Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KINERJA CAMPURAN BETON ASPAL WEARING COURSE DENGAN TAMBAHAN SERBUK SERAT PELEPAH BATANG PISANG: Performance of Asphalt Concrete Wearing Course Mixtures with additional Banana Stems Fiber Powder Desi Widianty; Mudji Wahyudi; Agustono Setiawan
Spektrum Sipil Vol 5 No 1 (2018): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkerasan yang awet dan tahan lama dapat dicapai bila memiliki kualitas perkerasan jalan yang baik / tinggi. Kualitas perkerasan jalan sangat dipengaruhi oleh bagaimana memilih material dan penggunaan persentase yang tepat sehingga memiliki kualitas yang tinggi dan memenuhi standar/persyaratan dalam suatu campuran beraspal. Aspal sebagai bahan pengikat dan pengisi antar agregat dituntut memiliki kemampuan dalam mempertahankan sifat fisiknya. Kualitas aspal dapat ditingkatkan dengan menambah bahan aditif. Serbuk serat pelepah batang pisang dapat dijadikan sebagai bahan aditif pada aspal murni (aspal 60/70). Metode yang dilakukan untuk membuat campuran beton aspal dengan menambah 0,1% serbuk serat pelepah batang pisang dari total berat aspal untuk setiap variasi kadar aspal murni 5%; 5,5%; 6%; 6,5%; dan 7%. Dilanjutkan dengan menambah agregat untuk membuat benda uji campuran beton aspal (AC-WC). Benda uji dibuat masing–masing sebanyak 3 (tiga) sampel untuk setiap variasi kadar aspal. Pemeriksaan benda uji meliputi pemeriksaan volumetrik berupa VMA, VIM, dan VFB serta pemeriksaan mekanis berupa stabilitas, flow dan marshall quetions. Hasil pemeriksaan tersebut dijadikan dasar untuk menentukan besarnya kadar aspal optimum. Berdasarkan analisis dan pembahasan didapatkan bahwa campuran beton aspal yang menggunakan aspal dengan tambahan serbuk serat pelepah batang pisang, memiliki nilai VMA dan VIM semakin menurun seiring meningkatnya kadar aspal. Nilai VFB dan flow semakin meningkat seiring meningkatnya kadar aspal. Sedangkan nilai stabilitas dan marshall quetions sampai batas tertentu stabilitas dan MQ nya naik namun kemudian semakin tinggi kadar aspalnya nilainya semakin turun. Dari lima variasi kadar aspal, prosentase kadar aspal 5,5% yang menghasilkan nilai yang paling optimum.
Penyuluhan Lingkungan Bersih Dengan Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Di Desa Sisik Kabupaten Lombok Tengah Agustono Setiawan; Lalu Wirahman W.; Akmaluddin Akmaluddin; Mudji Wahyudi; Zaedar Gazalba
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.008 KB)

Abstract

Pembangunan yang cukup pesat di Desa Sisik Kab. Lombok Tengah memberikan berbagai dampak bagi masyarakat, dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak negatif adalah meningkatkan timbulan sampah. Meningkatnya timbulan sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik menyebabkan sampah berserakan, sehingga menimbulkan berbagai dampak lingkungan. Sampah tersebut menjadi sumber berbagai penyakit, menyebabkan bau tidak enak, menyebabkan pemandangan kurang bagus, dan menyebabkan banjir. Masyarakat desa saat ini mempunyai kesulitan tempat untuk membuang sampah, oleh karena itu perlu upaya mengurangi jumlah sampah. Program pengelolaan sampah “3R” (reduce-reuse-recycle) merupakan program yang cocok untuk dikembangkan di desa ini. Program mendaur ulang sampah (recycle) menjadi barang yang lebih berguna sangat cocok, apalagi hasil daur ulang sampah bisa di jual dan menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah “3R”, sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Metode yang dilakukan adalah ceramah/diskusi di lokasi kegiatan dengan alat peraga serta praktek pengelolaan sampah.. Secara umum, kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan harapan, karena didukung oleh beberapa faktor, antara lain: keseriusan aparat desa untuk mendorong warganya mengikuti kegiatan penyuluhan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi yang diberikan bagi kehidupan mereka, ketertarikan masyarakat tentang kegiatan pengelolaan sampah sangat luar biasa. Dari ceramah dan diskusi serta praktek yang dilakukan selama penyuluhan, ditarik kesimpulan bahwa masyarakat di desa ini belum mengetahui pengertian pengelolaan sampah “3R”, karena belum pernah ada sosialisasi tentang hal tersebut. Oleh karena itu, masyarakat menyambut antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan dan akan berusaha menerapkannya demi kepentingan mereka sendiri.