Jauhari Syamsiyah
Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI AZOLLA SEBAGAI SUBSTITUSI PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA PADI ORGANIK Jauhari Syamsiyah; Bambang Hendro Sunarminto; Mujiyo Mujiyo
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 31, No 2 (2016): October
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.916 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v31i2.11956

Abstract

One of problems faced by farmers in the rice cultivation with organic system is organic fertilizer limited, especially for farmers who do not have livestock. Azolla is one of materials that can be used as organic fertilizer. The aim of the research was to determine whether Azolla (Azolla mycrophylla L.) is able to meet the nutrient needs of some rice varieties on organic rice cultivation. The experiment used factorial complete randomized block design with three factors and three replications. Azolla was spread at days after transplanting and at 25 days after transplanting, 75% of Azolla was incorporated into soil and the rest was left up until rice were harvested. Meanwhile, cow manure was distributed after tillage. The treatment consisted of rice varieties (Mira1, Mentik Wangi and Red and White), Azolla (0 and 2 tons / ha) and manure (0 and 10 tons / ha). The result showed that Azolla did not significantly increase growth and yield of rice, despite it could increase the  N uptake 5,4% and P uptake P 17,3% , weight of dry straw, dry grain and 1,000 seeds by 5,86%, 12.7%, 7.37% than without Azolla respectively. Azolla 2 tons/ha with manure 10 tons/ha were able to increase N uptake by 7.6%, the uptake P by 13.7% and the of productive tiller number by 9.88%. From the standpoint of crop yields with organic system, a single use of Azolla has not been able to replace manure. 
Pemberdayaan Wanita Tani dengan Pelatihan Pembuatan Pot Organik dari Jerami Padi dan Limbah Daun Bawang Merah Jauhari Syamsiyah; Aktavia Herawati; Mujiyo Mujiyo
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 3, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v3i1.36109

Abstract

Pot organik berbahan dasar campuran jerami padi dan limbah daun bawang merah merupakan inovasi baru untuk memanfaatkan bahan tersebut yang melimpah di lingkungan. Desa Srigading merupakan sentra pertanaman padi dan bawang merah. Setiap musim panen tiba, limbah hasil panen tersebut dibuang begitu saja. Padahal biomassa ini bisa dimanfaatkan untuk pot organik. Pot organik dari limbah jerami padi dan daun bawang merah dapat lebih aman dan tidak membuat pencemaran tanah dan lingkungan. Limbah jerami dipilih karena mengandung selulosa dan lignin yang tinggi. Selulosa dapat membentuk ikatan yang kuat antar molekulnya. Kandungan selulosa yang tinggi tersebut menjadikan jerami berpotensi sebagai bahan pembuatan pot biodegradable. Selain itu jerami mengandung bahan organik yang berperan penting dalam merekatkan butiran tanah membentuk agregat tanah yang lebih mantap. Daun bawang merah diyakini mengandung zat kitin yang tinggi, sehingga berpotensi sebagai penahan air dalam pot. Selain itu jerami padi dan daun bawang merah merupakan bahan organik yang mengandung berbagai unsur hara yang lengkap. Sehingga selain sebagai bahan baku pot, jerami padi dan daun bawang merah juga berfungsi sebagai cadangan unsur hara untuk tanaman dalam pot. Kombinasi jerami padi dan daun bawang merah diharapkan mampu menjadi alternatif pot organik yang ramah lingkungan, murah serta mudah diadopsi oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, limbah jerami padi dan daun bawang merah mempunyai potensi yang cukup strategis untuk dimanfaatkan menjadi pot organic/biodegradable. Pengabdian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah jerami padi dan daun bawang merah menjadi pot organik yang murah dan mudah diterapkan dan untuk peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Penyuluhan tentang manfaat jerami, daun bawang merah dan pupuk kendang sebagai bahan pot telah dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2019. Hasil menunjukkan bahwa peserta antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan praktek pembuatan pot organic berbahan dasar jerami padi, daun bawang merah dan lempung.
Pengenalan Budidaya Azolla untuk Mendukung Pengembangan Pertanian Organik Jauhari Syamsiyah; Ganjar Herdiansyah; Sri Hartati; Suryono Suryono
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.44865

Abstract

Azolla merupakan tumbuhan paku air dengan kelebihan memiliki sifat yang cepat dalam proses berkembang biak serta dapat digunakan sebagai pupuk organik dalam bentuk kompos atau pupuk hijau, namun belum banyak dikenal dikalangan petani, khususnya kelompok Tani Makmur dan Margo Mulyo di dusun Nayan, Nangsri, Kebakkramat. Permasalahan utama pada kelompok tani tersebut adalah minimnya pengetahuan dan informasi mengenai budidaya Azolla dan pemanfaatan azolla sebagai sumber pupuk organik serta penerapan pupuk organik ini pada lahan pertanian. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan Azolla ke kelompok tani, melatih budidaya Azolla dan mengevaluasi penerimaan petani terhadap pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan, dan mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk anorganik atau sintetik dengan memanfaatkan Azolla sebagai sumber daya alam lokal. Kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan pengabdian ini antara lain : Survei lokasi dan waktu pelaksanaan, Edukasi/paparan dan sosialisasi tentang manfaat azolla, Pelatihan budidaya dan pendampingan aplikasi azolla, Focus Grup Discussion (FGD). Metode pengabdian dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan dan evaluasi kegiatan dalam pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan menggunakan sumberdaya lokal yaitu azolla. Pengetahuan petani tentang Azolla dan manfaatnya sebagai sumber pupuk organik sebelum dilakukan penyuluhan masih rendah atau <20% yang baru mengetahui manfaat dari azolla. Setelah dilakukan kegiatan, pengetahuan dan pemahaman petani tentang potensi dan manfaat budidaya azolla meningkat serta ketertarikan petani terhadap budidaya azolla secara mandiri mencapai 90%. Azolla merupakan sumber pupuk organik yang dapat menekan penggunaan pupuk anorganik atau sintetik.
PENGARUH SUBSTITUSI PUPUK KIMIA DENGAN PUPUK ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DI ALFISOL JUMANTONO Jauhari Syamsiyah; Ganjar Herdiyansyah; Sri Hartati; Suntoro Suntoro; Hery Widijanto; Intan Larasati; Nur Aisyah
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.031 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.1.6

Abstract

Alfisols have low fertility, so fertilization is carried out to increase soil fertility and support the growth of maize plants. The continuous use of inorganic fertilizers in high quantities can cause land degradation, so it is necessary to reduce the amount by adding other fertilizers, such as organic fertilizers, as well as the relatively high price of inorganic fertilizers. This research was aimed to examine the potential of organic fertilizers in replacing inorganic fertilizers. The experimental design was a completely randomized block design with nine combination treatments of organic and inorganic fertilizers with three replications. The results showed fertilizer treatment ½ NPK + 1 PO affected and increased levels of organic C, CEC, base saturation, total N, and available P in Alfisols and maize yield. However, it did not significantly affect pH, base saturation and available S in Alfisols. The chemical properties of the soil had increased values ​​of 48%, 9.01%, 61.3%, and 134.5%, respectively. The treatment of ½ NPK + 1 PO  increased maize productivity by 47.76% compared to the control with the productivity of 12.7 t ha-1, which the results were not significantly different from standard NPK. Thus, the application of 10 t ha-1 of organic fertilizer has the potential to replace ½ doses of inorganic fertilizer.