Dedi Setiadi
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 Telp. (0274) 895954, 896080, Fax. (0274) 896080

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SELEKSI SPESIES ADAPTIF PADA DAERAH KERING UNTUK ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL Hedrati, Rina Laksmi; Putri, Asri Insiana; Setiadi, Dedi
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kementerian Kehutanan, melalui Badan Litbang Kehutanan yang dituangkan dalam Roadmap 2010-2025 telah mencanangkan kegiatan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan iklim global. Berbagai Rencana Penelitian Integratif (RPI) telah ditetapkan termasuk RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim yang diinisiasi pada tahun 2010. Dalam RPI ini salah satu penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai spesies pohon dari berbagai provenans yang potensial untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan penekanan untuk tujuan pengujian pada daerah kering. Pada makalah ini, hasil identifikasi dan seleksi yang dilakukan tahun 2010 didiskusikan. Identifikasi dari daerah bercurah hujan rendah (
KETAHANAN SERANGAN PENYAKIT KARAT TUMOR PADA UJI KETURUNAAN SENGON (Falcataria moluccana) DI BONDOWOSO, JAWA TIMUR Setiadi, Dedi; Susanto, Mudji; Baskorowati, Liliana
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan
Publisher : BBPPBPTH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As a part of tree improvement project of sengon (Falcataria moluccana L. Nielsen) several progeny test  were established in December 2011. One of those progeny test  was established in Bondowoso, East Java.  Row Column Desgin (Incomplete Block Design) was used as experimental design involving 70 families (9 Papua provenance and 1 provenance Solomon), 4 replications (blocks), 4 trees per plot and a spacing of 3 x 2 m. Observations were made at the age of 6 and 12 months, including recorded the percent of survival plants, height, diameter and the gall rust incidence. Results showed that in general, the early growth of individual plant in this plot demonstrated a fairly good performance with the survival rate of 98.5% (6 months old), and 96.9% (1 year old). The early growth of sengon varied significantly between provenances. The best growth demonstrated by provenances from Meagama, Holima and Hobikosi. Early estimation of individual heritability of plant height categorised in low (h2i= 0.07 to 0.11, h2f= 0.16 to 0.21), whereas individual heritability of diameter were catagorised in medium (h2i= 0, 08 to 0.27, h2f= 0.15 to 0.43). Moreover, the positive value of the genetic correlation revealed between height and diameter (0.88 and 0.85). Several individual trees originated from Holima, Meagama and Elagaima exhibited 0% of gall rust disease incidence.
EVALUASI AWAL KOMBINASI UJI SPESIES-PROVENAN JENIS-JENIS SHOREA PENGHASIL TENGKAWANG DI GUNUNG DAHU, BOGOR, JAWA BARAT Setiadi, Dedi; Leksono, Budi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.707 KB)

Abstract

ABSTRACT Combination of species-provenance test of tengkawang-producing Shorea species was established in 2011 in Gunung Dahu Research Station (West Java). Evaluation was conducted periodically every each six months for 18 months. The genetic materials used S. macrophylla, S. gybertsiana, S. stenoptera, S. pinanga derived   from 4 provenances (Gunung Bunga-West Kalimantan, Sungai Runtin-West Kalimantan, Bukit Baka-Central Kalimantan, and Haurbentes-West Java). The experiments were arranged in a Randomized Complete Blok Design (RCBD) with 11 plots, 4 replicated, 25 trees per plot (5 x 5 trees) and spacing of 5 x 5 meters. The traits observed were survival percentage and height at the age of 6, 12 and 18 months. The analysis showed that the survival percentage was not significantly different, while the growth height showed significant differences. Species of Shorea (S. macrophylla, S. stenoptera, and S. pinanga) from Haurbentes (West Java) land race had the best performance in growth until the age at 18 months.ABSTRAKKombinasi uji spesies-provenan jenis-jenis shorea penghasil tengkawang dibangun pada tahun 2011 di Stasiun Penelitian Meranti di Gunung Dahu, Bogor, Jawa Barat. Evaluasi dilakukan secara periodik setiap enam bulan selama 18 bulan untuk mengetahui kemampuan adaptasi dari jenis dan provenan yang diuji. Materi genetik yang digunakan adalah jenis-jenis shorea penghasil tengkawang (S. macrophylla, S. gybertsiana, S. stenoptera, S. pinanga) yang berasal dari 4 provenan (Gunung Bunga-Kalimantan Barat, Sungai Runtin-Kalimantan Barat, Bukit Baka-Kalimantan Tengah,  dan  Haurbentes-Jawa  Barat).  Penelitian  menggunakan  Rancangan Acak  Lengkap Berblok (RCBD) dengan 11 plot, 4 ulangan, 25 pohon per plot (5 x 5 pohon) dan jarak tanam 5 x 5 meter. Sifat yang diukur adalah persen hidup dan tinggi tanaman pada umur 6,12 dan 18 bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa persen hidup tidak berbeda nyata, dan pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata. Jenis-jenis shorea pengasil tengkawang (S. macrophylla, S. pinanga dan S. stenoptera) dari ras lahan Haurbentes (Jawa Barat) menunjukkan pertumbuhan terbaik sampai dengan umur 18 bulan. 
Variasi Morfologi Empat Spesies Jati ( Tectona Sp) di Asia Tenggara: Potensi Pemuliaan Pohon dan Bioteknologinya Fauzi, Mohamad Anis; Hasna, Tri Maria; Setiadi, Dedi; Adinugraha, Hamdan Adma
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i2.2946

