Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KAJIAN ESTETIKA DAN KEBERADAAN KUNOUNG TUPAI JANJANG DI SIULAK KERINCI: SASTRA LISAN MENUJU PERTUNJUKAN TEATER TUTUR Firdaus Firdaus; Meria Eliza
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.16166

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Estetika terhadap keberadaan Kunoung Tupai Janjang di Siulak Kerinci. Kunoung Tupai Janjang merupakan seni (teater) tutur berupa teater mula yang tidak dipentaskan, tetapi hanya diceritakan secara lisan, berirama, dilagukan dan didongengkan. Awalnya hanya diceritakan oleh orang tua kepada anak cucunya, yang disebut dengan istilah Bakunoung. Bakunoung dilakukan pada waktu senggang, ketika berada di Dangau (pondok kecil di tengah sawah atau ladang) sambil istirahat atau menjelang tidur. Kemudian Kunoung menjadi teater tutur yang dipentaskan (one man play).Upaya untuk mengupas tentang nilai estetika dan keberadaan dari teater tutur Kunoung Tupai Janjang, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif interpretatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, pertama kecenderungan karya teater tutur Kunoung Tupai Janjang adalah mentranformasikan nilai-nilai moral kepada penikmat/penonton. Kedua, dipertunjukakan pada beberapa kegiatan tata cara adat kerinci. Ketiga, keberadaan Kunoung Tupai Janjang meningkatkan minat apresiasi seni masyarakat di Siulak Kerinci.  Kata Kunci: kunoung tupai janjang, teater tutur.AbstractThis study aims to determine the aesthetic study through existence of Kunoung Tupai Janjang in Siulak Kerinci. Kunoung Tupai Janjang is an art of speech theater in the form of a theater that was staged, but only told verbally, rhythmically, sung and told. Initially only told by parents to their grandchildren, that called in term Bakunoung. Bakunoung is done during leisure time, while in the dangau (small hut in the middle of rice fields or fields) while resting or before going to sleep. Then kunoung became a speech theater that was staged (one man play), This effort is to explore the aesthetic value and existence of Kunoung Tupai Janjang theater. The research method used is an interpretive descriptive approach. Based on the results of the study, it can be concluded; first, the tendency of Kunoung Tupai Janjang's speech theater works is to transform moral values to the audience; second, it was demonstrated in a number of Kerinci traditional procedures. Third, the existence of Kunoung Tupai Janjang increases the interest in the appreciation of community art in Siulak Kerinci.  Keywords: kunoung tupai janjang, tutur theater.  
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN PADA KOMUNITAS SENI HITAM PUTIH PADANGPANJANG saadudin; Firdaus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v13i2.650

Abstract

This study aims to reveal how the management functions of the Padang Panjang Black and White Art Community. This research is evaluative research that tries to show descriptively in the form of a narrative about the facts based on the opinion of the perpetrator. Research data or information is collected through observation, interview, and documentation study. The collected data were then analyzed, namely, reducing data, displaying data, drawing (temporary) conclusions, verifying conclusions through triangulation techniques before making conclusions. The findings show that the Black and White Art Community organizationally still relies on someone who acts as a coordinator, the organizational structure has not placed on competence, the work displayed is still sporadic, not well organized following professional management functions planning, organizing, actuating, motivating, controlling, and evaluating.
Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Saluang Panjang pada Masyarakat Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Dori Saputra; Misda Elina; Firdaus Firdaus; Rafiloza Rafiloza
Jurnal Musik Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v2i1.3090

