Sri Turni Hartati
Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap

INFORMASI BIOLOGI PERIKANAN IKAN KURISI, Nemipterus japonicus, DI BLANAKAN DAN TEGAL Indar Sri Wahyuni; Sri Turni Hartati; Ina Juanita Indarsyah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 4 (2009): (April 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.555 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.4.2009.171-176

Abstract

Berbagai jenis ikan kurisi (Nemipteridae) termasuk Nemipterus japonicus, merupakan jenis ikan demersal yang banyak tertangkap dengan cantrang (jaring dogol), bertubuh relatif kecil dan berenang secara bergerombol (schooling) serta banyak ditemukan pada kedalaman 25-40 m. Pengamatan ikan kurisi difokuskan pada N. japonicus dan dilakukan di daerah Blanakan (Subang, Jawa Barat) dan daerah Tegal (Jawa Tengah) mulai Maret-April 2006. Di Blanakan, hasil tangkapan ikan kurisiberkisar 2-10,7% dari total hasil tangkapan cantrang besar maupun kecil dan di Tegal 15-35%. Struktur ukuran (sebaran panjang) ikan kurisi di Blanakan pada bulan Januari 2006 didominansi oleh ukuran 10 cm pada bulan Pebruari dan Maret 2006 didominansi oleh ukuran 12 dan 16 cm, sedangkan bulan April 2006 didominansi oleh ukuran 10,5 cm. Struktur ukuran ikan kurisi di Tegal didominansi ukuran 11,45 cm yaitu 21,2%. Tingkat kematangan gonad ikan kurisi di Blanakan didominansi III yaitu 19,3%; sedangkan di Tegal didominansi oleh tingkat V (spent) yaitu 34,8%. Isi perut ikan kurisi di Blanakan dan Tegal relatif sama, yaitu di dominansi oleh Polychaeta, Bacillariophyceae, dan Crustaceae. Pertumbuhan ikan kurisi bersifat allometrik (b<3,0).
REHABILITASI WILAYAH PESISIR MELALUI PENGEMBANGAN TERUMBU BUATAN Sri Turni Hartati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1790.381 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.1.2008.35-43

Abstract

Kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh aktivitas penduduk wilayah pesisir yang tidak terkendali, mengakibatkan hilangnya nilai-nilai produksi, genetik, dan konservasi. Salah satu program yang sudah dilakukan pemerintah adalah rehabilitasi dan pengkayaan habitat pantai melalui pengembangan terumbu buatan, yaitu teknologi sederhana yang telah terbukti di beberapa negara mampu mengatasi kekompleksan wilayah pesisir. Dampak dari pengembangan terumbu buatan tersebut antara lain meningkatkan produksi perikanan, meningkatkan hasil tangkapan ikan per upaya,menarik perhatian para wisatawan, berfungsi sebagai taman laut, pelindung pantai, dan sarana budi daya perikanan. Tulisan ini menyajikan bagaimana terumbu buatan dapat dikembangkan, contoh contoh yang sudah dilakukan di Indonesia dan bagaimana monitoring dan evaluasi.
PENGKAYAAN STOK TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Sri Turni Hartati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.779 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.1.2008.9-15

Abstract

Akibat aktivitas penangkapan yang berlebihan, stok sumber daya teripang di perairan Kepulauan Seribu, terutama jenis yang bernilai ekonomis tinggi, seperti teripang pasir (Holothuria scabra) sudah mulai langka. Pengkayaan stok adalah salah satu upaya untuk memperoleh sumber daya yang berkesinambungan. Pengkayaan stok teripang pasir telah dilakukan di Kepulauan Seribu melalui 2 tahapan, yaitu pembesaran benih (intermediate culture) yang dilakukan di perairan Pulau Kongsi dan pelepasan di alam (restocking) yang dilakukan di perairan Pulau Pamegaran. Benih yang digunakanberasal dari alam (Teluk Lampung) dan dari panti pembenihan (hatchery). Hasil pengamatan lingkungan menunjukkan bahwa habitat dari ke-2 perairan tersebut mendukung untuk kehidupanteripang pasir. Pertumbuhan teripang baik pada tahap pembesaran benih maupun pelepasan di alam sangat signifikan. Pertumbuhan benih teripang pada 2 bulan pertama dari rata-rata 51 g menjadi 130 g per ekor. Pertumbuhan teripang setelah di lepas di alam pada 2 bulan pertama, dari rata-rata 338,50 g menjadi 619,80 g per ekor, dan berhasil tertangkap kembali 13%.