Abstract

Jati (Tectona grandis Linn.f) dikembangkan secara intensif di Indonesia terutama di Pulau Jawa dengan luas pengelolaan hutan tanaman ± 1 juta Ha. Di Asia Tenggara jenis ini ditanam pula oleh negara Philipina, Thailand, Malaysia, Laos, Vietnam bagian Selatan dan Myanmar dengan luas bervariasi. Namun demikian pengetahauan mengenai variasi morfologi dan pemanfaatan untuk kegiatan bioteknologi dan pemuliaan masih berkisar pada satu spesies saja yaitu Tectona grandis. Sedangkan spesies lain seperti Tectona abludens, Tectona hamiltoniana dan Tectona philiphinensis belum banyak diketahui.Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel daun di 3 pengembangan jati di Pulau Jawa yaitu Cepu dan Randublatung Jawa Tengah, Nglambangan Bojonegoro Jawa Timur dan Ciamis Jawa Barat. Untuk Spesies Tectona abludens sampel daun diambil di daerah Dlingo, Bantul DIY dan Selang, Gunungkidul. Sedangkan untuk jenis Tectona philiphinensis lebih dalam dipelajari berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementrian Kehutanan Philipina dan untuk jenis  Tectona hamiltoniana dilengkapi dengan data dan informasi dari Kementrian Kehutanan Myanmar. Sampel daun dari tiap jenis diambil 2 daun (daun muda dan daun tua) masing-masing 5 ulangan. Pengamatan terhadap bentuk duduk daun, jumlah tulang daun primer dan sekunder serta pola tulang daun didiskripsikan dan dibandingkan antara keempat spesies tersebut. Morfologi bunga, kulit batang, kayu, biji dan bentuk percabangan digunakan juga untuk melengkapi variasi morfologi masing-masing spesies. Variasi morfologi yang ada dipergunakan untuk mengetahui variasi empat spesies Tectona sp tersebut sehingga diketahui karakter-karakter tiap jenis yang berpeluang untuk dimanfaatkan dalam kegiatan pemuliaan pohon baik melalui pemuliaan konvensional atau bioteknologi.Tectona grandis memiliki morfologi yang lebih dekat dengan Tectona abludens, sedangkan Tectona hamiltoniana dan Tectona phillipinensis memiliki morfologi khas yang berbeda dengan lainnya. Beberapa karakter morfologi diantara keempat spesies tersebut berpeluang diamanfaatkan untuk kegiatan pemuliaan jati antara lain kelurusan batang, kemampuan adaptasi di lahan kering dan ketahanan terhadap penyakit.
Sosialisasi Literasi Online: Pentingnya Literasi Online Untuk Mencegah Konflik di Masyarakat yang Disebabkan Berita Hoax Widodo, Yohanes Bowo; Julfia, Fenty Tristanti; Sibuea, Sondang; Setiadi, Dedi; Sutabri, Tata
Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jpkmht.v3i1.423

Abstract

Perkembangan media online yang pesat banyak memberikan dampak positif, namun adakalanya memberikan dampak negatif juga. Dampak negatif yang timbul antara lain, mudahnya seseorang atau kelompok masyarakat membuat berita bohong (hoax) untuk suatu maksud tertentu. Berita bohong tersebut dapat dengan mudah menjadi viral, sehingga cepat mempengaruhi masyarakat luas. Yang paling berbahaya adalah berita-berita bohong yang berisi nuansa SARA, karena berita bernuansa SARA tersebut mudah menyulut kemarahan masyarakat, dan menimbulkan kebencian terhadap golongan lain, sehingga dapat menimbulkan konflik sosial, yang bisa berujung pada kerusuhan massa.Mitra tim Pengabdian Pada Masyarakat adalah masyarakat kelurahan Kramat Jati. Warga mayarakat masih banyak yang belum memahami bagaimana memeriksa benar-tidaknya suatu berita di media sosial atau media online. Mayarakat masih belum memahami bagaimana cara menyikapi suatu berita, untuk mencegah terjadinya konflik sosial akibat berita tersebut. Solusi yang diberikan kepada pihak mitra untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi saat ini adalah dengan memberikan sosialisasi tentang bagaimana menyikapi setiap berita yang tersebar di media online, bagaimana memeriksa berita tersebut benar atau hoax, dan bagaimana menyikapi berita tersebut. Sosialisasi dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan secara offline kepada wakil masyarakat dari 9 Rukun Warga di lingkungan kelurahan Kramat Jati. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah agar perwakilan RW yang mengikuti kegiatan sosialisasi, dapat menyampaikan materi sosialisasi ke warga di wilayahnya, agar warga memahami tentang bagaimana menyikapi berita di media online dengan bijaksana, dan menghindari penyebaran berita Hoax, sehingga dapat mencegah konflik di masyarakat.Kata Kunci: Literasi Online, Hoax, Konflik