Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perbandingan Persentase Lemak Tubuh Sebelum dan Setelah Melakukan Senam Zumba pada Wanita Dewasa Tendean, Brigitta A.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Sapulete, Ivonny M.
e-Biomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i2.22110

Abstract

Abstract: Physical activity is a body movement produced by skeletal muscles which requires energy. Lack of physical activity has a negative impact, one of which is an increase in body fat percentage above the normal threshold or often associated with obesity. Zumba is one of the popular aerobic exercises in the form of dancing. This study was aimed to compare the percentage of body fat before and after undertaking Zumba exercise in adult woman. This was an experimental field study with the one group pretest-posttest design. Samples were obtained by using total sampling technique. Zumba exercise was undertaken for 4 weeks, 3 times a week for 60 minutes. The percentage of body fat was measured by using an instrument based on Bioelectrical Impedance Analysis. Data were analyzed with the Wilcoxon Signed Rank test. The results showed that l6 subjects were involved in this study. The mean percentage of body fat percentage before Zumba exercise was 39.300% (SD±8.1041) meanwhile the mean percentage of body fat percentage after Zumba exercise was 39.031% (SD±7.9232). The statistical analysis to compare the body fat percentage before and after doing Zumba exercise obtained a P value of 0.065. Conclusion: There was no significant difference in body fat percentage before and after undertaking 4-week Zumba exercise among adult females.Keywords: body fat percentage, Zumba exercise Abstrak: Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang memer-lukan energi. Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga memiliki dampak negatif, salah satunya peningkatan persentase lemak tubuh di atas ambang normal atau obesitas. Olahraga yang sedang popular belakangan ini ialah senam Zumba, yaitu latihan aerobik dalam bentuk tarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persentase lemak tubuh sebelum dan setelah melakukan senam zumba pada wanita dewasa. Jenis penelitian ialah eksperimental lapangan dengan desain one group pretest-posttest. Teknik sampling yang digunakan ialah total sampling. Senam Zumba dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu yang berdurasi 60 menit. Persentase lemak tubuh diukur menggunakan alat berbasis bioelectrical impedance analysis. Data penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian mendapatkan 16 subjek. Rerata persentase lemak tubuh sebelum senam Zumba yaitu 39,300% (SD±8,1041). Rerata persentase lemak tubuh setelah senam Zumba yaitu 39,031% (SD±7,9232). Hasil uji perbandingan persentase lemak tubuh sebelum dan setelah melakukan senam zumba menunjukkan nilai P=0,065. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna dari persentase lemak tubuh sebelum dan setelah melakukan senam zumba selama 4 minggu pada wanita dewasa.Kata kunci: persentase lemak tubuh, senam Zumba
Hubungan kadar natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Polii, Rivanli; Engka, Joice N.A.; Sapulete, Ivonny M.
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14862

