Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Kecukupan Dana, Daya Dukung Kas, Infleksibilitas Pergeseran Aktiva Inverstasi, dan Efisiensi Pengelolaan Terhadap Profitbilitas Dana Pensiun Di Indonesia Sardjono, Sardjono
Manajemen Krida Wacana vol. 1 no. 2 (2001)
Publisher : Manajemen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Effect of Lime Pretreatment on Microstructure of Cassava Stalk Fibers and Growth of Aspergillus niger Dewi, Pramesti; Indrati, Retno; Millati, Ria; Sardjono, Sardjono
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 10, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v10i1.13802

Abstract

Cassava stalk can be converted into sugar-based product by using microorganism. Unfortunately, lignin act as a barrier of optimal bioconversion. Cassava stalk needs pretreatment process for removing this barrier. The effect of lime pretreatment on microstructure of cassava stalk fibers and the growth of Aspergillus niger FNCC 6114 were observed in this research. The cassava stalks were reduced into 0.147- 0.297 mm size and pretreated with 1 % Ca(OH)2. Lime pretreated and unpretreated cassava stalk was used as solid medium for Aspegillus niger FNCC 6114. The effect of pretreatment method on fibers microstructure of cassava stalk was evaluated through SEM micrograph. The growth and metabolism activities of Aspergillus niger FNCC 6114 were monitored through SEM micrograph of media after fermentation. The other parameters examined were changes in glucosamine, reducing sugar levels, and spores’ quantity. Lime pretreatment altered microstructure of cassava stalk fibers. However, cassava stalk without lime pretreatment gave better growth of Aspergillus niger FNCC 6144 based on metabolism activities parameters. Cassava stalks is suitable as media for Aspergillus niger FNCC 6144 through solid state fermentation. For better growth of Aspergillus niger FNCC 6144 fine-sized cassava stalk should not be lime pretreated. The results of this study  provide  information about the pretreatment of cassava stems which was effective in supporting the growth of Aspergillus niger. Enhancements the utilization of cassava stems by using fungi, for example Aspergillus niger can overcome the accumulation of organic waste that can interfere with environmental sustainability.
CARA SEDERHANA MELAKUKAN SENAM AGAR BADAN TETAP SEGAR Sardjono, Sardjono
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 2,1985,TH.IX
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.859 KB) | DOI: 10.21831/cp.v2i2.7415

Abstract

Pada setiap hari Jumat pagi yang ditetapkan sebagai hari Krida, semua pegawai negeri diwajibkan melakukan Senam Kesegaran Jasmani, dengan maksuduntuk meningkatkan kesegaran jasmani. Sementara orang berpendapat bahwa dengan melakukan Senam Kesegaran Jasmani setiap hari Krida, meskipun seminggu hanya sekali, maka akan dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Bahkan ada yang berpendapat, meskipun ·dalam melakukan Senam Kesegaran Jasmani seenaknya saja, sudah pasti dapat meningkatk~n kesegaran jasmani. Namun sementara orang berpendapat lain, bahwa untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani, maka orahg harus melakukan aktivitas jasmani setiap h3:ri secara teratur, setiap kali melakukan latihan dalam waktu yang lama, dan dilakukan dengan sungguhsungguh dan penuh semangat. Mereka berpendapat bahwa jika melakukan Senam Kesegaran Jasmani hanya sekali seminggu, tidak akan membebani kerja jantung, yang berarti tidak dapat untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Yang terang berhasil dengan adanya hari Krida ini adalah usaha untuk mengolahragakan masyarakat, di mana sementara baru masyarakat pegawai negeri. Dengan adanya hari Krida itu orang telah merasakan manfaat senam Kesegaran Jasmani bagi peningkatan kesegaran jasmani, meskipun secara ilmiah belum diadakan penelitian.
STUDI KOMPARASI ANTARA METODE LATIHAN AEROBIKA DENGAN METODE LATIHAN SIRKUIT DALAM MENINGKATKAN KONDISI FISIK Sardjono Sardjono
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 2,1984,TH.IV
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.117 KB) | DOI: 10.21831/cp.v2i2.7475

Abstract

Akhir-akhir ini banyak orang melakukan kegiatan olahraga pada pagi hari. Bermacam-macam metode latihan digunakan untuk meningkatkan kondisi fisiknya. Dua metode latihan yang berkembang pesat, ialah metode Aerobika dan metode Sirkuit. Dalam uraian ini akan dianalisis tentang perbedaan dan persamaan kedua metode itu. Faktor-faktor yang dianalisis ialah: tujuan, bentuk dan pelaksanaan latihan, unsur-unsur kondisi fisik yang dikembangkan, lama waktu dan frekuensi latihan, intensitas latihan dan prinsip-prinsip pembebanan. Metode yang digunakan ialah metode analisis. Setiap faktor dianalisis dan ditarik kesimpulan sementara. Kesimpulan-kesimpulan diambil berdasarkan kesimpulan dari setiap faktor.
Teknologi Esktrasi dan Cara Pemisahannya untuk Mendapatkan Kembali Karotenoid dari Minyak Sawit : Suatu Tinjauan Agus Sudibyo; Sardjono Sardjono
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 9 No 1 Juni 2015
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14797.165 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v9i1.1707

