Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEBAN PENYEJUKAN PADA BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA ( Studi kasus Gedung Kantor Pusat Politeknik Negeri Manado) Budhyowati, M. Y. Noorwahyu; Kindangen, Jefrey I.; Tungka, Aristotulus E.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia has temperatures 24-32°C, air humidity 60-95% and low wind speeds. Thermally comfortable zone boundary is 24oC<T<26°C, 40% <RH<60%, 0,6<V<1,5m/s. This condition causing the climate of Indonesia becomes uncomfortable. Air conditioning system (AC) is needed to help maintain thermal comfort. The drawback using air conditioning is the wasteful energy use, can reach 60% of total building energy. The amount of electricity used by AC depends on the amount of heat that must be removed to produce cool air. This research aims to analyze the factors that affect the cooling load on the building and get a reference to the way reducing the cooling load, so that the use of electricity more effectively and efficiently. This research conducted by quantitative method with using a case study approach. The focus of research on the orientation of the building as well as the materials and construction techniques used in building walls.  The data field collection in object research of Central Office Building of Manado State Polytechnic. Data processing and analysis using descriptive analysis. Data collection are divided on primary data that used in analysis, and secondary data that used as standards/ guidelines for analysis. The results are cooling load on the object of study largely derived from solar radiation heat that into the building, occurred because the building elongated facade orientation tends to block the paths of the sun. Affect the amount of solar radiation intensity received of the building. Most of the walls of buildings using glass and no horizontal exterior shading to protect the vertical rays, thus allowing direct solar radiation through the glass and into the building. The conclusions are that the biggest influenced on the cooling load in the Central Office Building of Manado State Polytechnic caused by the orientation of the building that allows the large amount of solar radiation  touch  the  surface area of the  glass. Cooling load reduction could be done in a way; make the horizontal exterior shading but it could change the look of the building facade, or  improve the quality of glass within; replacing single glass with double glass or changing the type of glass material, or  paste the window film on glass  that could be rejected infrared rays. Keywords : cooling load,  air conditioning system
Kajian Kenyamanan Termal Ruang Dalam Pada Rumah Tinggal Sederhana M.Y Noorwahyu Budhyowati
Jurnal Teknik Sipil Terapan Vol 2 No 2 (2020): JTST, e-ISSN 2714-7843
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47600/jtst.v2i2.246

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang kenyamanan termal ruang dalam sebagai bagian dari prinsip-prinsip kenyamanan dalam desain arsitektur, dengan menguji tingkat kenyamanan termal ruang dalam yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya fungsi rumah itu sendiri. Pengambilan data dilakukan di ruang keluarga, yang dianggap dapat mewakili ruang lain dan sebagai ruang yang paling sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Penelitian dilakukan dengan mengukur suhu udara kering (DBT, kelembaban udara (RH) ruang dalam, kecepatan angin, metabolisme tubuh, dan isolasi pakaian, untuk mengetahui kenyamanan termal ruang dalam berdasarkan perolehan temperatur efektif ruang dalam dengan menggunakan progam CBE Thermal Comfort Tools. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh Standard Effective Temperature (SET) menunjukkan angka 24.1oC dengan demikian memenuhi standar kenyamanan termal di Indonesia (SNI 03-6572-2001) kategori nyaman optimal (Temperatur Efektif, TE) yaitu 22.8oC – 25.8oC. Meskipun rumah yang diteliti menggunakan material Batako Berlubang sebagai material dasar dinding dan Seng BJLS pada atap, yang sebenarnya memiliki nilai transmitan (U-Value) yang besar namun karena orientasi bangunan, pemanfaatan kontur, dan pengolahan bentuk bangunan dengan sistem pembayangan luar (exterior shading), strategi mendinginkan dan mengalirkan angin ke bangunan, bentuk, ukuran, dan posisi bukaan yang baik memungkinkan terjadinya sistem penghawaan alami yang baik, sehingga temperatur efektif ruang dalam rumah tersebut cukup nyaman dan dimungkinkan terjadinya aktivitas sehari-hari dengan baik karena memenuhi zona kenyamanan termal.
Desain Selubung Bangunan Untuk Bangunan Hemat Energi Noorwahyu M.Y. Budhyowati; Djubir Kembuan
Jurnal Teknik Sipil Terapan Vol 3 No 2 (2021): JTST, e-ISSN 2714-7843
Publisher : Politeknik Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47600/jtst.v3i2.292

