Siti Rahmawati
Universitas Al Azhar Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kontrol Terhadap Tingkah Laku yang Dipersepsikan Sebagai Determinan Pembelian Makam Mewah Masni Erika Firmiana; Siti Rahmawati; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.106 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i1.198

Abstract

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkah laku membeli pemakaman mewah, di tengah situasi makin banyaknya masyarakat yang berada di status sosial ekonomi yang rendah, ditambah sudah keluarnya fatwa haram dari MUI. Prediksi ini diukur menggunakan Teori Planned Behavior dari Acjzen (1975), dengan metode kuantitatif. Alat pengumpul data adalah skala intensi dari Acjzen, dan sampel sebanyak 80 (delapan puluh) orang anggota majlis taklim. Hasilnya menunjukkan bahwa semua faktor yang dijelaskan oleh IV memiliki pengaruh sebesar 67.6% terhadap DV, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Ini berarti bahwa faktor sikap, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku yang dipersepsikan memiliki pengaruh sebesar 67.6 % terhadap tingkah laku membeli pemakaman mewah. Faktor yang memiliki pengaruh paling signifikan adalah kontrol terhadap tingkah laku yang dipersepsikan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih besar, dan lebih bervariasi (tidak hanya anggota majlis taklim). Selain jumlah sampel yang lebih besar perlu dipertimbangkan untuk melakukan riset kolaborasi dengan bidang ilmu lain, seperti ekonomi. Dengan jumlah sampel yang lebih besar dan cakupan area yang lebih besar, MUI dapat mempertimbangkan hasil riset ini sebagai data pendukung untuk mengeluarkan fatwa terkait fenomena ini. Kata Kunci - Pemakaman, Niat, Sikap Mewah Abstract - This study aims to predict the behavior of buying a luxurious funeral, amid the situation of the increasing number of people who are in low socioeconomic status, plus the release of fatwa haram from MUI. This prediction is measured using Planned Behavior Theory of Acjzen (1975), with quantitative methods. The data collection tool is the intensity scale of Acjzen, and a sample of 80 (eighty) members of majlis taklim. The results show that all the factors described by IV have an influence of 67.6% on DV, and the remainder are influenced by other factors not investigated by this study.  This means that attitude factors, subjective norms, and control over perceived behavior have an effect of 67.6% on the behavior of luxury funeral purchase. The most significant factor is the control of perceived behavior. Subsequent studies should use samples with larger numbers, and more varied (not just majlis taklim members).  In addition to the larger number of samples it is necessary to consider collaborative research with other disciplines, such as economics. With a larger sample size and greater area coverage, the MUI may consider the results of this research as supporting data for issuing fatwas related to this phenomenon. Keywords - lavish funeral, intention, attitude
Tipologi Keislaman Jamaah Masjid Agung Al-Azhar (MAA) Abdullah Hakam Shah; Masni Erika Firmiana; Siti Rahmawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.804 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i3.142

Abstract

Abstrak – Titik tolak penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara ilmiah tipologi keislaman jamaah Masjid Agung Al-Azhar (MAA), Jakarta, sebagai salah satu masjid besar bersejarah dan berpengaruh di Jakarta. Diharapkan, hasilnya dapat menggambarkan suatu tipologi keislaman yang berkembang di Jakarta, serta menjadi masukan bagi takmir MAA sendiri dalam meningkatkan kiprahnya. Penelitian ini menyimpulkan sejumlah temuan penting, di antaranya: (1) Keislaman jamaah MAA mencerminkan semangat kembali kepada ajaran Islam yang murni. (2) Tipologi-tipologi yang paling menonjol adalah Puritan Teologis, Islam Politik, dan Modernis Klasik. (3) Materi dakwah yang paling disukai, secara umum, adalah tafsir, aqidah dan fikih. Walaupun kemudian ditemukan sedikit perbedaan kajian yang paling disukai bila dilihat dari kelompok usia dan gender jamaah.  Abstarct- The main purpose of this research is to describe scientifically the Islamic typology of the worshipers of Masjid Agung Al-Azhar (MAA), Jakarta, as one of the major historical and influential mosques in Jakarta. The result is expected to describe some typologies of Islam those developed in Jakarta, as well as an input for takmir MAA in improving their work. The research summarizes a number of important findings: (1) The Islamic typology of MAA worshipers reflects the spirit “back to the pure Islam”. (2) The most prominent typologies of MAA worshipers are Theological Puritan, Political Islam, and Modernist Classics. (3) the most favored dakwah subjects, in general, are tafseer, aqeedah and fiqh. Although later studies found a bit difference in the most favored subjects when viewed from the age group and gender congregation. Keyword – Islamic Typologi, Worshiper of Masjid Agung Al-Azhar
Pelatihan Motivasi Bagi Siswa Kelas XI SMA dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi Ujian Nasional Siti Rahmawati; Rochimah Imawati; Masni Firmiana
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.428 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i1.252