Abstract

Crude palm oil (CPO)is the richest natural plant source of carotenoids in terms of retinol (pro-vitamin A) equivalent, whereas palm oil mill effluent (POME) is generated from palm oil industry that contains oil and carotenes that used to be treated before discharge. Carotenoids are importance in animals and humans for the purpose of the enhancement of immune response, conversion of vitamin A and scavenging of oxygen radicals. This component has different nutritional  functions and benefits to humaan health. The growing interest in the other natural sources of beta-carotene and growing awareness to prevent pollution has stimulated the industrial use of CPO and POME as a raw material for carotenoids extraction. Various technologies of extraction and separation have been developed in order to recover of carotenoids.This article reports on various technologies that have been developed in order to recover of carotenoids from being destroyed in commercial refining of palm oil and effects of some various treatments on the extraction end separation for carotenoid from palm oil and carotenoids concentration. Principally, there are different technologies, and there is one some future which is the use of solvent. Solvent plays important role  in the most technologiest, however the problem of solvents which are used is that they posses potentiaal fire health and environmental hazards. Hence selection of the  most safe, environmentally friendly and cost effective solvent is important to design of alternative extraction methods.Chemical molecular product design is one of the methods that are becoming more popular nowadays for finding solvent with the desired properties prior to experimental testing.ABSTRAKMinyak sawit kasar merupakan sumber karotenoid terkaya yang berasal dari tanaman sawit sebagai senyawa yang sama dengan retinol atau pro-vitamin A; sedangkan limbah pengolahan minyak sawit dihasilkan dari industri pengolahan minyak sawit yang berisi minyak dan karotene yang perlu diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum dibuang. Karotenoid merupakan bahan penting yang diperlukan pada hewan dan manusia guna memperkuat tanggapan terhadap kekebalan, konversi ke vitamin A dan penangkapan gugus oksigen radikal. Dengan berkembangnya ketertarikan dalam mencari beta-karotene yang bersumber dari alam lain dan meningkatnya kesadaran untuk mencegah adanya pencemaran lingkungan, maka mendorong suatu industri untuk menggunakan CPO dan POME sebagai bahan baku untuk diekstrak karotenoidnya. Berbagai macam teknologi guna mengekstrak dan memisahkan karotenoid telah dikembangkan untuk mendapatkan kembali karotenoidnya. Makalah ini melaporkan dan membahas berbagai jenis teknologi yang telah dikembangkan guna mendapatkan kembali senyawa karotenoid dari kerusakan di dalam proses pemurnian minyak sawit secara komersial dan pengaruh beberapa perlakuan terhadap ekstrasi dan pemisahan karotenoid dari minyak sawit dan konsentrasi karotenoidnya. Pada prinsipnya, berbagai teknologi yang digunakan untuk mengekstrak dan memisahkan karotenoid terdapat perbedaan, dan terdapat salah satu teknologi yang digunakan untuk esktrasi dan pemisahan karotenoid adalah menggunakan bahan pelarut. Pelarut yang digunakan mempunyai peranan yang penting dalam teknologi ekstrasi; namun pelarut yang digunakan untuk mengekstrak tersebut mempunyai persoalan karena berpotensi mengganggu kesehatan dan membahayakan cemaran lingkungan. Oleh karena itu, pemilihan jenis teknologi yang aman, ramah terhadap lingkungan dan biaya yang efektif untuk penggunaan pelarut merupakan hal penting sebelum dilakukan desain metode/teknologi alternatif untuk esktrasi karotenoid. Pola produk molekuler kimia merupakan salah satu metode yang saat ini menjadi lebih populer untuk mencari pelarut dengan sifat-sifat yang dikehendaki sebelum diujicobakan. Kata kunci :    karotenoid, ekstrasi, pemisahan, teknologi, minyak sawit kasar, limbah industri pengolahan sawit.
ANALISIS DOSIS PADA KANKER PAYUDARA DENGAN BNCT MENGGUNAKAN MCNPX DENGAN SUMBER NEUTRON GENERATOR DOSE ANALYSIS IN BREAST CANCER WITH BNCT USING MCNPX BY NEUTRON GENERATOR AS THE NEUTRON SOURCE Rawi Pramusinta; Sardjono Sardjono; Yosapat Sumardi