Abstract

Tulisan ini menjelaskan cara merancang selubung bangunan dan acuan yang dapat digunakan untuk merancang bangunan hemat energi. Merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan analisis matematis, fokus pembahasan pada Desain Konstruksi Dinding. Diharapkan dapat membantu mengoptimalkan desain selubung bangunan yang memiliki nilai transmitan yang kecil, guna mengurangi beban panas dalam bangunan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai konduktivitas untuk mengetahui besar pengaliran panas material, ketebalan bahan yang mempengaruhi nilai resistan, menghitung nilai resistan dan transmitan keseluruhan perpaduan bahan pada desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merancang bangunan hemat energi harus memperhatikan desain selubung bangunannya. Pengurangan beban panas dalam bangunan dapat dilakukan dengan cara penggunaan desain dinding dengan nilai transmitan yang kecil. Pemilihan bahan, perpaduan beberapa jenis bahan dan desain yang tepat dapat menghasilkan bangunan hemat energi. Pada penelitian, dibuat Tabel Perhitungan Nilai Transmitan, sehingga data yang dimasukkan adalah detail desain konstruksi dinding yang diinginkan yaitu ketebalan, nilai konduktivitas material, nilai resistan udara permukaaan luar dan udara permukaaan dalam, sehingga didapat nilai resistan dari masing-masing bahan, nilai total resistan, dan nilai transmitan dari desain konstruksi yang diinginkan. Untuk menyempurnyakan penelitian ini dibutuhkan adanya penelitian lanjutan tentang selubung bangunan hemat energi yang difokuskan pada desain konstruksi atap bangunan.
Desain Selubung Bangunan Untuk Bangunan Hemat Energi Noorwahyu M.Y. Budhyowati
Jurnal Teknik Sipil Terapan Vol 3 No 2 (2021): JTST, e-ISSN 2714-7843
Publisher : Jurnal Teknik Sipil Terapan (JTST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47600/jtst.v3i2.289

Abstract

Tulisan ini menjelaskan cara merancang selubung bangunan dan acuan yang dapat digunakan untuk merancang bangunan hemat energi. Merupakan Penelitian Kuantitatif, menggunakan Analisis Matematis, fokus pembahasan pada Desain Konstruksi Dinding. Diharapkan dapat membantu mengoptimalkan desain selubung bangunan yang memiliki nilai transmitan yang kecil, guna mengurangi beban panas dalam bangunan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai konduktivitas untuk mengetahui besarnya pengaliran panas material, ketebalan bahan yang mempengaruhi nilai resistan, menghitung nilai Resistan dan Transmitan keseluruhan perpaduan bahan pada desain. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa merancang bangunan hemat energi harus memperhatikan desain selubung bangunannya. Pengurangan beban panas dalam bangunan dapat dilakukan dengan cara penggunaan desain dinding dengan nilai transmitan yang kecil. Pemilihan bahan, perpaduan beberapa jenis bahan dan desain yang tepat dapat menghasilkan bangunan hemat energi. Pada penelitian, dibuat Tabel Perhitungan Nilai Transmitan, sehingga tinggal memasukkan detail desain konstruksi dinding yang diinginkan yaitu ketebalan, nilai konduktivitas material, nilai resistan udara permukaaan luar dan udara permukaaan dalam, sehingga didapat nilai Resistan dari masing-masing bahan, nilai Total Resistan, dan nilai Transmitan dari desain konstruksi yang diinginkan. Untuk menyempurnyakan penelitian ini dibutuhkan adanya penelitian lanjutan tentang selubung bangunan hemat energi yang difokuskan pada desain konstruksi atap bangunan.