Abstract

Abstrak – Ujian Nasional (selanjutnya disebut UN) seperti menjadi semacam momok yang sangat menakutkan bagi kebanyakan peserta didik di seluruh  Indonesia. Tak jarang sebagian dari mereka mengalami psikosomatis sebelum menjalani UN. Kondisi seperti kecemasan, motivasi mendadak turun, tidak jarang terjadi hingga mengacaukan tujuan mereka : lulus UN. Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan motivasi dengan memberikan treatment berupa test minat dan bakat, serta training motivasi untuk mennetukan setting goal  siswa untuk menentukan cita-cita. Setelah mengikuti pelatihan ini siswa-siswa mampu lebih mengenal diri mereka dan potensi-potensi yang dimiliki. Siswa juga merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi UN. Rasa cemas yang sering muncul dapat berkurang karena siswa sudah mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang ada ada dirinya.  Kata Kunci – Pengaturan Tujuan, Masa Remaja, Motivasi, Training, Ujian Nasional Abstract - The National Examination (hereinafter referred to as UN) is like becoming a scary specter for most learners throughout Indonesia. Not infrequently some of them experience psychosomatic before doing UN. Conditions such as anxiety, sudden motivation down, not infrequently happens to disrupt their goals: pass the UN. This training is given to improve motivation by providing treatment in the form of test of interest and talent, as well as motivational training to determine the goal setting of students to determine the ideals. After attending this training the students are able to know more about themselves and their potentials. Students also feel more confident and ready to face the UN. Anxiety that often appears can be reduced because students are able to identify the advantages and disadvantages that exist there himself. Keywords – Goal Setting, Adolescence, Motivation, Training, National Examination
Efektivitas Pelatihan Anti-Bullying terhadap Pengetahuan Penanganan Kasus Bullying di Sekolah pada Guru-Guru TK Jakarta Aliah Bagus Purwakania Hasan; Masni Eka Firmiana; Emmalia Sutiasmita; Siti Rahmawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.644 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i2.119

Abstract

Abstrak - Masalah school bullying, atau tindakan kekerasan berulang yang bersifat penghinaan pada korban yang merasa tidak berdaya di sekolah, terlihat terjadi di berbagai belahan dunia dengan frekuensi yang semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul dan pelatihan anti bullying di sekolah, dengan melihat efektivitas pelatihan tersebut di lingkungan guru-guru TK di Jakarta. Untuk mengembangkan modul pelatihan, dilakukan analisis kebutuhan pada  6 orang informan. Untuk melihat efektivitas pelatihan anti bullying dilakukan penelitian yang menggunakan eksperimen semu, dengan rancangan satu kelompok dengan pre dan post test. Sampling dilakukan secara insidental, dengan subjek yang mengikuti pelatihan sejumlah 32 orang. Hasil uji t-test menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan peserta tentang penanganan kasus bullying antara sebelum dan sesudah pelatihan (t=2,723; α=0,05).  Dengan demikian, pelatihan yang meliputi karakteristik bullying, sistem pelaporan, deteksi dini dan sistem penangan di sekolah, masih perlu  dikembangkan.  Abstract - The school bullying, or recurrent acts of violence contempt for the victims who feel helpless at school, was happening in increasing frequency on many parts of the world. This study aims to develop at school anti bullying modules and training, by looking at the effectiveness of the training on kindergarten teachers in Jakarta.  Need analysis were conducted involving six informants to develop training modules.  This research was using quasi- experimental method with one group pre and post test design to see the effectiveness of anti- bullying training. Incidental sampling was performed, with total of 32 subjects who following the training. This experiment t -test result showed significance differences on participants knowledge of how to handle bullying cases before and after training (t=2,723; α=0.05). Therefore, the training covers the characteristics of bullying, reporting systems, early detection and management in school system of school bullying, still needs to be continously develop.
“Mewah menuju Rahmatullah” : Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Persepsi Masyarakat Mengenai Trend Pemakaman Mewah Masyarakat Muslim Masni Erika Firmiana; Siti Rahmawati; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.647 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i4.176

