Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan Coder dengan Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Rawat Jalan BPJS berdasarkan ICD – 10 Di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. widya kurnianingsih
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v3i01.680

Abstract

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan dalam pelayanan ada salah satu peran coder dalam mendiagnosa penyakit sangat berpengaruh terhadap pendapatan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan coder dengan keakuratan kode diagnosis pasien rawat jalan BPJS berdasarkan ICD – 10 di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi coder yakni 6 orang sedangkan untuk dokumen 1830 dokumen rekam medis rawat jalan. Sampel yang digunakan 6 orang coder dan 95 dokumen rekam medis rawat jalan. Instrument yang digunakan adalah kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, lembar analisis keakuratan dan ICD-10. Teknik sampling coder dengan menggunakan sampling jenuh, dokumen rekam medis dengan menggunakan simple random sampling.Variabel bebas penelitian ini adalah coder, variabel terikat yaitu keakuratan kode diagnosis. Analisis yang digunakan adalah chi Square dengan α = 0, 05. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik Chi Square hubungan antara pengetahuan coder dengan keakuratan kode diagnosis didapat hasil ρ value 0,050, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan coder dengan keakuratan kode diagnosis dari hasil diatas dapat dihasilkan keakuratan hubungan 0,707. Dari penelitian ini disarankan bahwa sebagai petugas koding harus mempunyai pengetahuan tentang tata cara pengkodean dan selalu teliti dalam memberikan kode serta rumah sakit untuk dapat memberikan pelatihan bagi petugas koding dan memberikan sosialisasi kepada dokter untuk menuliskan diagnosis dengan jelas. Kata kunci: Pengetahuan Coder, Keakuratan kode, Rawat Jalan
PENGARUH USIA, STRES, DAN DIET TINGGI KARBOHIDRAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH Dewi Wulandari; Widya Kurnianingsih
Jurnal Infokes Vol 8 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/infokes.v8i1.192

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Data dari studi global menunjukan bahwa terdapat 415 juta penduduk dunia yang menyandang DM. Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 10 negara dengan penyandang DM dengan jumlah sekitar 10 juta jiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh usia, stress,  dan diet tinggi karbohidrat terhadap kadar glukosa darah. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sukoharjo pada bulan Mei – Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk kecamatan Sukoharjo. Sampel yang digunakan sebanyak 72 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner DASS 42 (Depression, Anxiety, Stress Scale), check list diet tinggi karbohidrat, dan glucosemeter. Data yang diperoleh dianalisis dengan model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan 1) Ada pengaruh positif dan secara statistik signifikan usia terhadap kadar gula darah sewaktu. Setiap peningkatan 1 skor usia akan meningkatkan sebesar 0.831 skor GDS (p<0.001, 95%CI 0.420;1.241). 2) Ada pengaruh positif dan secara statistik signifikan stress terhadap kadar gula darah sewaktu. Setiap peningkatan 1 skor stress akan meningkatkan sebesar 1.636 skor GDS (p<0.001, 95%CI 0.987;2.285). 3) Ada pengaruh positif dan secara statistik signifikan diet tinggi karbohidrat terhadap kadar gula darah sewaktu. Setiap peningkatan 1 skor diet tinggi karbohidrat akan meningkatkan sebesar 0.970 skor GGDS (p<0.05, 95%CI 0.201;1.739).Kata Kunci: usia, stress, diet tinggi karbohidrat, glukosa darah   Abstract Diabetes mellitus (DM) is one of the health problems characterized by high blood glucose levels. Data from a global study showed that there were 415 million people in the world who had DM. Indonesia was ranked 7th out of 10 countries with DM with a total of about 10 million people. The purpose of this study was to analyze the effect of age, stress, and high-carbohydrate diet to blood glucose levels. The design of this study was observational analytic with cross sectional approach. The study was conducted in Sukoharjo district in May - June 2017. The population in this study was all residents Sukoharjo district. The sample used was 72 respondents. The sampling technique was done by simple random sampling. The research instrument used was DASS 42 (Depression, Anxiety, Stress Scale) questionnaires, high carbohydrate check list and glucosemeter. The data obtained were analyzed by multiple linear regression model. The results showed 1) There was a positive and statistically significant effect of age on blood glucose level at the time. Any increase in 1 age score will increase by 0.831 GDS score (p<0.001, 95%CI  0.420;1.241). 2) There was a positive and statistically significant effect of stress on blood sugar levels at the time. Each increase of 1 stress score will increase by 1.636 GDS score (p<0.001, 95%CI 0.987;2.285). 3) There was a positive and statistically significant effect of high carbohydrate diets on blood glucose levels. Any increase of 1 high carbohydrate diet score  will increase by 0.970 GDS score (p<0.05, 95%CI 0.201;1.739).Keywords: age, stress, high carbohydrate diet, blood glucose