Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH THERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN SKIZOFRENIADI RSJ MUTIARA SUKMA PROPINSI NTB I Made Eka Santosa
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 2 No. 1 (2016): Maret 2016
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan fungsi otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik diri Berdasarkan hubungan antar pribadi normal.Sering kali diikuti dengan delusi dan halusinasi. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan quasi eksperimen, dengan menggunakan pendekatan pre test post testdengan jumlah populasi sebanyak 42 orang. Sampel dari penelitian ini adalah semua pasien skizoprenia yang mengalami penurunan depresi di RSJ Mutiara Sukma Propinsi NTB sebanyak 32 orang. Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini menggunakanpurposive sampling .dengan waktu yang dibutuhkan selama 2 minggu (14 hari). Jenis instrumen yang digunkan untuk pengumpulan data adalah kuesioner dan lembar observasi pengolahan data di olah dengan rumus uji wilcoxon.Berdasarkan pembahasan diketahui hasil penelitian bahwa sebagian besar responden berdasarkan tingkat depresi yaitu tidak mengalami depresi yaitu sebanyak 8 responden (50%) dan yang mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 8 responden (50%). Sementara pada kelompok kontrol dapat diperoleh bahwa yang mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 13 responden (81.25%) dan 3 responden (18.75%) yang mengalami depresi sedang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji wilcoxon smirnov tingkat depresi Dari kelompok eksperimen diperoleh hasil ada perbedaan secara bermakna antara pre dan post perlakuan (p = 0,003 , p< 0,05). Menunjukkan bahwa sesudah diberikan intervensi terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi maka diperoleh hasil ada perbedaan secara bermakna p = 0,003 (p< 0,05). Harapan untuk responden supaya dapatmenerapkan terapi aktivitas kelompok setiap minggu untuk mengurangi tingkat depresi yang muncul demi kesembuhan.
PENGARUH KOMUNIKASI THERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF LANSIA DEMENSIA DI DESA DASAN GERIA KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT I Made Eka Santosa
Jurnal PRIMA Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v3i2.77

Abstract

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatan di pusatkan untuk kesembuhan pasien. Pengunaan pendekatan komunikasi yang sesuai pada lansia dengan propesional kesehatan akan diperbolehkan untuk mengungkapkan kebutuhannya tetapi juga mendapatkan pemenuhan dari kebutuhan-kebutuhannya. Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimental (one group pre test- post test design). Populasi mencakup semua lansia yang menderita Demensia di Dusun Gegutu Reban Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, penentuan sampel menggunakan tehnik total sampling sehingga didapatkan sampel 20 responden. Data yang terkumpul akan ditabulasi dan dianalisa menggunakan uji t dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t tabel (19,624 > 1,729) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kemammpuan kognitif lansia demensia di Dusun Gegutu Reban Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan hasil penelitian, perawat sebagai care provider disarankan untuk mengaplikasikan komunikasi terapeutik sebagai salah satu intervensi bagi lansia yang mengalami gangguan kognitif demensia (pikun).
Pengaruh Pijat Refleksi Telapak Tangan Terhadap Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi di Lingkungan Gedur Baru Mataram I Made Eka Santosa
Jurnal PRIMA Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i1.201

Abstract

Hipertensi dikenal sebagai heterogeneus group of disease karena dapat menyerang siapa saja, namun akan meningkat seiring bertambahnya usia. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang memicu terjadinya gagal jantung kongestif serta penyakit kardiovaskuler. Jumlah penderita hipertensi di Propinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2017 sebanyak 100.115 jiwa (12,2%) dan sebagian besar adalah lansia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan Gedur Abian Tubuh Mataram, terdapat 63 lansia yang yang ada diwilayah lingkungan tersebut dan dari data Posyandu Lansia teridentifikasi sebanyak 45 lansia menderita hipertensi. Selama ini hipertensi pada lansia tersebut ditangani dengan obat dan beberapa lansia tidak mendapatkan penanganan. Salah satu penatalaksanaan non-farmakologi untuk hipertensi adalah dengan pijat refleksi. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pijat refleksi tangan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi.Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan Gedur Baru Kelurahan Abiantubuh Mataram NTB dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah lansia. Dalam penelian ini yang menjadi populasi adalah semua lansia yang menderita hipertensi yang ada di lingkungan Gedur Baru Abiantubuh pada bulan September sampai dengan Desember 2020. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 lansia yang semuanya mendapatkan perlakuan pijat refleksi telapak tangan.  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Quasi-experiment dengan pendekatan one group pre test post test design Setelah dilakukan pengolahan data, berdasarkan uji paired sample t-test diperoleh nilai p = 0.000 sehingga p < 0.05 (0.00<0.05), yang berarti ada pengaruh pemberian pijat refleksi telapak tangan terhadap tekanan darah pada lansia. Hal ini berarti hipotesis diterima yaitu ada pengaruh pijat refleksi tangan terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Lingkungan Gedur Baru Mataram. Dengan adanya penurunan tekanan darah yang bermakna, maka dapat disimpulkan bahwa pijat refleksi telapak tangan dapat menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.Kata kunci : pijat refleksi telapak tangan, hipertensi
STUDI SERIAL RETENSI PENGETAHUAN MASYARAKAT AWAM POST TRAINING TENTANG HANDS ONLY CPR Indah Dwi Aulya; Antoni Eka Fajar Maulana; I Made Eka Santosa
Research of Service Administration Health and Sains Healthys Vol 4, No 1 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/rehat.v3i1.4688

Abstract

Henti Jantung masih menjadi masalah besar di seluruh dunia dan menjadi masalah global yang terus didiskusikan oleh tenaga Kesehatan. Di negara maju sekalipun, masalah henti jantung masih menjadi fokus utama untuk diselesaikan. Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah secara konsisten tetap menduduki peringkat pertama penyebab kematian di Indonesia. Masyarakat awam sangat potensial dalam perannya sebagai Bystander CPR untuk membantu menyelesaikan kasus henti jantung di berbagai situasi termasuk di lingkungan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat retensi pengetahuan masyarakat awam tentang hands only CPR dengan studi serial. Desain penelitian ini adalah jenis Penelitian Deskriptif dengan subjek penelitian ini adalah mahasiswa aktif STIKES Mataram program studi S1 Keperawatan semester 2 dengan populasi 63 orang. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas dan data yang dihasilkan diolah menggunakan analisis deskriptif sederhana. Pada tahap awal sebelum dilakukannya pelatihan (Pre) variabel pengetahuan rata-rata responden sebanyak 48,8%, Kemudian sesaat setelah dilakukan pelatihan (post 1), kemampuan pengetahuan rata-rata responden mencapai 85,7%. Kemudian pada hasil post test kedua (dua minggu setelah pelatihan) dan ketiga (1 bulan setelah pelatihan) berturut turut menurun menjadi 77,9% dan 73,0%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan responden tentang Hands Only CPR sesaat setelah pelatihan, kemudian diikuti dengan penurunan pengetahuan yang tidak signifikan atau dengan kata lain cenderung stabil pada post test kedua (2 minggu setelah pelatihan) dan post test ketiga (1 bulan setelah pelatihan).