Abstract

Abstract: Sodium is an extracellular fluid cation which is the highest in amount, 35-40% sodium (Na) is found in the body skeleton. The function of sodium is the regulation of fluid volume, the regulation of fluid balance, the regulation of osmolarity, and the regulation of blood pressure. Blood pressure is the force that is needed to keep the blood flowing inside the blood vessel and circulates to reach all the tissues in human body. Blood pressure consists of two components, the systolic pressure and diastolic pressure. According to the study conducted by Riset Kesehatan Dasar on 2007, it was found that the Natuna Islands (coastal areas) has the highest prevalence of hypertension, which is 53,3%, while the highlands of Jayawijaya has the lowest prevalence of hypertension, which is 6,8%. The North Bolaang Mongondow regency, especially West Bolangitang district is an area which is conditioned around the coastal areas. Adolescents, according to WHO, are those aged 12-24 years old. This was an analytical descriptive research is conducted with a cross sectional study design. Afterward, the collected datas are processed using the help of SPSS software. The population is all of the students in SMAN 1 Bolangitang Barat, North Bolaang Mongondow regency and the samples were collected with purposive sampling technique. The results showed that the number of respondents who follow the research were 60 students, consisting 16 boy and 44 girl by spearman’s correlation statistical test.This study shows no correlation between the levels of sodium and blood pressure on adolescents in West Bolangitang district North Bolaang Mongondow regency. Conclusion: there is no correlation between the levels of sodium and blood pressure on adolescents in West Bolangitang district, North Bolaang Mongondow regency. Keywords: sodium, blood pressure, adolescent Abstrak: Natrium ialah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel , 35-40% natrium (Na) ada didalam kerangka tubuh. Fungsi natrium untuk mengatur volume cairan, mengatur keseimbangan cairan, mengatur osmolaritas, dan mengatur tekanan darah. Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah terdiri atas 2 bagian tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Berdasarkan data yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 didapatakan bahwa prevalensi hipertensi tertinggi di Kepulauan Natuna (wilayah pantai) sebanyak 53,3 % sedangkan prevalensi hipertensi terendah di pegunungan jayawijaya sebanyak 6,8%. Kabupaten Bolaang mongondow utara khususnya Kecamatan Bolangitang Barat merupakan suatu wilayah yang terletak disekitaran pesisir pantai, Remaja menurut WHO adalah mereka yang berumur 12-24 tahun. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Data diolah dengan menggunakan program SPSS. Populasi ialah semua siswa/i SMAN 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan sampel diambil dengan cara purposive sampling. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Kata kunci: natrium, tekanan darah, remaja
KAJIAN TERHADAP KADAR IMUNOGLOBULIN A (IgA) SERUM YANG DIINDUKSI OLAHRAGA PADA PAGI HARI Penelitian pada Rattus novergicus (Sprague Dawley) Sapulete, Ivonny M.
eBiomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.2.2015.8388

Abstract

Abstract: Immunoglobulin A (IgA) is a glycoprotein molecule which is produced by plasma cells. It functions as an antibody and the first line defender towards assorted pathogens that get into the body. Physical exercise is influenced by circardian rhythm. This circardian rhythm causes physiological changes in the body including the immune system. Doing physical exercise in the morning decreases the level of IgA serum due to the increase of cortisol hormone. IgA secretion is influenced by physical exercise which depends on the intensity, time of duration, and type of physical exercise. The physical exercise of medium intensity increases glutamine production due to glutaminase enzyme causing proliferation of T and B lymphocytes. These B lymphocytes secrete IgA resulting in the increase of immune system. However, the physical exercise of heavy intensity degrades the production of glutamine, therefore, lymphocyte proliferation decreases resulting in the decrease of IgA secretion. This decrease of IgA secretion is caused by the existence of stress, cortisol hormone, and oxidative stress. Conclusion: Regular physical exercise of medium intensity can prevent the decrease of IgA serum level in Rattus Novergicus (Sprague Dawley) rats in the morning.Keywords: physical exercise, IgAAbstrak: Imunoglobulin A (IgA) adalah molekul glikoprotein yang dihasilkan oleh sel plasma yang berfungsi sebagai antibodi dan garis pertahanan pertama terhadap berbagai macam patogen yang masuk ke dalam tubuh. Olahraga dipengaruhi oleh irama sirkardian. Irama sirkardian ini menyebabkan perubahan dalam tubuh termasuk sistem kekebalan. Olahraga pada pagi hari menurunkan kadar IgA serum karena adanya peningkatan hormon korisol. Sekresi IgA dipengaruhi oleh olahraga yang tergantung dari intensitas, durasi dan jenis olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kadar IgA setelah olahraga intensitas sedang dan berat. Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan pre post control group design. Sampel yang digunakan ialah 15 ekor Rattus novergicus (Sprague Dawley) berjenis kelamin jantan, usia 12 minggu, dan berat badan 200-300g. Sampel dibagi atas 3 kelompok: kelompok kontrol (K1), kelompok olahraga intensitas sedang (K2), dan kelompok olahraga intensitas berat (K3). Hasil penelitian memperlihatkan selisih kadar IgA (%) setelah olahraga terbesar pada K1 (-15,8±6,3), diikuti oleh K3 (-12,5±18,7), dan K2 (-2,2±26,2). Simpulan: Olahraga teratur intensitas sedang dapat mengurangi penurunan kadar IgA serum tikus Rattus novergicus (Sprague Dawley) pada pagi hari.Kata kunci: olahraga, IgA
Pengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado Ramadhani, Amelia; Sapulete, Ivonny M.; Pangemanan, Damajanty H. C.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10844

