This Author published in this journals
All Journal Spektrum Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA SEBAGAI BAHAN ALAMI PENGAWET BAMBU TERHADAP SIFAT MEKANIK BAMBU PETUNG: The Influence of the Extraction of Mimba Leaves as a Natural Preservation Towards the Mechanical Properties of Petung Bamboo Ivan Gunawan; I Wayan Sugiartha; Buan Anshari
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bambu sebagai bahan konstruksi sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia, namun bambu memiliki daya tahan yang kurang baik terhadap serangan perusak biologis, hal ini juga berpengaruh terhadap kekuatan dari bambu itu sendiri. Pemanfaatan bahan kimia untuk pengawetan dapat dikatakan cukup efektif, namun penggunaan bahan kimia tersebut memiliki kendala seperti tidak ramah lingkungan dan untuk mendapatkan ijin membeli bahan kimia tersebut tergolong susah. Salah satu bahan alami yang memiliki daya racun terhadap serangga adalah tanaman mimba. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengawetan dengan ekstrak daun mimba terhadap kekuatan mekanik bambu petung. Penelitian ini didahului dengan melakukan pengujian pendahuluan berupa pengujian kadar air dan berat jenis bambu. Selanjutnya dilakukan pengawetan, dan diakhiri dengan pengujian sifat mekanik berupa uji kuat tekan, kuat tarik, dan kuat geser bambu petung. Dari hasil pengujian terlihat bahwa adanya variasi perubahan sifat mekanik bambu petung setelah diawetkan dengan ekstrak daun mimba yaitu ada yang meningkat dan ada pula yang menurun. Perubahan sifat mekanik tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pengawetan bambu dengan ekstrak daun mimba tidak begitu berpengaruh terhadap kekuatan mekanik bambu petung.
ANALISIS PENGGUNAAN PASAK SEBAGAI PENGGANTI LEM PADA STRUKTUR KAYU LAMINASI SILANG (CLT): Analysis of using Dowel Fastener as Replacement of Adhesive on Cross Laminated Timber (CLT) Dedy Wahyuddin; Buan Anshari; Jauhar Fajrin
Spektrum Sipil Vol 3 No 2 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Papan kayu laminasi silang atau Cross Laminated Timber (CLT) adalah salah satu contoh teknologi rekayasa kayu. Teknologi ini digunakan untuk memodifikasi kayu yang berkualitas rendah, sedang maupun dari spesies yang kurang dikenal (unknown species) menjadi bahan struktur berkualitas tinggi. Terdapat cukup banyak pilihan untuk merangkaikan potongan-potongan kayu pada produk CLT antara lain dengan menggunakan lem, baut dan paku. Penelitian ini menggunakan sambungan pasak dalam membentuk CLT menggantikan lem epoxy yang biasa digunakan sebagai penyambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemungkinan digunakannya sistem sambungan pasak (kayu Jati dan bambu) dalam membentuk CLT dan untuk mengetahui prilaku struktur dari masing-masing CLT dengan sistem sambungan yang berbeda (lem, pasak kayu dan pasak bambu) Untuk mencapai tujuan, uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik kayu. CLT, berukuran panjang 195 cm, lebar 90 cm dan tebal 10 cm, disusun dari 5 lapis kayu bajur dengan lebar 15 cm dan tebal 2 cm yang disusun saling bersilangan membentuk sudut 90o. Sebagai penyambung digunakan pasak bambu Petung, pasak kayu Jati dan lem Epoxy. . Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa beban luar yang diijinkan untuk pelat CLTLSL, LSB dan LSJ berturut-turut sebesar 1353 N, 397 N dan 556 N. Modulus elastisitas rata-rata untuk CLT penyambung lem epoxy, pasak bambu dan pasak Jati berturut-turut sebesar 288,8 N/mm², 84,1 N/mm² dan 116,3 N/mm2. Untuk kuat lentur rata-rata CLT penyambung lem epoxy, pasak bambu dan pasak Jati berturut-turut sebesar 0,9 N/mm², 1,4 N/mm² dan 1,4 N/mm2 sedangkan nilai daktilitas CLT penyambung lem epoxy, pasak bambu dan pasak Jati berturut-turut sebesar 3,5 ; 2,6 dan 3,4.
