Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Inovasi

SISTEM TEBASAN PADA USAHATANI PADI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI DI KABUPATEN JEMBER Nurul Fathiyah Fauzi; Yuli Hariyati; Joni Murti Mulyo Ajin
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.86

Abstract

Padi merupakan komoditi tanaman utama bagi mayoritas petani di Kabupaten Jember, oleh karena itu dibutuhkan sistem pemasaran padi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui mekanisme sistem pemasaran padi di Kabupaten Jember; (2) mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapatan yang diterima petani dengan sistem tebasan dan jual sendiri; dan (3) mengetahui dampak sistem tebasan terhadap kondisi sosial ekonomi petani. Penentuan daerah penelitian secara purposive method yakni di Kabupaten Jember. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, analitik, dan komparatif dengan 60 sampel yang dilakukan secara purposive dan incidental sampling. Metode analisis data dengan deskriptif, analisis pendapatan, dan uji beda rata-rata (uji t). Kesimpulan penelitian: (1) Mekanisme sistem jual sendiri: mayoritas petani responden menjual langsung ke pedagang dalam bentuk gabah Kering Sawah (GKS) dengan tenaga kerja panen borongan atau harian. Upah tenaga kerja menjadi tanggung jawab petani. Biaya angkut dan biaya pengemasan (zak) ditanggung pedagang. Transaksi penjualan dilakukan di tempat pedagang. Mekanisme sistem tebasan melibatkan peluncur sebagai penghubung antara penebas dengan petani. Padi yang ditebaskan berumur kurang dari 1-2 minggu sebelum panen, terjadi tawar-menawar harga antara peluncur dengan petani atau antara petani dengan penebas. Jika terjadi kesepakatan harga maka penebas akan memberikan uang muka pembayaran atau uang panjer dan sisanya akan dibayarkan pada saat panen. Keseluruhan biaya tenaga kerja dan biaya panen lainnya menjadi tanggung jawab penebas. (2) Analisis pendapatan menunjukkan rata-rata pendapatan per ha petani sistem tebasan lebih tinggi Rp. 1.531.506,535/ha dibanding sistem jual sendiri. Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara rata-rata pendapatan petani dengan sistem tebasan dan sistem jual sendiri. (3) Dampak positif tebasan: mengurangi/meminimalkan resiko dan memudahkan petani dalam proses panen dan pemasaran. Dampak negatif: mengurangi kesempatan kerja di lingkungan sekitar petani, mengurangi pendapatan masyarakat pengasak di lingkungan sekitar petani, dan adanya kecurangan pihak penebas dengan tidak tepat janji mengenai pembayaran.