Abstract

Abstract: Elderly is individuals over 60 years old. Aging in the elderly is a physiological process. Increased blood sugar levels are common among the elderly due to aging and can be prevented by exercising regularly. Elderly gymnastic is a light exercise that can easily be done and not burdensome which applicable to the elderly. The purpose of this study was to determine the effect of elderly gymnastic on blood sugar levels in elderly. This research is an experimental design of the field with one group pre-post test. Respondents are elderly who are living in BPLU Senja Cerah Manado. Blood sampling was done before and after treatment is given. Eighteen respondents were given preferential treatment in the form of elderly gymnastic routine three times a week for eight weeks. The results were tested with Wilcoxon test to determine the effect of elderly gymnastic on fasting glucose levels in elderly before and after treatment. The result showed that average fasting glucose levels was 101.6 mg/dL and average fasting glucose after treatment was 122,6 mg/dL. There is an effect of elderly gymnastic on blood sugar levels by an increase on blood sugar levels in elderly.Keywords: elderly, exercise, elderly gymnastic, blood sugarAbstrak: Lansia adalah seseorang dengan usia diatas 60 tahun. Pada lansia terjadi proses penuaan yang merupakan proses fisiologis. Peningkatan kadar gula darah yang umum dialami lansia akibat proses penuaan dapat dicegah dengan berolahraga secara teratur. Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan yang dapat diterapkan pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah lansia. Penelitian bersifat eksperimental lapangan dengan rancangan pre-post one group test. Responden merupakan lansia di BPLU Senja Cerah Manado. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Responden berjumlah 18 orang dan diberikan perlakuan berupa senam lansia secara rutin tiga kali dalam satu minggu selama delapan minggu. Hasil penelitian diuji dengan uji Wilcoxon yang digunakan untuk menentukan pengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah puasa, sebelum dan sesudah perlakukan. Hasil menunjukkan bahwa rerata kadar gula darah puasa sebelum senam lansia adalah 101,6 mg/dL dan kadar gula darah puasa setelah senam lansia adalah 122,6 mg/dL. Ada pengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah berupa peningkatan kadar gula darah pada lansia.Kata kunci: lansia, olahraga, senam lansia, gula darah
Pengaruh senam lansia terhadap kadar kolesterol total pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado Mamitoho, Rando F.; Sapulete, Ivonny M.; Pangemanan, Damajanty H. C.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10845

