Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN WHEY FERMENTASI SEBAGAI “FUNTIONAL FEED” DALAM MENINGKATKAN PERFORMANS AYAM BROILER Budi Prasetyo; Erfan Kustiawan
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 12 No 1 (2012): JII - FEBRUARI
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v12i1.331

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat whey fermentasi yang kemudian diaplikasikan sebagai pakan dengan tujuan untuk meningkatkan ferformans, kualitas karkas dan kekebalan ayam broiler. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode pembuatan fermentasi whey yang dinokulasi menggunakan kefir grain.Penelitian terbagi menjadi dua tahap. Penelitian pertama adalah pembuatan fermentasi Whey yang diinokulasi menggunakan kefir grain (starter kefir). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi kefir grain dengan 3 ulangan, yaitu 1%, 3%, dan 5% dari volume whey yang digunakan. Fermentasi whey diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Penelitian tahap kedua adalah aplikasi penggunan whey terfermentasi terbaik yang ditambahkan dalam pakan ayam broiler dalam bentuk tepung yang dikeringkan menggunakan alat tray dryer. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan terdiri dari  ransum komersil (kontrol), ransum + 1% whey terfermentasi, ransum + 3% whey terfermentasi, ransum + 5% whey terfermentasi.Proses fermentasi menggunakan kefir grain sebesar 7% dapat meningkatkan nilai nutrisi whey serta memiliki hasil rendemen lebih tinggi. Penambahan whey fermentasi sebesar 3% (perlakuan W2) dalam ransum secara umum menghasilkan performans ayam broiler yang baik
PENINGKATAN KUALITAS KARKAS BROILER DENGAN PENAMBAHAN WHEY FERMENTASI SEBAGAI “FUNCTIONAL FEED “ DALAM RANSUM Erfan Kustiawan; Julinda Romauli Manullang
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 12 No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 12 No 2
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v12i2.336

Abstract

Keberadaan whey sebagai limbah pengolahan keju di Indonesia cukup melimpah, khususnya di Jawa Timur dari tahun ke tahun banyak bermunculan sentra industri pengolahan keju, tetapi whey yang dihasilkan dari proses pembuatan keju tersebut terbuang percuma tanpa ada pemanfaatan dan pengolahan. Berdasarkan fakta ini timbul gagasan untuk memanfaatkan whey dari hasil samping pengolahan keju melalui fermentasi untuk meningkatkan komponen bioaktif whey. Selanjutnya diaplikasikan dalam pakan sebagai functional feed  untuk meningkatkan kualitas karkas broiler. Pembuatan fermentasi Whey dilakukan dengan menginokulasikan menggunakan kefir grain (starter kefir). Perlakuan penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan, yaitu konsentrasi kefir grain yang terdiri 1%, 3%, dan 5%. Penambahan whey fermentasi sebesar 3% dalam ransum secara umum meningkatkan kualitas karkas broiler (persentase karkas tinggi, persentase lemak abdominal rendah).
Aplikasi Nutrien Bioorganik Cair Dalam Pengawetan Hijauan Segar erfan kustiawan; FNU Nurkholis
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2017): Juni
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v2i1.448

Abstract

Kebutuhan biaya pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Penyediaan hijauan dibatasi oleh musim, pada musim penghujan hijauan tersedia melimpah, sedangkan pada musim kemarau hijauan tidak cukup tersedia mengakibatkan harganya mahal, Musim kemarau para peternak sering dihadapkan pada masalah kekurangan bahan pakan hijauan. Di daerah tropika sering terjadi kemarau dimana pada musim ini terjadi kesukaran memperoleh hijauan sedangkan di musim hujan, hijauan makanan ternak berlimpah-limpah, keadaan tersebut mendorong timbulnya usaha untuk mengawetkan hijauan dalam bentuk segar. Pengawetan hijauan seperti halnya pada pembuatan silase, umumnya membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu 21 hari, sehingga membuat peternak enggan untuk melakukan proses pengawetan hijauan tersebut. Penamabahan inokulan Bioorganik Cair lebih mempersingkat proses fermentasi yaitu 3-24 jam. Sehingga cara ini akan lebih efektif dan efisien untuk diaplikasikan di kelompok peternak Sido Makmur Semboro. Pengawetan pakan hijauan disamping meningkatkan nilai nutrien pakan, juga mengawetkan pakan dengan menggunakan teknologi fermentasi, yaitu menggunakan bakteri pembentuk asam laktat. Selama proses fermentasi asam laktat terus diproduksi sehingga pH akan rendah yang tidak memungkinkan aktifitas bakteri pembusuk berkembang, sehingga hijaun menjadi lebih awet.