Rochimah Imawati
Universitas Al Azhar Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kontrol Terhadap Tingkah Laku yang Dipersepsikan Sebagai Determinan Pembelian Makam Mewah Masni Erika Firmiana; Siti Rahmawati; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.106 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i1.198

Abstract

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkah laku membeli pemakaman mewah, di tengah situasi makin banyaknya masyarakat yang berada di status sosial ekonomi yang rendah, ditambah sudah keluarnya fatwa haram dari MUI. Prediksi ini diukur menggunakan Teori Planned Behavior dari Acjzen (1975), dengan metode kuantitatif. Alat pengumpul data adalah skala intensi dari Acjzen, dan sampel sebanyak 80 (delapan puluh) orang anggota majlis taklim. Hasilnya menunjukkan bahwa semua faktor yang dijelaskan oleh IV memiliki pengaruh sebesar 67.6% terhadap DV, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Ini berarti bahwa faktor sikap, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku yang dipersepsikan memiliki pengaruh sebesar 67.6 % terhadap tingkah laku membeli pemakaman mewah. Faktor yang memiliki pengaruh paling signifikan adalah kontrol terhadap tingkah laku yang dipersepsikan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih besar, dan lebih bervariasi (tidak hanya anggota majlis taklim). Selain jumlah sampel yang lebih besar perlu dipertimbangkan untuk melakukan riset kolaborasi dengan bidang ilmu lain, seperti ekonomi. Dengan jumlah sampel yang lebih besar dan cakupan area yang lebih besar, MUI dapat mempertimbangkan hasil riset ini sebagai data pendukung untuk mengeluarkan fatwa terkait fenomena ini. Kata Kunci - Pemakaman, Niat, Sikap Mewah Abstract - This study aims to predict the behavior of buying a luxurious funeral, amid the situation of the increasing number of people who are in low socioeconomic status, plus the release of fatwa haram from MUI. This prediction is measured using Planned Behavior Theory of Acjzen (1975), with quantitative methods. The data collection tool is the intensity scale of Acjzen, and a sample of 80 (eighty) members of majlis taklim. The results show that all the factors described by IV have an influence of 67.6% on DV, and the remainder are influenced by other factors not investigated by this study.  This means that attitude factors, subjective norms, and control over perceived behavior have an effect of 67.6% on the behavior of luxury funeral purchase. The most significant factor is the control of perceived behavior. Subsequent studies should use samples with larger numbers, and more varied (not just majlis taklim members).  In addition to the larger number of samples it is necessary to consider collaborative research with other disciplines, such as economics. With a larger sample size and greater area coverage, the MUI may consider the results of this research as supporting data for issuing fatwas related to this phenomenon. Keywords - lavish funeral, intention, attitude
Pelatihan Motivasi Bagi Siswa Kelas XI SMA dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi Ujian Nasional Siti Rahmawati; Rochimah Imawati; Masni Firmiana
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.428 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i1.252

Abstract

Abstrak – Ujian Nasional (selanjutnya disebut UN) seperti menjadi semacam momok yang sangat menakutkan bagi kebanyakan peserta didik di seluruh  Indonesia. Tak jarang sebagian dari mereka mengalami psikosomatis sebelum menjalani UN. Kondisi seperti kecemasan, motivasi mendadak turun, tidak jarang terjadi hingga mengacaukan tujuan mereka : lulus UN. Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan motivasi dengan memberikan treatment berupa test minat dan bakat, serta training motivasi untuk mennetukan setting goal  siswa untuk menentukan cita-cita. Setelah mengikuti pelatihan ini siswa-siswa mampu lebih mengenal diri mereka dan potensi-potensi yang dimiliki. Siswa juga merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi UN. Rasa cemas yang sering muncul dapat berkurang karena siswa sudah mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang ada ada dirinya.  Kata Kunci – Pengaturan Tujuan, Masa Remaja, Motivasi, Training, Ujian Nasional Abstract - The National Examination (hereinafter referred to as UN) is like becoming a scary specter for most learners throughout Indonesia. Not infrequently some of them experience psychosomatic before doing UN. Conditions such as anxiety, sudden motivation down, not infrequently happens to disrupt their goals: pass the UN. This training is given to improve motivation by providing treatment in the form of test of interest and talent, as well as motivational training to determine the goal setting of students to determine the ideals. After attending this training the students are able to know more about themselves and their potentials. Students also feel more confident and ready to face the UN. Anxiety that often appears can be reduced because students are able to identify the advantages and disadvantages that exist there himself. Keywords – Goal Setting, Adolescence, Motivation, Training, National Examination
Hubungan Self Efficacy dan Goal Orientation terhadap Career Development pada Para Pencari Kerja PT. Bina Talenta Rochimah Imawati; Andri Hadiansyah; Aulia Fadjrina; Dian Marita; Iwan Hadi Gautama; Mutiara Wulan Ramadhani
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.428 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i3.144

