Artikel ini menyorot pemikiran hadith Muhammad Asad (1990-1992) dan kontribusinya dalam pemahaman hadith kontemporer. Penelitian ini dibuat berlatarkan premis yang mengandaikan tentang pengaruh hadith yang mendasar dalam pemikiran Asad. Karyanya membuktikan keyakinan ini, iaitu dari terjemahan dan syarahnya ke atas kitab Sahih al-Bukhari yang memperlihatkan pengaruh yang signifikan dari prinsip dan tradisi hadith terhadap pemikiran dan keyakinan intelektualnya. Berangkat dari premis ini, tulisan ini cuba membincangkan pemahaman asas tentang hadith yang dirumuskan dalam karya-karyanya seperti Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam;Islam at The Crossroads (bab “Hadith and Sunnah” dan “The Spirit ofthe Sunnah”);This Law of Ours and Other Essays; The Road to Mecca dan The Message of the Qur’an. Pengaruh hadith ini bisa dilihat dalam jurnal Arafat dan makalahnya yang lain terkait tema-tema hadith dan sunnah dan pemahamannya di abad moden, seperti tulisannya “Social and Cultural Realities of the Sunnah”. Metode penelitian adalah bersifat deskriptif, analitis, historis dan komparatif. Penelitian ini mengembangkan ide dan fikrah hadith yang dirumuskan Asad dari perspektifnya yang moden dan membandingkannya dengan pemikiran-pemikiran sejarah yang krusial terkait prinsip hadith yang dibawakan oleh pemikir Islam yang lain. Penelitian ini menyimpulkan bahawa Muhammad Asad telah memberikan sumbangan yang penting dalam pemikiran hadith di abad moden dengan hasil penulisannya yang prolifik, terutama terjemahan dan syarahannya yang ekstensif terhadap Sahih al-Bukhari yang memuatkan komentar-komentar yang baru dan analisis sejarahnya yang substantif terhadap kitab ini. Hasil penelitian membuktikan yang Asad telah membawa pemahaman yang signifikan tentang tradisi hadith dan mengusung nilai dan semangatnya yang asli menurut kefahamannya yang sebenar dari pengalaman awal Islam. Ia turut merumuskan pertentangan-pertentangan hukum dan dasar yang diambil dalam istinbat-istinbat fuqaha dan muhaddith dalam tradisi syarah hadith yang kritis. Beliau turut merespon pertikaian-pertikaian asas yang dibangkitkan oleh golongan orientalis dan intelektual yang skeptis terhadap riwayat-riwayat sejarah dalam tradisi hadith.