Abstract

Abstrak – Riset ini dilakukan untuk melihat pengaruh Status Sosial Ekonomi (SSE) yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan terhadap persepsi mengenai trend pemakaman mewah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Dengan harga 17 juta - milyaran rupiah per lubang makam (tergantung pengembang/ developer), ternyata peminatnya tidak sedikit, bahkan belakangan muncul pemakaman mewah khusus muslim. Padahal Islam sendiri menganjurkan umatnya untuk hidup dalam kesederhanaan. Teori yang akan digunakan dalam riset ini adalah Persepsi dan Status Sosial Ekonomi. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif, pengumpul data utama adalah kuesioner, dan didukung oleh wawancara. Dengan jumlah responden 63 orang, hasil analisis data dengan regresi berganda menunjukkan Status Sosial Ekonomi berpengaruh sangat signifikan terhadap persepsi responden mengenai trend pemakaman mewah, sebesar 49%. Faktor yang paling berpengaruh adalah pekerjaan. Saran penelitian selanjutnya adalah menggunakan Teori Reasoned Action dari Aczjen, untuk melihat intensi (kecenderungan bertingkah laku) melakukan pembelian makam mewah. Kata Kunci  – Persepsi, Status Sosial Ekonomi, Pemakaman Mewah Abstract. – This research is conducted  to analyze the effect of socioeconomic status to perceptions about lavish funeral’s  trends at DKI Jakarta and surroundings. For  the minimum price 17 million – billions rupiahs (depends on developer), there is a lot of person who interested to having the lavish funeral. For a couple years ago, there is emerging lavish funeral for moslem, whereas Islam suggesting Moslems to unpretentious live. The theory in this research is perception, and socio economic status. This research using quantitative technique, the prime data collection is questionaire, and interview too.  With N= 63, the data analyzed showed that there is a significant effect of socioeconomic status to perceptions about lavish funeral’s, about 49%.  The most affected factor is occupation.  The researcher suggesting the next research using  The Reasoned Action Theory from Aczjen to asses the intention to buy lavish funeral. Keywords – Perception, socioeconomic status, lavish funeral
Pengaruh Religiusitas Terhadap Penerimaan diri Orangtua Anak Autis di Sekolah Luar Biasa XYZ Siti Rahmawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.054 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i1.248

