Claim Missing Document
Check
Articles

MORFOLOGI WILAYAH PERI URBAN DI KECAMATAN PINELENG Menajang, Greglory M; Kindangen, Jefrey I; Waani, Judy O
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai morfologi wilayah peri urban, ditinjau dari bentuk pemanfaatan lahan, pemanfaatan bangunan, permukiman dan sirkulasi yang ada di Kecamatan Pineleng. Kecamatan Pineleng sebagai wilayah peri urban, terletak diantara Kota Manado dan Kota Tomohon sehingga pengaruh perkotaan sangat erat kaitannya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh perkotaan terhadap morfologi di wilayah peri urban dalam hal ini lebih condong ke pengaruh dari Kota Manado, serta apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis menggunakan data citra dengan tahun perekaman 2006, 2011 dan 2016 akan menggambarkan bagaimana pekembangan morfologi di Kecamatan Pineleng, serta analisis terhadap gerakan sentripetal dan gerakan sentrifugal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lahan terbangun di Kecamatan Pineleng mengalami peningkatan dari tahun 2006 sekitar 180,6 Ha menjadi 360 Ha pada tahun 2016, dalam kurun waktu 10 tahun terjadi pertambahan luas lahan hampir dua kali  lipat dari tahun sebelumnya. Aksesibilitas, jarak yang dekat dengan kota serta ketersediaan lahan menjadi pemicu bagi masyarakat untuk mau tinggal dan beraktifitas di wilayah peri urban Kecamatan Pineleng.   Kata Kunci : Kecamatan Pineleng, Morfologi, Peri Urban, Aksesibilitas, Lahan Terbangun.
PENCAHAYAAN PENERANGAN JALAN DAN PEDESTRIAN PADA PUSAT KOTA MANADO Hompas, Meyliana M.; Kindangen, Jefrey I.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1, Maret Tahun 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara khususnya di pusat kota memerlukan pencahayaan penerangan jalan dan pedestrian yang baik untuk mewujudkan sebuah kota hijau guna menuju kota cerdas. Teknologi pencahayaan berbasis LED telah diterapkan pada jalan-jalan umum di Kota Manado tetapi belum dievaluasi seberapa besar pengaruhnya terhadap kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan dan pedestrian, kualitas pencahayaan dan efisiensi energi. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi dengan strategi triangulasi konkuren. Data pencahayaan dan data persepsi pengguna jalan serta pedestrian diperoleh melalui pengukuran dan kuisioner dilakukan bersamaan pada tahap penelitian, selanjutnya data tersebut dibandingkan untuk mengetahui perbedaan atau kombinasi hasil analisis data. Lokasi penelitian dibagi menjadi 4 zona. Hasil penelitian pada 4 zona menunjukkan nilai uji persepsi terhadap kualitas pencahayan penerangan jalan dan pedestrian masih kurang, sedangkan pada pengukuran dan simulasi DIALux Evo menunjukkan bahwa hanya zona A yaitu pada jarak tiang diatas 20 meter yang belum memenuhi nilai SNI. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya perbedaan antara nilai uji persepsi dengan hasil pengukuran dan simulasi DIALux Evo karena pada pengambilan data beberapa titik lampu tidak menyala/rusak dan sebagian jalan tidak memiliki tiang lampu dan perlengkapannya serta pengaruh cahaya lainnya. Zona A memerlukan penambahan titik lampu dengan posisi selang-seling, zona B dan C memerlukan penambahan titik lampu khususnya yang belum memiliki tiang dan perlengkapannya serta zona D tidak memerlukan penambahan titik lampu. Penerapan evaluasi dan pemeliharaan berlaku di setiap zona namun penerapan prinsipprinsip pencahayaan harus disesuaikan dengan karakteristik dan fungsi jalan.Kata-kunci : Pencahayaan, Penerangan Jalan dan Pedestrian, Pusat Kota Manado 
PEMETAAN ZONA RESAPAN AIR TAHURA H. V. WORANG GUNUNG TUMPA SEBAGAI INPUT PERENCANAAN DESAIN TAPAK KAWASAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL Ratag, Andreas; Kindangen, Jefrey I.; Moniaga, Ingerid L.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tahura H. V. Worang Gunung Tumpa merupakan salah satu infrastruktur hijau yang harus dilestarikan fungsinya guna meredam suhu panas perkotaan (urban heat island) akibat berkurangnya fungsi vegetasi dan konservasi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona resapan air, menganalisis tingkat kekritisan zona - zona resapan air dan menghasilkan rekomendasi sebagai input pada dokumen perencanaan desain tapak Tahura H. V. Worang Gunung Tumpa . Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan spasial (spatial approach). Analisis spasial menggunakan metode tumpangsusun (overlay) pada perangkat lunak sistem informasi geografis. Penelitian ini menghasilkan distribusi kelas kekritisan resapan air yang baik dan tersebar pada blok – blok pengelolaan. Blok perlindungan memiliki luasan kelas kekritisan resapan air baik sebesar 27,60 Ha, blok pemanfaatan dengan luasan 113,22 Ha, blok koleksi dengan luasan 6,76 Ha, blok rehabilitasi dengan luasan 47,22 Ha, blok religi, budaya dan sejarah dengan luasan sebesar 0.30 Ha dan blok tradisional dengan luasan 11,40 Ha.Kata Kunci: Resapan Air, Desain Tapak, Tahura H.V. Worang, Gunung Tumpa
MORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN AKIBAT KEBERADAAN KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI DI KELURAHAN BAHU DAN KLEAK Tumbelaka, Vanessa; Kindangen, Jefrey I; Rengkung, Joseph
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh pertambahan penduduk, perubahan sosial ekonomi dan budaya serta interaksinya dengan daerah sekitar. Pertambahn penduduk perkotaan mendorong terjadi peningkataan  kebutuhan sosial dan ekonomi di kota yang menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap lahan. Universitas merupakan sarana yang menyediakan jasa pendidikan bagi masyarakat. keberadaan universitas ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan suatu Kawasan. Hal ini memicu terjadinya alih fungsi lahan yang dulunya lahan kosong menjadi lahan terbangun , kebutuhan kelengkapan sarana pendidikan dan fasilitas aktivitas mahasiswa dalam bidang pelayanan, perdagangan dan jasa. Sehingga tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah dengan adanya Kampus Universitas Sam Ratulangi berdampak terhadap Kawasan permukiman. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan Teknik Analisis Spasial, Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi perubahan morfologi dan pola kawsan permukiman yang ada disekitar kawasan kampus Universitas Sam Ratulangi. Berdasarkan hasil identifkasi dan pembahasan maka dengan adanya Universitas Sam Ratulangi secara tidak langsung berpengaruh di kawasan permukiman dikarenakan adanya peningkatan aktifitas dalam sektor perdagangan dan jasa dengan adanya pendatang yang tinggal di daerah tersebut  sehingga untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat sekitar mengalihfungsikan bangunan-bangunan mereka untuk dijadikan kos, rumah kontrak, toko dan lain-lain. Kata Kunci : Morfologi, Kawasan Permukiman, Universitas Sam Ratulangi
Pencahayaan Alami Dalam Ruang di Kota Manado (Studi Kasus Kantor Pelayanan Publik di Kota Manado) Salettia, Viva S.; Kindangen, Jefrey I.; Wuisang, Cynthia E. V.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 2 (2018): Volume 3 Nomor 1, November Tahun 2018
Publisher : Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis equator yang kaya akan sumberdaya matahari sepanjang tahun sehingga pencahayaan alami merupakan aspek penting yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan bangunan. Pada masa sekarang ini di kota Manado banyak yang sudah tidak memanfaatkan pencahayaan alami dalam perancangan bangunan. Matahari merupakan sumber cahaya alami yang berpengaruh dalam ekspresi arsitektur. Studi ini untuk mengenali, mengevaluasi dan menganalisis kondisi pencahayaan alami di dalam ruang pada kantor pelayanan publik di kota Manado dan mengkaji prinsip-prinsip pencahayaan alami yang telah diterapkan dan dapat direkomendasikan untuk dapat diterapkan sebagai pencahayaan alami dalan ruang pelayanan publik dikota Manado. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Alat yang digunakan dalam pengukuran adalah light meter. Studi kasus yaitu 3 kantor pelayanan publik di kota Manado. Hasil yang didapatkan yaitu pada ruang pelayanan publik ada kantor yang belum memenuhi standard pencahayaan alami dan ada yang memenuhi. Hasil pengukuran juga di dukung dengan pendapat responden terhadap tingkat kecukupan pencahayaan alami dalam ruang dimana responden menyatakan masih kurang. Hasil pengukuran dianalisis dengan perhitungan Daylight Factor (DF). Faktor ruang luar dan ruang dalam bangunan tersebut yang memengaruhi tingkat pencahayaan dalam ruang berdasarkan analisis menggunakan daylight factor (DF) yang dikomparasikan dengan standard pencahayaan alami dan penelitian sejenis yang sudah ada. Standard terang langit menggunakan standard terang langit untuk kota Manado. Tingkat Pencahayaan alami dalam ruang sangat ditentukan oleh faktor dalam dan luar ruangan.Kata-kunci: Pencahayaan, Pencahayaan Alami, Ruang Kantor, Pelayanan publik 