Abstract

Abstrak – Dunia industri dan organisasi sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki aspek psikologis individual yang tangguh. Karenanya dibutuhkan pelatihan tertentu dalam mengenalkan dan merubah cara pandang para pencari kerja, agar lebih siap menerima tentangan pekerjaan baru, dan mampu mengemban tugas dalam dunia kerja. Adapun Dalam penelitian ini yang akan menjadi permasalahan adalah, apakah variabel self-efficacy dan goal orientation dapat mempengaruhi secara langsung terhadap career development pada para pencari kerja.  Sebagai bagian dari penelitian ilmiah dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari varaiabel exogen (self-efficacy dan goal orientation) terhadap variabel endogen (career development); Untuk menguji model teoritis tentang variabel endogen (career development) serta beberapa modifikasinya; Untuk mengetahui seberapa dominan variable-variabel exogen (independent) terhadap career development. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasannya disimpulkan bahwa: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan goal orientation dengan career development individu pencari kerja PT. Bina Talenta; Ada hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan career development individu pencari kerja di PT. Bina Talenta; Ada hubungan yang positif dan signifikan antara goal orientation dengan career development individu pencari kerja di PT. Bina Talenta. Abstract – The industrialized world and organization is now in desperate need of human resources (HR), which has a strong individual psychological aspects. Would require specific training in introducing and change the way job seekers, to be more ready to accept the challenge of a new job, and able to carry out tasks in the workplace. As this study will be a problem is, if the self-efficacy and goal orientation variables may affect directly to the career development on job seekers. As part of the scientific research in the field of industrial and organizational psychology, it is the goal of this study are as follows: To determine whether there was an effect of exogenous variables (self-efficacy and goal orientation) on endogenous variables (career development); To test the theoretical model of endogenous variables (career development) as well as some modifications; To find out how dominant exogenous variables (independent) to career development. Based on the results of data analysis and discussion concluded that: There is a positive and significant relationship between self-efficacy and goal orientation with individual career development jobseekers PT. Bina Talenta; There is a positive and significant relationship between self-efficacy and career development of individual job seekers in PT. Bina Talenta; There is a positive and significant relationship between goal orientation with individual career development job seekers in PT. Bina Talenta. Keyword – Self efficacy, Goal orientation, Career Development
“Mewah menuju Rahmatullah” : Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Persepsi Masyarakat Mengenai Trend Pemakaman Mewah Masyarakat Muslim Masni Erika Firmiana; Siti Rahmawati; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.647 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i4.176

Abstract

Abstrak – Riset ini dilakukan untuk melihat pengaruh Status Sosial Ekonomi (SSE) yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan terhadap persepsi mengenai trend pemakaman mewah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Dengan harga 17 juta - milyaran rupiah per lubang makam (tergantung pengembang/ developer), ternyata peminatnya tidak sedikit, bahkan belakangan muncul pemakaman mewah khusus muslim. Padahal Islam sendiri menganjurkan umatnya untuk hidup dalam kesederhanaan. Teori yang akan digunakan dalam riset ini adalah Persepsi dan Status Sosial Ekonomi. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif, pengumpul data utama adalah kuesioner, dan didukung oleh wawancara. Dengan jumlah responden 63 orang, hasil analisis data dengan regresi berganda menunjukkan Status Sosial Ekonomi berpengaruh sangat signifikan terhadap persepsi responden mengenai trend pemakaman mewah, sebesar 49%. Faktor yang paling berpengaruh adalah pekerjaan. Saran penelitian selanjutnya adalah menggunakan Teori Reasoned Action dari Aczjen, untuk melihat intensi (kecenderungan bertingkah laku) melakukan pembelian makam mewah. Kata Kunci  – Persepsi, Status Sosial Ekonomi, Pemakaman Mewah Abstract. – This research is conducted  to analyze the effect of socioeconomic status to perceptions about lavish funeral’s  trends at DKI Jakarta and surroundings. For  the minimum price 17 million – billions rupiahs (depends on developer), there is a lot of person who interested to having the lavish funeral. For a couple years ago, there is emerging lavish funeral for moslem, whereas Islam suggesting Moslems to unpretentious live. The theory in this research is perception, and socio economic status. This research using quantitative technique, the prime data collection is questionaire, and interview too.  With N= 63, the data analyzed showed that there is a significant effect of socioeconomic status to perceptions about lavish funeral’s, about 49%.  The most affected factor is occupation.  The researcher suggesting the next research using  The Reasoned Action Theory from Aczjen to asses the intention to buy lavish funeral. Keywords – Perception, socioeconomic status, lavish funeral
Kesadaran dan Pengetahuan untuk Penanganan Awal Anak Berkebutuhan Khusus di Lembaga PAUD Pesanggrahan Jakarta Siti Rahmawati; Masni Erika Firmiana; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.125 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i2.206