STUDI EKSPERIMEN PERILAKU MEKANIS PAPAN KAYU LAMINASI SILANG: Experimental Study on Mechanical Behaviour of Cross_Laminated Timber I Gede Utama Hadi Sutrisna; Buan Anshari; Jauhar Fajrin
Spektrum Sipil Vol 3 No 2 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kayu, pasokan kayu dari alam semakin berkurang. Untuk mengatasi pasokan tersebut salah satu produk yang dikenal luas memiliki kemampuan memikul beban struktur adalah Cross Laminated Timber (CLT) yaitu papan kayu yang dilekatkan menggunakan alat penyambung dengan posisi papan berselang seling dan saling tegak lurus. Penelitian ini bertujuan melakukan pengujian eksperimental menggunakan metode dua titik pembebanan untuk mendapatkan MOR, MOE, daktilitas dan kemampuan CLT menerima beban pada syarat δijin L/300, metode penyambungan yang diteliti seperti CLT perekat Melamine Formaldehyde (MF), CLT variasi sekrup menyilang, dan CLT variasi sekrup sejajar, masing – masing memiliki 4 benda uji. Hasil eksperimen menunjukan MOR berturut – turut 0,41 MPa, 0,87 MPa, dan 0,82 MPa untuk perekat MF, variasi sekrup menyilang, variasi sekrup sejajar. MOE didapatkan nilai berturut – turut sebesar 149,67 MPa, 38,65 MPa, dan 42,19 MPa untuk perekat MF, variasi sekrup menyilang, variasi sekrup sejajar dan untuk daktilitas berturut – turut didapat 4,40 perekat MF, 2,31 variasi sekrup menyilang, 2,25 variasi sekrup sejajar, dari ketiga variasi CLT tersebut yang paling kuat menerima beban pada syarat lendutan ijin seperti CLT perekat Melamine Formaldehyde, beban yang diterima sebesar 1353,25 MPa.
TINJAUAN KUAT ACUAN KAYU LOKAL BERDASARKAN ATAS PEMILAHAN SECARA MEKANIK: Review of Reference Wood Strong Local Sorting Based on the Mechanical Aryani Rofaida; I Wayan Sugiartha; Pathurahman Pathurahman; Buan Anshari
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecenderungan pemakaian kayu akan terus meningkat, baik untuk keperluan struktural maupun industri. Hal ini perlu diimbangi dengan pengetahuan jenis kayu, sifat dan cara pengolahan kayu agar kayu dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan kayu yang semakin meningkat dimasa yang akan datang dan untuk memperoleh nilai manfaat kayu yang sebesar-besarnya dari hutan saat ini tidak dapat lagi dipisahkan dari perhatian terhadap pemanfaatan jenis kayu dari jenis pohon kurang dikenal. Namun sebelum menggunakan kayu dari jenis pohon kurang dikenal untuk tujuan tertentu, terlebih dulu perlu dilakukan penelitian mengenai sifat dasar dan kemungkinan pemanfaatan kayu dari jenis pohon tersebut. Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak dijumpai, sering dipakai dan relatif mudah untuk mendapatkannya. Berat jenis kayu lebih ringan bila dibanding baja ataupun beton, selain itu kayu juga mudah dalam pengerjaannya. Ketepatan pemilihan jenis kayu untuk sesuatu pemakaian memerlukan pengetahuan tentang sifat dasarnya. Sifat dasar tersebut, diantaranya berat jenis, kekuatan dan stabilitas dimensi. Faktor ini dipengaruhi oleh sifat anatomi kayu. Eksperimen pengujian kayu adalah digunakan kayu kayu lokal dari Nusa Tenggara Barat yaitu Kayu Menggaris, Rajumas dan Meranti. Untuk mengetahui mutu kayu dilakukan pengujian sifat fisik diantaranya pengujian kadar air dan berat jenis, sedangkan pengujian sifat mekanis antara lain pengujian Kuat Acuan Tarik, Tekan, Lentur, Geser dan Modulus Elastisitas, masing masing dibuat 6 benda uji dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari hasil pengujian sifat fisik kayu, kayu Menggaris, Rajumas dan Meranti termasuk ke dalam golongan Kayu dengan berat sedang, bila berat jenis kayu 0,36 – 0,56, dan sifat mekanik kayu dapat dikatakan bahwa Kayu Menggaris ditinjau dari Kuat Acuan Tarik, Tekan dan Lentur termasuk Kode Mutu E23 dan Kuat Acuan Geser termasuk Kode Mutu E12. Kayu Rajumas ditinjau dari Kuat Acuan Tarik dan Tekan masuk ke dalam Kode Mutu E21, untuk Kuat Acuan lentur E10 dan Kuat Acuan Geser E20 dan Kayu Meranti Kuat Acuan Tarik, Tekan dan Lentur dengan Kode Mutu E22- E25, dan Kuat Acuan Geser E26. Dapat dikatakan bahwa perbedaan tersebut diakibatkan tinjauan yang berbeda berdasarkan pengambilan sampel benda uji kayu yang tidak seragam dan dapat dismpulkan juga bahwa apabila mutu kayu E20-E26, maka kayu kayu lokal tersebut cukup kuat dan kaku sebagai bahan struktur bangunan.