Abstract

ABSTRAKSaluang Panjang adalah salah satu kesenian tradisi yang pada dahulunya sering ditampilkan pada acara pesta perkawinan, kajo uwak lambai (pengangkatan raja), sukuran panen, hiburan anak muda dan hiburan pribadi di Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Saat ini kesenian Saluang Panjang  mulai  dilupakan karena masyarakat lebih tertarik menampilkan musik modern. Sebagai upaya pelestarian kesenian, Saluang Panjang ditampilkan sebagai pengiring musik tari, musik randai,  hiburan pada kegiatan gotong royong dan pada acara festival Seribu Rumah Gadang. Tujuan  penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi dan pandangan masyarakat terhadap kesenian Saluang Panjang di Nagari Luak Kapau. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi pertunjukan Saluang Panjang di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pertunjukan Saluang Panjang memiliki tiga karekter warna bunyi yaitu, tinggi, sedang dan rendah, dari ke tiga karakter warna bunyi Saluang Panjang tersebut, seiring dengan melodi pantun yang juga memiliki tinggi, sedang dan rendah. fungsi Saluang Panjang adalah sebagai hiburan, fungsi ekspresi, fungsi penghayatan, fungsi komonikasi, fungsi kesenambungan dari norma-norma lain. Pandangan masyarakat terhadap kesenian Saluang Panjang oleh kaum adat, kaum ulama, seniman tradisi, kaum tua, kaum muda-mudi dan masyarakat pada umumnya memberikan dampak yang positif terhadap kesenian Saluang Panjang, karena dapat membangkitkan atau memelihara nilai-nilai budaya sebagai indentitas suatu daerah yang terpelihara dan dijaga keberadaannya. Kata kunci: Bentuk; Fungsi; Saluang Panjang; Luak kapau   ABSTRACTSaluang Panjang is one of the traditional arts that used to be often performend at weddings, kajo uwak lambai (appointment of king), harvest celebrations, youth entertainment and personal entertainment in Nagari Luak Kapau, Pauh Duo sub-district, South Solok Regency. Currently Saluang Panjang art is starting to be forgotten because people are more interested in performing modern music. As an effort to preserve the arts, Saluang Panjang is performed as an accompaniment to dance music, randai music, entertainment at mutual cooperation activities and at the Thousand Houses Gandang festival. The purpose of this study is to describe the form, function and public viem of the Saluang Panjang art in Nagari Luak Kapau. The study used qualitative methods with data collection carried out by means of observation, interviews and documentation of Saluang Panjang performances in the field. The results showed that the form of the Saluang Panjang performance has three sound color characteristics, namely, high, medium and low, from the three characters of Saluang Panjang’s sound color, along with the melody of the rhyme which also has high, medium and low. Saluang Panjang function is as entertainment, expression function, appreciation function, communication function, continuity function from other norms. The public’s view of Saluang Panjang art by indigenous peoples, scholars, traditional artists, the elderly, young people and the community in general has a positive impact on Saluang Panjang art, because it can generate or maintain cultural values as the identity of an area that maintained and maintained.Keywords: Form; Function; Saluang Panjang; Luak Kapau       
Persepsi Mahasiswa terhadap Kesenian Randai Minangkabau (Study Pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Kota Padang Tahun 2022) Firdaus Firdaus; Fathurrahman Hafid
Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 20 No. 3 (2022): Wahana Didaktika Jurnal Ilmu Kependidikan
Publisher : Faculty of teaching training and education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/wahanadidaktika.v20i3.10297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terkait Kesenian Randai Minangkabau. Data Responden yang diperoleh dari keseluruhan mahasiswa Perguruan tinggi di Kota Padang sebanyak 75 orang Responden yang mengisi Kuisioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 92% mahasiswa mengetahui terkait Kesenian Randai Minangkabau. Disini hanya sebatas mengetahui saja tanpa adanya pemahaman lebih terkait Randai. Sebanyak 93 % Mahasiswa menyatakan bahwa Randai memiliki Keterkaitan dengan pencak Silat. Pemikiran mahasiswa bahwa Kesenian Randai memiliki kesamaan pola gerak dengan cabang Olahraga Pencak Silat. Kemudian sebanyak 82,4% Mahasiswa belum pernah mengikuti kegiatan Randai, dan sebanyak 64 % mahasiswa Merasa tertarik untuk mengikuti Randai setelah melihat informasinya di medis sosial. Lebih dari setengah mahasiswa berminat untuk mengikuti Kesenian Randai Mianangkabau. Kesimpulan yang diberikan dari penelitian ini adalah perlu rasanya dilakukan sosialisasi terkait kebudayaan Minangkabau khususnya Kesenian Randai agar mahasiswa mengenal lebih jauh tentang kebudayaan Randai di Minangkabau.
How Local Art Reveals Local Genius In The Corner Of The Discourse Point of View Riswani Riswani; Efrinon Efrinon; Alfalah Alfalah; Firdaus Firdaus; Jufri Jufri
Journal of Pragmatics and Discourse Research Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/jpdr.v3i1.299