Abstract

Abstrak - Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini sudah semakin tersebar di seluruh Indonesia. Begitu pentingnya PAUD, sehingga menjadi salah satu tujuan penting dalam pembangunan di Indonesia. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan (Abdurrachman, 1994:2) termasuk juga anak-anak. Tidak hanya anak-anak yang berada dalam kondisi normal, bahkan juga anak yang memiliki keterbatasan atau biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sayangnya belum semua pendidik PAUD memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mengenali dan menangani ABK dengan benar. Untuk perlu pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut.Suran & Rizzo (dalam Mangunsong, 2008:3) menyatakan bahwa anak yang tergolong luar biasa atau memiliki kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Intervensi sosial didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk membantu orang per orangan atau kelompok, atau keluarga, atau komunitas dalam konteks kehidupan sosial (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Model evaluasi Kirkpatrick adalah model evaluasi pelatihan yang menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil-hasil pelatihan. Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. (1959, dalam  Kirkpatrick, 2006)Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan model evaluasi pelatihan KirkPatrick, dan pre-post treatment. Sebelum pelaksanaan pelatihan, para peserta akan diberikan pre-test dan setelah kegiatan, para peserta akan mengerjakan post test. Sumber datanya adalah para pendidik PAUD dalam lingkungan HIMPAUDI Kecamatan Pesanggrahan yang mengikuti kegiatan pelathan ini. Berdasar hasil Pre dan Post test diketahui bahwa persentase mean pre test adalah 68,78%, artinya nilai rata-rata pengetahuan peserta sebelum pelatihan adalah adalah 68, 78, sementara diperoleh hasil post test sebesar 90,68 % yang berarti bahwa nilai rata-rata pengetahuan peserta setelah pelatihan adalah 90,68. Hal ini berarti materi yang diberikan dapat diterima dengan sangat baik oleh peserta, terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pengetahuan pre test – post testKegiatan pelatihan ini dapat disimpulkan berjalan dengan baik. Untuk kegiatan selanjutnya, diharapkan bisa melakukan semua tahapan dari KirkPaatrick, mempertimbangkan kalender akademik PAUD dan dilakukan dalam skala yang lebih besar dan bertahap. Kata Kunci  – Training, Pendidikan Anak Usia Dini, Guru Pendidikan AUD, Anak Berkebutuhan Khusus Abstract - Early Childhood Education Institutions (PAUD) is now increasingly spread throughout Indonesia. Once the importance of early childhood, so it becomes one of the important goals in development in Indonesia. As stated in the 1945 Constitution article 31 stating that every citizen is entitled to education (Abdurrachman, 1994: 2) as well as children. Not only children who are in normal condition, even children who have limitations or so-called Children with Special Needs (ABK). Unfortunately not all PAUD educators have the basic knowledge and skills to recognize and handle the crew properly. To need training to improve the knowledge and skills.Suran & Rizzo (in Mangunsong, 2008: 3) states that children who are extraordinary or have special needs are children who are significantly different in some important dimensions of their humanitarian function. Social intervention is defined as an act aimed at helping an individual or group, or family, or community in the context of social life (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Kirkpatrick's evaluation model is a training evaluation model that uses four levels in categorizing training outcomes. These four levels are the level of reaction, learning, behavior and results. (1959, in Kirkpatrick, 2006).The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity. The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity.Based on the results of Pre and Post test it is known that the mean pre test percentage is 68.78%, meaning that the average score of participants' knowledge before the training is 68,78 while the post test result is 90.68% which means that the mean participants' knowledge after training is 90.68. This means that the material given is very well received by the participants, as evidenced by the increase in the average percentage of pre - test - post test knowledgeThis training activity can be concluded to run well. For subsequent activities, it is expected to perform all stages of KirkPaatrick, consider the academic calendar of early childhood and be done on a larger and gradual scale. Keywords - Training, Early Childhood Education, Early Childhood Teacher, Special Needs Children