Abstract

Abstract: Many changes occur in the elderly include changes in body composition, muscle, bones and joints, cardiovascular system, respiratory and cognition. One of the efforts to maintain, improve health and physical fitness for the elderly is to exercise. The aim of this research is to know the effect of the elderly gymnastics on the levels of total cholesterol in elderly at BPLU Senja Cerah Manado. This research is experimental study with one group pre-post test design. The research respondents are 18 elderly people in BPLU Senja Cerah Manado. Cholesterol levels are measured before the first gymnastics session and after final gymnastics session. Respondents do gymnastics three times a week for eight weeks. The research results is analyzed by Wilcoxon test using a computer program. The result of the research shows that the mean level of cholesterol before first elderly gymnastics 222,17 mg/dL and after final elderly gymnastics 231,50 mg/dL. There is no significant effect on respondents total cholesterol after doing elderly gymnastics for three times a week for eight weeks.Keywords: elderly, cholesterol, elderly gymnasticAbstrak: Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di antaranya perubahan komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi dan kognisi. Salah satu upaya untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani bagi lansia adalah dengan melakukan olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap kadar kolesterol total pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan pre-post one group test. Responden merupakan lansia di BPLU Senja Cerah Manado yang berjumlah 18 orang. Kadar kolesterol diukur sebelum senam pertama dan sesudah senam terakhir. Responden melakukan senam tiga kali dalam seminggu selama delapan minggu. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon menggunakan program komputer. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil yang menunjukan bahwa rerata kadar kolesterol sebelum senam lansia pertama adalah 222,17 mg/dL dan kadar kolesterol sesudah senam lansia terakhir adalah 231,50 mg/dL. Tidak ada pengaruh yang bermakna terhadap kolesterol total responden setelah melakukan senam lansia selama tiga kali dalam seminggu selama delapan minggu.Kata Kunci: lansia, kolesterol, senam lansia
Perbandingan kadar HbA1C pada pasien DM Tipe 2 dengan frekuensi senam prolanis satu kali per minggu dan tiga kali per minggu Tompira, Brigitha M.; Marunduh, Sylvia R.; Sapulete, Ivonny M.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.11698

Abstract

Abstract: World-wide diabetes prevalence has been rapidly increasing in the last two decades and according to the International Federations Projects, it will reach 438 million people by 2030. HbA1c examination is a standard for measuring the long-term glycemic value in diabetic patients. A case control study shows that structured exercise is effective in lowering the HbA1c level. Prolanis is a program in Indonesia focused on managing patients with hypertension and diabetes. One of the programs that Prolanis offers is doing physical exercise for 60 minutes per week. However, American Diabetes Association stated that diabetic patients should perform at least 150 minutes of physical exercise per week. This study aimed to obtain the effect of PROLANIS exercise frequency on HbA1c. This was a field experimental study with a pre post test control group design. Data were statistically analyzed by using the T-Independent and T-dependent tests with a standard error of 5%. There were 30 respondents divided into 2 groups: Prolanis exercise 3 times a week and once a week. The levels of HbA1c was measured before and after 4 weeks of Prolanis exercise. After the 4-weeks exercise the HbA1c levels of the once a week group rose by 0.13%. Meanwhile, the 3 times per week group displayed a decreased HbA1c level by 0.04%. There was a significant difference in HbA1c level before and after 4 weeks of Prolanis exercise between both groups (p = 0.032). Conclusion: Among diabetic patients, the 3 times of Prolanis exercise per week regimen was more effective in lowering the HbA1c levels than the 1 time of PROLANIS exercise per week regimen. Keyword: HbA1c, type 2 diabetes melitus, prolanis Abstrak: Prevalensi diabetes di seluruh dunia telah meningkat jauh selama dua dekade terakhir dan menurut International Federation Projects pada tahun 2030 akan mencapai 438 juta orang. Pemeriksaan HbA1c merupakan standard dalam pemeriksaan kadar gula darah jangka panjang pada penyandang diabetes. Suatu penelitian kasus kontrol menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat menurunkan kadar HbA1c. Prolanis adalah sebuah program dari Indonesia yang difokuskan terhadap pasien dengan hipertensi dan diabetes melitus. Salah satu program yang ditawarkan ialah senam 60 menit setiap minggu. American Diabetes Association menyatakan bahwa sekurang-kurangnya pasien diabetes harus latihan fisik selama 150 menit setiap minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari frekuensi senam terhadap kadar HbA1c. Jenis penelitian ini ialah eksperimental lapangan dengan rancangan pre post test control group design. Analisis statistic dilakukan dengan uji T tidak berpasangan dan T berpasangan (taraf kesalahan 5%). Senam dilakukan oleh 30 responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok 1 kali per minggu dan kelompok 3 kali per minggu. Pengukuran kadar HbA1c dilakukan sebelum dan setelah senam Prolanis selama 4 minggu. Setelah senam, rerata kadar HbA1c kelompok 1 kali/minggu mengalami peningkatan sebesar 0,13% sedangkan kelompok 3 kali/minggu mengalami penurunan sebesar 0,04%. Terdapat perbedaan bermakna antara selisih kadar HbA1c sebelum dan sesudah 4 minggu senam Prolanis kedua kelompok (p = 0,032). Simpulan: Senam Prolanis 3 kali/minggu lebih efektif dalam menurunkan kadar HbA1c daripada senam Prolanis 1 kali/minggu.Kata kunci: HbA1c, diabetes melitus tipe 2, prolanis
PENGARUH PAJANAN BISING TERHADAP PENDENGARAN DAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA GAME CENTER DI KOTA MANADO Pangemanan, Damajanty H.C.; Engka, Joice N.A.; Sapulete, Ivonny M.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 4, No 3 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.3.2012.1220