Investigasi Kenyamanan Termal Pada Bangunan Sekolah di Kabupaten Minahasa Selatan Moniaga, Virgino S.; Kindangen, Jefrey I.; Egam, Pingkan P.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 2 (2018): Volume 3 Nomor 1, November Tahun 2018
Publisher : Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan pendidikan yang baik diperlukan untuk menjaga kesinambungan pembangunan di Kabupaten Minahasa Selatan sehingga bangunan sekolah yang nyaman menjadi suatu keharusan. Namun, berdasarkan survey awal lapangan didapati murid-murid merasa kondisi ruang kelas mereka tidak nyaman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal pengguna ruang kelas dan mengevaluasi kinerja termal ruang kelas. Lokasi penilitian adalah di bangunan sekolah SMA Negeri 1 Amurang dan SMK Negeri Amurang di kecamatan Amurang. Dalam penelitian ini diambil dua kelas dari tiap sekolah sebagai sampel penelitian.Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Data yang diukur di lapangan adalah suhu udara, kelembaban relatif, suhu radiasi rata-rata dan kecepatan angin. Suhu radiasi rata-rata ditentukkan lewat pengukuran suhu permukaan bangunan dan perhitungan angle factor. Data preferensi dan persepsi murid-murid terhadap kenyamanan termal diperoleh melalui kuesioner.Hasil perhitungan PMV menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan termal di ruang kelas berada pada kondisi agak panas, panas dan sangat panas di rentang waktu 07.15-15.45 WITA.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ruang kelas berada pada kondisi tidak nyaman selama rentang waktu 07.15- 15.45 WITA. Pendekatan analisis arsitektur yang mendalam pada bangunan sekolah disarankan untuk memperbaiki tingkat kenyamanan termal ruang kelas. Kata-kunci: Kenyamanan Termal, PMV, Ruang Kelas
PERANCANGAN SEKOLAH TINGGI PSIKOLOGI DI MANADO (Penerapan Prinsip Zen dalam Desain) Fransz, Jerry M.; Kindangen, Jefrey I.; Kumurur, Veronica A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Psikologi merupakan ilmu dengan potensi penerapan yang baik dalam berbagai bidang terapan, terkait dengan fungsinya untuk mendalami sifat dan perilaku manusia. Potensi ilmu psikologi ini sangat bermanfaat untuk menanggapi kondisi masyarakat yang pada daerah yang sedang berkembang. Dengan penerapan yang tepat, ilmu psikologi dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia suatu daerah. Melihat prospek ini, maka dirasa sangat tepat untuk mengembangkan pemahaman terhadap psikologi melalui fasilitas pembelajaran yang memadai. Secara nasional, fasilitas pendidikan psikologi di Indonesia terbilang menunjang secara kuantitas maupun kualitas. Namun secara lokal, tepatnya di Provinsi Sulawesi Utara, masih belum tersedia fasilitas pendidikan ilmu psikologi yang cukup. Ini dibuktikan dengan ketersediaan fasilitas pendidikan psikologi yang hanya terdapat pada 2 universitas, masing-masing di Manado dan Tondano. Melihat permasalahan tersebut maka dibutuhkan adanya solusi berupa pengadaan tambahan fasilitas pendidikan psikologi di kota Manado. Solusi ini hadir dalam bentuk perancangan obyek “Sekolah Tinggi Psikologi di Manado”. Pengadaan fasilitas ini untuk menunjang perkembangan ilmu psikologi di Manado, dimana diharapkan dengan adanya objek ini dapat meningkatkan antusiasme masyarakat Manado untuk mempelajari tentang psikologi serta penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Perancangan Sekolah Tinggi Ilmu Psikologi ini akan dilakukan dengan pendekatan tema “Penerapan Prinsip Zen dalam Disain” berupa pemaknaan prinsip estetika Zen dalam rancangan arsitektural. Lewat pemaknaan tema serta berbagai analisa aspek perancangan diharapkan dapat mengoptimalkan pemahaman personal dan terutama dalam kaitannya dengan fungsi belajar-mengajar bagi pengguna objek. Kata kunci : Sekolah tinggi, Psikologi, Zen, Manado