Abstract

Abstrak - Riset ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religisitas dan penerimaan diri orang tua dari anak autis di SLB XYZ di Bekasi. Setiap orang tua menginginkan anaknya dapat lahir dan tumbuh secara sempurna, namun ketika kenyataan yang harus dihadapi tidak sesuai dengan harapan, seringkali orang tua menyalahkan Tuhan dan tidak mau menerima keadaan anaknya. Penerimaan diri (self acceptance) adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan milik sendiri, kualitas dan bakat sendiri, dan pengakuan akan keterbatasan diri sendiri, sikap yang menunjukkan rasa puas terhadap dirinya, baik kekurangan maupun kelebihannya, sehingga dapat membentuk harapan yang realistic terhadap dirinya dan menghargai dirinya sendiri. Religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah, seberapa dalam penghayatan agama yang dianut seseorang dan pengalaman individu dalam beribadah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, pegumpulan data dilakukan menggunakan skala religiusitas dan penerimaan orang tua. Sampel pada penelitian ini adalah 80 orangtua pada anak autis di SLB XYZ. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara Religiusitas dan Penerimaan diri orangtua. Hal ini ditunjukkan dengan hasil (R = 0,382) dengan nilai adjusted R square = 0,146 dan p = 0,000 di mana p < 0,05) artinya, semakin tinggi religiusitas pada orang tua maka semakin tinggi penerimaan diri orangtuanya. Kata Kunci – Religiusitas, Penerimaan Diri, Autis Abstract - This research aims to determine the influence of the religiosity and self-acceptance of parents of children with autism in SLB XYZ in Bekasi. Every parent wants his child to be born and grow perfectly, but when the reality to be faced does not match expectations, often parents blame God and do not want to accept the state of his son. Self-acceptance is an attitude that is basically satisfied with one's own self, quality and talent, and acknowledgment of one's own limitations, an attitude that expresses a sense of self-satisfaction, both its shortcomings and its advantages, so as to form a realistic expectation of itself and appreciate himself. Religiosity is how far the knowledge, how strong the belief, how diligent the implementation of worship, how deep appreciation of one's religion and the experience of individuals in worship. The research method used is quantitative research, data collection is done using the scale of religiosity and acceptance of parents. The sample in this study were 80 parents in children with autism in SLB XYZ. This research use accidental sampling technique. The results showed that there is influence between Religiosity and Self-Acceptance of parents. This is indicated by the result (R = 0.382) with adjusted value R square = 0,146 and p = 0,000 where p <0,05) meaning, the higher religiosity in parent hence the higher the parent self acceptance. Keywords – Religiosity, Self-Acceptance, Autism
Kesadaran dan Pengetahuan untuk Penanganan Awal Anak Berkebutuhan Khusus di Lembaga PAUD Pesanggrahan Jakarta Siti Rahmawati; Masni Erika Firmiana; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.125 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i2.206

Abstract

Abstrak - Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini sudah semakin tersebar di seluruh Indonesia. Begitu pentingnya PAUD, sehingga menjadi salah satu tujuan penting dalam pembangunan di Indonesia. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan (Abdurrachman, 1994:2) termasuk juga anak-anak. Tidak hanya anak-anak yang berada dalam kondisi normal, bahkan juga anak yang memiliki keterbatasan atau biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sayangnya belum semua pendidik PAUD memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mengenali dan menangani ABK dengan benar. Untuk perlu pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut.Suran & Rizzo (dalam Mangunsong, 2008:3) menyatakan bahwa anak yang tergolong luar biasa atau memiliki kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Intervensi sosial didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk membantu orang per orangan atau kelompok, atau keluarga, atau komunitas dalam konteks kehidupan sosial (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Model evaluasi Kirkpatrick adalah model evaluasi pelatihan yang menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil-hasil pelatihan. Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. (1959, dalam  Kirkpatrick, 2006)Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan model evaluasi pelatihan KirkPatrick, dan pre-post treatment. Sebelum pelaksanaan pelatihan, para peserta akan diberikan pre-test dan setelah kegiatan, para peserta akan mengerjakan post test. Sumber datanya adalah para pendidik PAUD dalam lingkungan HIMPAUDI Kecamatan Pesanggrahan yang mengikuti kegiatan pelathan ini. Berdasar hasil Pre dan Post test diketahui bahwa persentase mean pre test adalah 68,78%, artinya nilai rata-rata pengetahuan peserta sebelum pelatihan adalah adalah 68, 78, sementara diperoleh hasil post test sebesar 90,68 % yang berarti bahwa nilai rata-rata pengetahuan peserta setelah pelatihan adalah 90,68. Hal ini berarti materi yang diberikan dapat diterima dengan sangat baik oleh peserta, terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pengetahuan pre test – post testKegiatan pelatihan ini dapat disimpulkan berjalan dengan baik. Untuk kegiatan selanjutnya, diharapkan bisa melakukan semua tahapan dari KirkPaatrick, mempertimbangkan kalender akademik PAUD dan dilakukan dalam skala yang lebih besar dan bertahap. Kata Kunci  – Training, Pendidikan Anak Usia Dini, Guru Pendidikan AUD, Anak Berkebutuhan Khusus Abstract - Early Childhood Education Institutions (PAUD) is now increasingly spread throughout Indonesia. Once the importance of early childhood, so it becomes one of the important goals in development in Indonesia. As stated in the 1945 Constitution article 31 stating that every citizen is entitled to education (Abdurrachman, 1994: 2) as well as children. Not only children who are in normal condition, even children who have limitations or so-called Children with Special Needs (ABK). Unfortunately not all PAUD educators have the basic knowledge and skills to recognize and handle the crew properly. To need training to improve the knowledge and skills.Suran & Rizzo (in Mangunsong, 2008: 3) states that children who are extraordinary or have special needs are children who are significantly different in some important dimensions of their humanitarian function. Social intervention is defined as an act aimed at helping an individual or group, or family, or community in the context of social life (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Kirkpatrick's evaluation model is a training evaluation model that uses four levels in categorizing training outcomes. These four levels are the level of reaction, learning, behavior and results. (1959, in Kirkpatrick, 2006).The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity. The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity.Based on the results of Pre and Post test it is known that the mean pre test percentage is 68.78%, meaning that the average score of participants' knowledge before the training is 68,78 while the post test result is 90.68% which means that the mean participants' knowledge after training is 90.68. This means that the material given is very well received by the participants, as evidenced by the increase in the average percentage of pre - test - post test knowledgeThis training activity can be concluded to run well. For subsequent activities, it is expected to perform all stages of KirkPaatrick, consider the academic calendar of early childhood and be done on a larger and gradual scale. Keywords - Training, Early Childhood Education, Early Childhood Teacher, Special Needs Children
Pengaruh Nilai-Nilai Kearifan Lokal Terhadap Pola Pengasuhan Anak Usia Dini (AUD) Suwardi Suwardi; Siti Rahmawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.328 KB) | DOI: 10.36722/sh.v5i2.347