Abstract

This study presents a comprehensive literature review on the discourse surrounding local genius in artistic practices within the context of Indonesia. The presence of highly diverse local geniuses, owned by various tribes across the archipelago, is a significant indicator of civilization in Indonesia, particularly in the region of West Sumatra. The significance of local genius is contingent upon its comprehension and admiration by individuals involved in its development, thereby transforming it into a source of community pride and fostering its conservation. If the local intellectual community is robust, there is no cause for concern regarding introducing external cultural elements that do not align with the Indonesian national identity. Indeed, individuals with exceptional intellectual abilities from foreign cultures can serve as catalysts or facilitators for nurturing indigenous genius in Indonesia.
Harmonizing Identities: Language's Role in Shaping 'The Sounds of Islamic Identity' - Salawat Dulang Alam and Qodratullah (Harmonisasi Identitas: Peran Bahasa dalam Membentuk 'Suara Identitas Islam' - Salawat Dulang Alam dan Qodratullah) Firdaus Firdaus; Riswani Riswani; Syafniati Syafniati; Firman Firman; Jufri Jufri
Jurnal Gramatika Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2023.v9i2.7365

Abstract

This article explores the transformation of the text Salawat Dulang Alam and Qodratullah music into a new artwork form that embodies the narrative form of Islamic identity in West Sumatra. The research involved a collaborative work of transformation by practitioners of Salawat Dulang. The Festival Musica Sacral committee commissioned the creation of this musical artwork, and the artists created new performances with new texts following the theme requested by the committee. The production was done by adopting contemporary songs and inserting theatrical elements that collaborated with traditional Salawat Dulang song texts, highlighting the role of language as identity. The research resulted in a new form of Salawat Dulang music that is more communicative and touches the heartstrings. Incorporating contemporary text songs and theatrical elements created a fresh perspective on Salawat Dulang music, embodying Islamic identity's narrative form in West Sumatra. The study suggests that transforming traditional art forms into contemporary ones can create a new way of looking at the art form, leading to increased communication and emotional connection with the audience. It is also suggested that further research should be carried out to explore the possibilities of transforming other traditional art forms similarly, recognizing the role of language as a vital component of identity.
Kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan tendangan samping atlet pencak silat Kuciang Putiah Harimau Campo Padang Panjang Fathurrahman Hafid; Firdaus Firdaus
Motion: Journal Research of Physical Education Vol 13 No 1 (2023): Motion: Jurnal Riset Physical Education
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem with this research is that there are still many fighters from the Kuciang Putiah Harimau Campo College who experience defeat. The purpose of this study was to analyze the direct effects of leg muscle explosive in Pencak Silat athletes Kuciang Putiah Harimau Campo, Padang Panjang City. The method used in this study is a quantitative method using the Path Analysis approach. The population in this study were Pencak Silat athletes Kuciang Putiah Harimau Campo Padang Panjang City, totaling 61 people. In this study, the sample was determined using a purposive sampling technique, amounting to 25 people. This study uses data analysis techniques with the Path Analysis approach. Based on the findings and discussion, it can be concluded: There is a direct and significant effect of leg muscle explosive power on the side kick ability of the Kuciang Putiah Pencak Silat Athlete, the Harimau Campo Padang Panjang.
Harmonizing Identities: Language's Role in Shaping 'The Sounds of Islamic Identity' - Salawat Dulang Alam and Qodratullah (Harmonisasi Identitas: Peran Bahasa dalam Membentuk 'Suara Identitas Islam' - Salawat Dulang Alam dan Qodratullah) Firdaus Firdaus; Riswani Riswani; Syafniati Syafniati; Firman Firman; Jufri Jufri
Jurnal Gramatika Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2023.v9i2.7365

Abstract

This article explores the transformation of the text Salawat Dulang Alam and Qodratullah music into a new artwork form that embodies the narrative form of Islamic identity in West Sumatra. The research involved a collaborative work of transformation by practitioners of Salawat Dulang. The Festival Musica Sacral committee commissioned the creation of this musical artwork, and the artists created new performances with new texts following the theme requested by the committee. The production was done by adopting contemporary songs and inserting theatrical elements that collaborated with traditional Salawat Dulang song texts, highlighting the role of language as identity. The research resulted in a new form of Salawat Dulang music that is more communicative and touches the heartstrings. Incorporating contemporary text songs and theatrical elements created a fresh perspective on Salawat Dulang music, embodying Islamic identity's narrative form in West Sumatra. The study suggests that transforming traditional art forms into contemporary ones can create a new way of looking at the art form, leading to increased communication and emotional connection with the audience. It is also suggested that further research should be carried out to explore the possibilities of transforming other traditional art forms similarly, recognizing the role of language as a vital component of identity.