Abstract

Abstract. This study aimed to disclose the influence of noise on hearing and the correlation of noise on blood pressure in people who worked in game centers in Manado. This was an observational study using a cross sectional design. The data were obtained by measuring the noise level in three game centers in Manado, measuring the respondent’s hearing and blood pressure, and using questionnaires. Data were taken from three game centers in Manado. Data were obtained through questionnaires and the measurement of a minimal hearing level of noise, and blood pressure.  The number of samples were 25 people who worked in the game centers. Data were analyzed by using the Anova test with a significance level of p<0, for finding out the correlation between noise and blood pressure.The result showed that there were hearing disturbances in 60% of respondents who worked 7-8 hours/day, and in 100% of respondents who worked >8 hours/day. There was no significant correlation value beetween noise and blood pressure. Conclusion: Noise could cause hearing disturbances; however there was no correlation between noise and blood pressure among game center workers in Manado. Keywords: noise, blood pressure, deafness.     Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh adanya kebisingan pada pendengaran dan tekanan darah pada para pekerja game center di kota Manado. Penelitian ini merupakan suatu studi observasional potong lintang. Data didapatkan dengan cara mengukur tingkat kebisingan pada tiga game center di kota Manado, pengukuran nilai ambang pendengaran dan tekanan darah, serta dengan menggunakan kuesioner.Data diambil dari 3 game center di Kota Manado. Data didapatkan melalui kuesioner dan pengukuran tingkat kebisingan, nilai ambang pendengaran, dan tekanan darah. Jumlah sampel yaitu 25 orang yang berkerja di game center. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Anova, dengan tingkat kemaknaan P <0,1, untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan adanya gangguan pendengaran pada 60% responden yang bekerja 7-8 jam/hari, dan pada 100% responden yang bekerja >8 jam/hari. Tidak ada nilai korelasi bermakna antara kebisingan dan tekanan darah. Simpulan: Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, tetapi tidak ditemukan korelasi antara kebisingan dan tekanan darah pada pekerja game center di kotaManado.. Kata kunci: kebisingan, tekanan darah, ketulian.
Pengaruh Olahraga Terhadap Coronavirus Disease 2019 Apituley, Tracy L. D; Pangemanan, Damajanty H. C.; Sapulete, Ivonny M.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 1 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.1.2021.31752