Abstract

Abstrak – Saat ini, lemabaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai menerima banyak tuntutan, mulai dari tuntutan standar kurikulum nasional yang selalu berubah ubah, tuntutan lingkungan, tuntutan dari orangtua serta tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga bermunculan faham-faham idealis yang dapat menghilangkan hakikat dan prinsip dasar pendidikan pada anak usia dini. Salah satu fungsi sekolah yaitu, mengajarkan nilai-nilai kebudayaan agar tetap sesuai dengan masyarakat yang semakin maju dan komplek dengan tidak meninggalkan kultur kebudayaan. Sekolah mempunyai peranan besar dalam menjaga eksistensi nilai-nilai luhur tersebut. Metode yang digunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan statistik dan banyak menggunakan logika hipotetika verifikatif. Pendekatan dimulai dengan berpikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan, sedangkan hipotesis ditarik berdasarkan data empiris. Untuk membangun nilai-nilai kearifan lokal sejak dini kepada anak-anak, dimulai dengan pengenalan dan pembiasanaan perilaku sehari-hari itupun sudah menjadi bagian dari internalisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai upaya melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal.Abstract - Currently, Early Childhood Education Institutions (PAUD) are starting to receive many demands, ranging from the demands of ever-changing national curriculum standards, environmental demands, demands from parents and demands from the development of science and technology. So that idealist ideals emerge which can eliminate the nature and basic principles of education in early childhood. One of the functions of the school is to teach cultural values to remain in line with an increasingly advanced and complex society without leaving cultural culture. Schools have a big role in maintaining the existence of these noble values. The method used is descriptive quantitative research, namely research that uses statistics and many use hypothetical verification logic. The approach starts with deductive thinking to derive the hypothesis, then perform testing in the field, while the hypothesis is drawn based on empirical data. To build the values of local wisdom from an early age to children, starting with the introduction and refraction of daily behavior, it has become part of the internalization of the values of local wisdom as an effort to implement education based on local excellence.Keywords - Early Childhood, Local Wisdom, Parenting Patterns,