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKanker payudara merupakan kanker yang banyak dialami oleh wanita Indonesia sebesar 21,4%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi boron dan lama waktu iradiasi yang optimal untuk pengobatan kanker payudara dengan metode BNCT. Penelitian ini dilakukan menggunakan simulasi MCNPX dengan keluaran berupa fluks neutron, dosis hamburan neutron dan dosis gamma. Sumber neutron yang digunakan adalah model BSA D-D neutron generator. Hasil penelitian menunjukkan pada jangkauan 70-150 µg/g, laju dosis yang diterima oleh kanker meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi boron-10. Jika laju dosis meningkat, maka waktu iradiasi yang dibutuhkan semakin cepat. Konsentrasi boron yang optimal adalah 150 µg/g dengan waktu iradiasi 249,08 menit. Kata kunci: dosis boron, BNCT, kanker payudara, MCNPX, neutron generator AbstractBreast cancer is the most cancer that diagnosed for woman in Indonesia with about 21.4%. The purpose of this study is to know the consentration of boron and iradiation times which is optimum for the treatment of breast cancer with the method BNCT method. This research was conducted by using MCNPX simulation which the output are flux neutron, neutron scattering dose and gamma dose. The Neutron sources was the BSA D-D Neutron generator. The results showed in the range of 70-150 µg/g, the dose rate received by cancer increases with the increasing concentration of boron-10. If the dose rate is increased, the iradiation time interval will be faster. The Optimum concentration of boron is 150 µg/g with irradiation time was 249,08 minutes Keywords: Boron dose BNCT, Breast Cancer, MCNPX, Neutron Generator 
ANALISIS DOSIS PADA PENYEMBUHAN KANKER PAYUDARA DENGAN BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) MENGGUNAKAN MCNP X THE DOSAGE ANALYSIS ON BREAST CANCER HEALING WITH BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) BY USING MCNP X Norma Ayu Rahmawati; Sardjono Sardjono; Denny Darmawan
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi boron-10 terhadap laju dosis untuk pengobatan kanker payudara dan(2) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi boron-10 terhadap lamanya waktu iradiasi pada terapi kanker payudara. Penentuan besar laju dosis dan waktu iradisipada BNCT dilakukan dengan metode simulasi MCNPX. Metode simulasi ini dilakukan dengan membuat pendekatan geometri untuk organ payudara yang didalamnya terdapat kanker dengan diameter kanker 3 cm. Kanker diinjeksi dengan menggunakan Boron-10 dengan variasi 20μg/g – 45μg/g. Kemudian kanker diiradiasi dengan menggunakan sinar alfa dengan energi termal dan epitermal. Hasil keluaran dari MCNPX berupa fluks neutron yang diolah secara matematik untuk laju dosis dan waktu iradiasi yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui laju dosis pada jaringan kanker untuk dosis boron 20 μg/g Kanker adalah 0,0531 Gy/detik dengan waktu iradiasi 941,16 detik atau 15,7 menit, 25 μg/g Kanker adalah 0,0756 Gy/detik dengan waktu iradiasi 661,75 detik atau 11 menit, 30 μg/g Kanker adalah 0,0867 Gy/detik dengan waktu iradiasi 576,82 detik atau 9,6 menit dan 35 μg/g Kanker adalah 0,098 Gy/detik dengan waktu iradiasi 510,44 detik atau 8,5 menit, 40 μg/g Kanker adalah 0,109 Gy/detik dengan waktu iradiasi 458,67 detik atau 7,6 menit dan 45 μg/g Kanker adalah 0,12 Gy/detik dengan waktu iradiasi 415,60 detik atau 6,9 menit.Hasiltersebutdibuatgrafikdenganfiting linear sehinggadapatditarikkesimpulanbahwasemakin besar konsentrasi Boron-10 yang diinjeksikan maka laju dosis semakin tinggi secara linear dan untuk waktu iradiasi semakin menurun secara linear untuk pengobatan kanker payudara.Kata-kata kunci : BNCT, kanker payudara, MCNPXAbstractThe purpose of this research wasto determine (1) to determine the effect of the concentration of boron-10 dose rate for breast cancer treatment(2) to determine the effect of the concentration of boron-10 on the length of time of irradiation in the treatment of breast cancer.The determination of accepted total radiation dosage rate and theduration of cancer therapy irradiationusedsimulation with MCNPX program. This simulation method is done by creating a geometric approach to the organ in which there are breast cancer with a diameter of 3 cm cancer. Cancer injected using Boron-10 with a variation of 20μg / g - 45μg / g. Then cancer is irradiated with alpha rays with energy using thermal and epithermal. The output of the neutron flux MCNPX be treated mathematically for the dose rate and irradiation time desired. The result of this research indicate that the dosage rate on cancer tissue for boron dosage of 20 μg/g of Kanker is 0.0531 Gy/second with the duration of 941.16 second or 15.7 minutes, 25 μg/g of Kanker is 0,0756 Gy/second with the duration of irradiation is 661,75 second or 11 minutes, 30 μg/g of Kanker is 0,0867 Gy/second with duration of irradiation is 576,82 second or 9,6 minutes and 35 μg/g of Kanker is 0,098 Gy/second with duration of irradiation is 510,44 second or 8,5 minutes, 40 μg/g of Kanker is 0,109 Gy/second with duration of irradiation is 458,67 second or 7,6 minutes and 45 μg/g of Kanker is 0,12 Gy/second with duration of irradiation 415,60 second or 6,9 minutes.These results was graphed with linear fittings sehinggadapat drawn the conclusion that the greater the concentration of Boron-10 is injected, the higher the dose rate and linear manner for irradiation time decreases linearly for the treatment of breast cancer.Key words : BNCT, breast cancer, MCNPX