Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN MEMBUAT POSTER AHMAD RIDHAI AZIS
JPPI (Jurnal Pendidikan Islam Pendekatan Interdisipliner) Vol 5 No 2 (2021): JPPI Volume 5 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : IAI DDI Polewali Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36915/jpi.v5i2.105

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan efektivitas serta proses penerapan model pembelajaran explicit instruction di kelas VIIIf SMP Negeri 2 Majene dalam pembelajaran poster. Penelitian kuantitatif berjenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Desain penelitian menggunakan pretest-posttest control. Populasi penelitian ini sebanyak 30 peserta didik 14 laki-laki dan 16 perempuan atau hanya kelas VIIIf. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial tersebut dilakukan uji normalitas datam uji homogenitas varian, dan uji t statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS23. Hasil penelitian ini, H1 diterima, artinya model explicit intruction efektif digunakan dalam pembelajaran membuat poster peserta didik kelas VIIIf SMP Negeri 2 Majene. Dibuktikan dengan hasil uji hipotesis tabel diperoleh nilai thitung sebesar 63,377 dengan df=29 dan taraf signifikansi (p)=0,001. Nilai ttabel sebesar 74,81533 dengan df=29 dan taraf signifikan α=0,05. Peserta didik mampu membuat poster dengan baik berdasarkan hasil tes atau hasil belajarnya dalam kategori cukup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64.19% nilai pretest pada uji one sampel statistik sedangkan 74.82% merupakan hasil pretest. Jika melihat perbandingan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara komparatif model explicit intruction efektif digunakan dalam pembelajaran membuat poster peserta didik kelas VIIIf SMP Negeri 2 Majene lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan dengan cermat dan teliti walaupun terdapat anggapan bahwa tidak ada model yang paling tepat digunakan dalam semua jenis pembelajaran. Pelibatan ilmu-ilmu lain dalam mempelajari materi sebuah mata pelajaran hendaknya menjadi pertimbangan, sebab ilmu lain dapat menjadi kunci keberhasilan pembelajaran. Guru juga sebaiknya tidak langsung menjastifikasi bahwa peserta didik kurang cakap dalam tugas-tugas terstruktur dan prosedural tanpa memberikan contoh langsung dengan pengalaman belajarnya, dan Peserta didik hendaknya sering melatih diri dalam menguasai keterampilan lain sebagai penunjang dalam mempelajari materi pembelajaran (mengasosiasi).