896 KB)

Abstract

Pola persebaran curah hujan di Kabupaten Banyuwangi tidak merata serta sebaran stasiun hujan terlalu berimpit, tidak merata dan acak yang menyebabkan data-data curah hujannya tidak konsisten dan realibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hidrograf aliran dengan Agiel NN pada sungai-sungai besar Kabupaten Banyuwangi. Input berupa data curah hujan sedangkan outputnya berupa data debit model ANN dengan dibandingkan debit AWLR. Maksud evaluasi hidrograf aliran tersebut adalah untuk memvalidasi debit observasi dan debit hasil output pemodelan ANN, dengan melihat nilai kriteria NASH, MSE, RMSE, dan MAE. Sungai-sungai yang akan distudi adalah sungai-sungai besar di Kabupaten Banyuwangi antara lain sungai Bomo Atas, Bomo Bawah, Jambewangi, Jolondoro, Karangdoro, Keradenan, dan Tambong. Metode analisis yang digunakan adalah Backpropagation dengan bantuan program Agiel NN. Pemodelan training hujan aliran dengan simulasi single layer yang terbaik adalah pada Sungai Bomo Atas dengan MAE yang terkecil yaitu sebesar 0,06, MSE sebesar 0,53, RMSE sebesar 4,44 jika dibandingkan hasil validasi pemodelan pada sungai-sungai yang lain. Pada simulasi multi layer menunjukkan hasil validasi pemodelan yang terbaik pada Sungai Keradenan dan Sungai Tambong. Sungai Keradenan memiliki nilai MAE sebesar 0,17, MSE sebesar 0,55 dan nilai korelasi R sebesar 0,34. Sedangkan pada Sungai Tambong memiliki nilai RMSE sebesar 2,32, MAE sebesar 0,42, MSE sebesar 1,39. Perlu adanya kajian dan penelitian lebih lanjut tentang pola persebaran dan pemetaan lokasi stasiun hujan agar bisa mewakili data pengukuran debit AWLR yang ada pada setiap daerah aliran sungai-sungai besar di Kabupaten Banyuwangi sebagai tindak lanjut untuk menanggulangi dampak bencana banjir di musim penghujan dan pengelolaan sumber daya air.
EVALUASI DATABASE SUMBER DAYA AIR MENGGUNAKAN METODE KAGAN PADA SUNGAI-SUNGAI BESAR KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Zulis Erwanto; Yuni Ulfiyati; Dadang Dwi P; Siti Hadiyati
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 16 No 3 (2016): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.339 KB)

Abstract

Persebaran stasiun hujan di Kabupaten Banyuwangi tidak merata dan terlalu berhimpit sehingga perlu adanya rasionalisasi untuk merencanakan pola penyebaran dan kerapatan stasiun hujan pada beberapa DAS di Banyuwangi yang paling berpengaruh dalam perkembangan potensi di Kabupaten Banyuwangi. DAS yang di studi antara lain DAS Bomo, Kalibaru, Kalisetail, dan Tambong. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi persebaran stasiun hujan melalui rasionalisasi metode Kagan pada daerah aliran sungai-sungai besar Kabupaten Banyuwangi. Evaluasi rasionalisasi metode Kagan dengan data koordinat stasiun hujan dan data curah hujan harian dari beberapa tahun dengan bantuan program ArcView GIS, dan AutoCAD. Selain itu dalam menginput ke dalam sistem informasi geografis diperlukan analisis debit andalan untuk keperluan irigasi dan kebutuhan air bersih pada masing-masing DAS besar di Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan analisis rasionalisasi stasiun hujan dengan Metode Kagan pada masing-masing DAS diambil derajat kepercayaan di bawah 5% sehingga pada DAS Bomo tingkat kesalahan perataan (Z1) = 0,70%, kesalahan interpolasi (Z2) = 0,97% dengan jumlah penakar hujan 8 buah dengan jarak L = 4,46 Km, dengan pergeseran 4 stasiun hujan dan 4 penambahan stasiun hujan baru, serta kesalahan relatif kala ulang 10 tahun diperoleh 23,152%. DAS Kalibaru Z1 = 0,54%, Z2 = 2,32% dengan jumlah penakar hujan 14 buah dengan L = 7,07 Km, dengan pergeseran 10 stasiun hujan dan 4 penambahan stasiun hujan baru serta kesalahan relatif 0,236%. DAS Kalisetail Z1 = 0.30%, Z2 = 1,99% dengan jumlah penakar hujan 23 buah dengan L = 3,95 Km, dengan pergeseran 8 stasiun hujan dan 15 penambahan stasiun hujan baru serta kesalahan relatif 5,707%. Kemudian DAS Tambong Z1 = 1,28%, Z2 = 4,90% dengan jumlah penakar hujan 10 buah dengan L = 4,60 Km, dengan pergeseran 6 stasiun hujan dan 4 penambahan stasiun hujan baru serta kesalahan relatif 7,446%. Hasil neraca supply dan demand pada masing-masing DAS besar di Kabupaten Banyuwangi terjadi defisit air saat musin kemarau pada masing-masing sungai besar di Kabupaten Banyuwangi. Pada DAS Bomo terjadi defisit air sebesar 2,37 m3/dt, DAS Tambong defisit air sebesar 3,9 m3/dt, DAS Kalibaru defisit air sebesar 1,18 m3/dt, dan DAS Kalisetail defisit air sebesar 22,06 m3/dt. Direkomendasikan perlu adanya penambahan ataupun pergeseran letak stasiun hujan sesuai dengan koordinat simpul pada pola jaring-jaring Kagan dan adanya suatu pengelolaan sumber daya air berupa perencanaan embung atau waduk di masing-masing DAS besar Kabupaten Banyuwangi untuk menanggulangi kekurangan air bersih di Kabupaten Banyuwangi.