Abstract

Abstract: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a disease that attacks the respiratory tract. COVID-19 is caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 cases in the world and Indonesia continue to increase, and people are urged to do activities at home. COVID-19 caused a decrease in physical activity in society which can cause people to spend more time on cell phones, have irregular sleep patterns, and gain weight. Lack of physical activity has an impact on decreasing immune system, making it susceptible to infection with COVID-19. Research shows that exercise can reduce the risk of disease. This literature review aims to determine the effect of exercise on the 2019 coronavirus disease. The research method used is in the form of a literature review with data searches using three databases, which is Pubmed, Google Scholar, and ClinicalKey. The keywords used were Sport OR Physical Activity OR Exercise AND COVID-19 OR Coronavirus 2019. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, there were 12 journal article reviews that would be reviewed. The results showed exercise can improve the immune system, metabolic health, mental health, muscle strength and cardiovascular function. The benefits of exercise are obtained if you do moderate intensity exercise regularly. In general, the recommended sports are aerobic and anaerobic exercises that can be done at home. In conclusion, exercise has a good effect on COVID-19.Keywords: Sports, Coronavirus disease 2019 (COVID-19)  Abstrak: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan. COVID-19 disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Kasus COVID-19 di dunia dan Indonesia terus meningkat sehingga dihimbaukan kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah saja. COVID-19 mengakibatkan penurunan aktivitas fisik pada masyarakat yang dapat menyebabkan lebih banyak menghabiskan waktu di handphone, memiliki pola tidur tidak teratur, dan terjadi peningkatan berat badan. Kurang melakukan aktivitas fisik berdampak terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terinfeksi COVID-19. Penelitian-penelitian menunjukkan olahraga mampu menurunkan risiko penyakit. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh olahraga terhadap coronavirus disease 2019. Metode penelitian yang digunakan dalam bentuk literature review dengan pencarian data menggunakan tiga database yaitu Pubmed, Google Scholar, dan ClinicalKey. Kata kunci yang digunakan yaitu Sport OR Physical Activity OR Exercise AND COVID-19 OR Coronavirus 2019. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 12 jurnal article review yang akan dilakukan review. Hasil dari literature review didapatkan olahraga mampu meningkatkan sistem imunitas, kesehatan metabolik, kesehatan mental, kekuatan otot dan fungsi kardiovaskular. Manfaat olahraga diperoleh jika melakukan olahraga intensitas sedang dengan teratur. Secara umum olahraga yang disarankan yaitu olahraga aerobik dan anaerobik yang dapat dilakukan dirumah. Sebagai simpulan, olahraga memberi pengaruh yang baik terhadap COVID-19.Kata Kunci: Olahraga, Coronavirus disease 2019 (COVID-19)
Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut dengan Tekanan Darah pada Siswa SMA Kristen 2 Binsus Tomohon Rindorindo, Winny G.; Sapulete, Ivonny M.; Pangkahila, Erwin A.
Medical Scope Journal Vol 1, No 2 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.2.2020.27715

Abstract

Abstract: Adolescence is a vulnerable age group to nutrition imbalance disorders. One complication of high anthropometric level is increased blood pressure or hypertension. This study was aimed to determine the relationship between body mass index and waist size to blood pressure among senior high school students in Tomohon. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 307 students of SMA Kristen 2 Binsus Tomohon consisting of 139 males and 168 females. Measurement of weight, height, and waist circumference (WC) as well as calculation of body mass index (BMI) were performed on all subjects. The Kolmogorof-Smirnov test showed that the data were not distributed normally. The Spearman correlation test obtained a p-value of 0.000 (p<0.05) for the correlation between BMI and WC to blood pressure (systolic and diastolic blood pressures). In conclusion, there were significant relationships between BMI and blood pressure as well as between waist circumference and blood pressure.Keywords: body mass index, waist size, blood pressure Abstrak: Usia remaja sangat rentan terhadap gangguan keseimbangan gizi. Salah satu komplikasi dari nilai antopometri yang tinggi ialah naiknya tekanan darah (hipertensi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (LP) dengan tekanan darah pada siswa SMA di Kota Tomohon. Jenis penelitian ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Subyek penelitian ialah siswa SMA Kristen 2 Binsus Tomohon yang berjumlah 307 siswa terdiri dari 139 laki-laki dan 168 perempuan. Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan penghitungan IMT dilakukan pada seluruh subyek penelitian. Hasil uji normalitas Kolmogorof-Smirnov memperlihatkan data tidak terdistribusi normal, dilanjutkan dengan metode nonparametric correlation menggunaakan uji Spearman yang mendapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) untuk hubungan antara IMT dan LP dengan tekanan darah baik sistol maupun diastol. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah.Kata kunci: indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah