Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Lingkungan Berbahasa Arab di Madrasah Aliyah Bilingual Batu Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
Jurnal Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Bahasa Arab Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 Nomor 2 Oktober 2021
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/naskhi.v3i2.662

Abstract

Umumnya lingkungan berbahasa Arab hanya terdapat di pesantren, namun semakin hari program semacam ini juga turut berkembang di lingkungan madrasah non-pesantren. Tidak hanya menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang dipelajari di kelas, tetapi juga menerapkannya secara luas di lingkungan sekolah.. Di Kota Batu Jawa Timur terdapat sebuah Madrasah Aliyah Bilingual swasta yang fokus pada pembiasaan bahasa Arab dan Inggris bagi siswanya dengan sederet prestasi para siswanya di bidang kebahasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana cara menciptakan lingkungan berbahasa Arab di Madrasah Aliyah Bilingual Kota Batu?. Digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus dan data diambil melalui wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi 3 tahap, yaitu Data Reduction, Data Display, Conclusions or Drawing or verifying. Penelitian ini menemukan bahwa lingkungan berbahasa di Madrasah Aliyah Bilingual Kota Batu terwujud melalui strategi terencana dan terstruktur yang dilaksanakan oleh seluruh elemen yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Utamanya guru-guru yang selalu menumbuhkan semangat berbahasa Arab pada diri siswa dan membiasakan penggunaan bahasa Arab dalam interaksi mereka dengan para siswa. Sehingga interaksi antara siswa pun juga dilakukan dengan bahasa Arab. Guru juga aktif melaksanakan upaya-upaya meningkatkan prestasi siswa-siswanya dalam bentuk pembinaan bahasa serta keikutsertaan pada lomba atau kegiatan internal sekolah maupun eksternal.
BAHASA DAERAH DAN BAHASA INDONESIA; NASIONALISME ATAU FANATISME Muhammad Jundi; Muhammad Dalle
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 3, No 1 (2022): Memperkuat Politik Kebangsaan dan Keindonesiaan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v3i1.5987

Abstract

This study aims to determine how the transformation of asabiyah or fanaticism in regional languages so that becomes a starting point for national division and disintegration. Then provide a solution in addressing linguistic fanaticism so as not to be trapped in the disintegration of the nation. This study uses a qualitative approach, which is to reveal a meaning related to the social dynamics of humanity and the method of literature study or library research, namely systematic collection of library sources, reading and recording these library sources and processing them to produce a meaningful conclusion. The conclusion is that the plurality of regional languages and the immaturity of Indonesians in language attitudes backfire for the creation of horizontal conflicts between the very diverse communities in Indonesia, also in the Indonesian language realm that Indonesian is not just one but has broken up into several dialect variants of the Indonesian language. So the solution that must be done is first to be inclusive in the attitude of speaking Indonesian by realizing the plurality of variants and various dialects of Indonesian. Secondly, Indonesian language education in public or private educational institutions that are under state supervision must revolutionize the Indonesian language education system and materials according to the times.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana transformasi ashabiyah atau fanatisme dalam berbahasa daerah sehingga menjadi titik tolak perpecahan dan disintegrasi bangsa. Kemudian memberikan solusi dalam menyikapi fanatisme kebahasaan agar tidak terjebak ke dalam disintegrasi bangsa. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif yaitu mengungkap suatu makna yang berkaitan dengan dinamika sosial kemanusiaan dan metode studi pustaka atau library research yaitu pengumpulan sumber pustaka secara tersistem, membaca dan mencatat sumber-sumber pustaka tersebut dan mengolahnya hingga dihasilkan suatu kesimpulan makna. Kesimpulannya bahwa kemajemukkan bahasa daerah dan ketidakdewasaan orang Indonesia dalam sikap berbahasa menjadi bumerang bagi terciptanya konflik horisontal antar masyarakat yang sangat beragam di Indonesia, juga dalam ranah berbahasa Indonesia bahwa bahasa Indonesia bukan hanya satu melainkan telah pecah ke dalam beberapa varian dialek bahasa Indonesia. Maka solusi yang harus dilakukan adalah pertama bersikaplah inklusif dalam sikap berbahasa Indonesia dengan menyadari adanya pluralitas varian dan dialek bahasa Indonesia yang bermacam-macam. Kedua pendidikan bahasa Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan negeri ataupun swasta yang berada di bawah pengawasan negara harus merevolusi sistem dan materi pendidikan bahasa Indonesianya sesuai perkembangan zaman.
Sosio-Politik Orang Bugis dan Islamisasi Masyarakat Sulawesi Timur di Zaman Kolonialisasi Belanda Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
HEURISTIK: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 1 No. 2 (2021): Agustus
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/hjps.1.2.90-106

Abstract

In the era of Dutch colonialism in Indonesia, with the trilogy of Western imperialism Gold, Gospel, and Glory, they not only came to dominate Indonesia's wealth but also extracted and embodied the faith of Muslims. In Central Sulawesi, many Christian missionaries were sent by the Dutch to sow the teachings of the Gospel so that to this day there are Christian congregation centers there. Areas with a strong Christianity are Poso and its surrounding areas in the interior, but at the same time, many inland and coastal areas in eastern Sulawesi are also very Muslim. One of the emerging identities in the community and network of the Bugis people. This study aims to determine the socio-political dynamics of the Bugis people and the Islamization of society in the East Sulawesi region. The approach used is a qualitative approach, with the type of literature study research, and Miles and Huberman's data analysis models, namely: data reduction, data display, and a conclusion or drawing or verifying. Based on the research results, the Bugis people are one and even the only ethnic group that has influenced East Sulawesi the most in terms of Islamic belief, which is predominantly dominated by the Bone Bugis. And the interaction patterns they built in the process of Islamization of the people of East Sulawesi, there are 5, namely: 1) Syiar Da'wah, 2) Trade (economy), 3) Settlement (Marriage), 4) Politics, 5) Education.
ULAMA DAN UMARA DALAM MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM DI TANAH BUGIS ABAD XX Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/taalum.2022.10.1.137-159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran dan hubungan antara para ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis abad XX. Penelitian berjenis library research ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data bersumber dari berbagai literatur ilmiah sejarah, dan dikumpulkan dengan metode dokumentasi serta dianalisis menggunakan kaca mata hermeneutika modern. Penelitian ini menemukan bahwa peran ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis pada Abad XX diwujudkan dalam beberapa gerakan besar, yaitu: Muhammadiyah, As’adiyah, Darud Da’wah wal irsyad, Amiriyyah, dan Universitas Muslim Indonesia. Di tanah Bugis, para ulama sangat dimuliakan sebab mereka bukanlah ulama rendahan yang bisa disuap dan menjilat penguasa. Justru para umara lah yang cenderung memperlihatkan ketergantungan terhadap para ulama. Di saat yang sama, terjadi hubungan simbiosis mutualisme anatara keduanya dimana umara memfasilitasi terwujudnya iklim pendidikan Islam yang kondusif untuk membangun sumber daya manusia yang berakhlak mulia, dan ulama pun tidak pernah tinggal diam jika melihat sebuah kemungkaran dengan langsung mengkritik serta mengingatkan umara. Meskipun demikian, hubungan simbiosis mutualisme ini sedikit ternodai oleh upaya pemaksaan umara terhadap ulama untuk mendukung hasrat politik kelompok mereka.
ULAMA DAN UMARA DALAM MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM DI TANAH BUGIS ABAD XX Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/taalum.2022.10.1.137-159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran dan hubungan antara para ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis abad XX. Penelitian berjenis library research ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data bersumber dari berbagai literatur ilmiah sejarah, dan dikumpulkan dengan metode dokumentasi serta dianalisis menggunakan kaca mata hermeneutika modern. Penelitian ini menemukan bahwa peran ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis pada Abad XX diwujudkan dalam beberapa gerakan besar, yaitu: Muhammadiyah, As’adiyah, Darud Da’wah wal irsyad, Amiriyyah, dan Universitas Muslim Indonesia. Di tanah Bugis, para ulama sangat dimuliakan sebab mereka bukanlah ulama rendahan yang bisa disuap dan menjilat penguasa. Justru para umara lah yang cenderung memperlihatkan ketergantungan terhadap para ulama. Di saat yang sama, terjadi hubungan simbiosis mutualisme anatara keduanya dimana umara memfasilitasi terwujudnya iklim pendidikan Islam yang kondusif untuk membangun sumber daya manusia yang berakhlak mulia, dan ulama pun tidak pernah tinggal diam jika melihat sebuah kemungkaran dengan langsung mengkritik serta mengingatkan umara. Meskipun demikian, hubungan simbiosis mutualisme ini sedikit ternodai oleh upaya pemaksaan umara terhadap ulama untuk mendukung hasrat politik kelompok mereka.
Lingkungan Berbahasa Arab di Madrasah Aliyah Bilingual Batu Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Bahasa Arab Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 Nomor 2 Oktober 2021
Publisher : IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/naskhi.v3i2.662

Abstract

Umumnya lingkungan berbahasa Arab hanya terdapat di pesantren, namun semakin hari program semacam ini juga turut berkembang di lingkungan madrasah non-pesantren. Tidak hanya menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang dipelajari di kelas, tetapi juga menerapkannya secara luas di lingkungan sekolah.. Di Kota Batu Jawa Timur terdapat sebuah Madrasah Aliyah Bilingual swasta yang fokus pada pembiasaan bahasa Arab dan Inggris bagi siswanya dengan sederet prestasi para siswanya di bidang kebahasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana cara menciptakan lingkungan berbahasa Arab di Madrasah Aliyah Bilingual Kota Batu?. Digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus dan data diambil melalui wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi 3 tahap, yaitu Data Reduction, Data Display, Conclusions or Drawing or verifying. Penelitian ini menemukan bahwa lingkungan berbahasa di Madrasah Aliyah Bilingual Kota Batu terwujud melalui strategi terencana dan terstruktur yang dilaksanakan oleh seluruh elemen yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Utamanya guru-guru yang selalu menumbuhkan semangat berbahasa Arab pada diri siswa dan membiasakan penggunaan bahasa Arab dalam interaksi mereka dengan para siswa. Sehingga interaksi antara siswa pun juga dilakukan dengan bahasa Arab. Guru juga aktif melaksanakan upaya-upaya meningkatkan prestasi siswa-siswanya dalam bentuk pembinaan bahasa serta keikutsertaan pada lomba atau kegiatan internal sekolah maupun eksternal.