TRANSIT HOUSE DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE Runtuwene, Maria; Kindangen, Jefrey I.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Manado adalah salah satu kota yang sedang berkembang dalam berbagai bidang. Sejalan dengan hal itu, suatu kota berkembang tidak akan pernah lepas dari anak jalanan dan juga gelandangan atau tunawisma. Manado yang dewasa ini mengusung suatu program untuk menjadikan pariwisata sebagai sebuah ikon kota, haruslah memiliki suatu tatanan kota yang minim akan objek-objek yang dapat mengganggu keindahan kota tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka menyukseskan program pariwisata sebagai ikon kota, maka keberadaan transit house sangatlah penting. Transit house (rumah persinggahan) dapat memperbaiki citra kawasan menjadi lebih baik secara visual, yang dapat mengangkat penilaian tata kota dari masyarakat luar akan kota itu sendiri, selain itu juga dapat membantu memberikan tempat peristirahatan yang lebih layak bagi para tunawisma. Transit house yang akan dibangun dirancang berdasarkan konsep Arsitektur Berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk membangun suatu bangunan yang mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas arsitektural secara fisik, yaitu dapat bertahan secara fungsi, formasi, dan teknologi, dan non fisik yaitu mampu menjaga lingkungan alam sekitar dan interaksi sosial yang terjalin antar manusia   Kata kunci : Manado, Transit House, Sustainable Arsitektur.
DISCIPLES HOUSE DI MANADO ‘Arsitektur Sakralisme’ Sumual, Peter N. Y. P.; Kindangen, Jefrey I.; Tilaar, Sonny
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kristen adalah salah satu agama yang menganut paham monoteisme yang dilandaskan pada trinitas. Mengakui keesaan Tuhan dalam 3 pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Yesus Kristus adalah Allah Anak yang mengilhami pengikutnya untuk mencontoh cara hidupnya, dan kemudian pengikutnya disebut kristen. Dalam kekristenan terjadi sebuah ikatan hubungan yang dibangun antara Yesus dan murid-muridNya, kemudian ikatan itu diteruskan murid - muridNya untuk membentuk murid yang baru. Pola ini terus berlanjut hingga agama kristen tersebar luas dan tertanam. Pada era masa kini pola hidup kristen mula-mula mulai berangsur punah, dikarenakan kristen bukanlah menjadi pilihan tetapi menjadi budaya dalam turunan. Sehingga banyak nilai – nilai integritas dalam kekristenan tidak lagi muncul. Disciples House menjadi rumah bagi kegiatan pemuridan sebagai peringatan akan kehidupan kekristenan mula – mula, namun kegiatan didalamnya lebih berkembang karena dituntut oleh budaya kontemporer. Demi menonjolkan sifat dari Disciples house ini maka didekatkan Arsitektur Sakralisme sebagai mentor dalam proses perancangan yang bertindak sebagai tema perancangan. Arsitektur Sakralisme dituntut dapat membawa kejayaan bahwa agama adalah sebuah pilihan lewat pengalaman yang akan diberikan melalui bentuk, ruang dan struktur. Kata Kunci : Integritas, Disciples House, Arsitektur Sakralisme.
MANADO CITY WALK - Underground Architecture Dirks, Aldrin; Kindangen, Jefrey I.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MANADO CITY WALK (UNDERGROUND ARCHITECTURE) Aldrin Dirks[1] Jefrey I. Kindangen[2]   ABSTRAK Peningkatan pembangunan di Kota Manado dapat dilihat dari mulai padatnya pembangunan yang ada di pusat kota Manado. Peningkatan kebutuhan masyarakat menuntut pembangunan yang berkelanjutan khususnya pembangunan pusat perbelanjaan atau mall. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup masyarakat Manado yang selalu cepat meng-update barang – barang terbaru yang sedang trend di pasaran. Mall yang ada di Kota Manado didesain tertutup dalam satu massa dan tidak memperhatikan ruang terbuka hijau agar dapat menghasilkan keuntungan ekonomi mulai dari eksterior maupun interiornya, seperti  pada bagian eksterior fasade mall dibuat dinding massive agar dapat digunakan untuk papan reklame dan pada sirkulasi interiornya disewakan untuk retail sementara dan membuat sirkulasi menjadi lebih sempit. Untuk itu didesain wadah yang dapat memberikan solusi bagi kebutuhan belanja masyarakat yang tetap menyatu dengan alam dan membuat pengguna merasa nyaman disana. Wadah tersebut adalah Manado City Walk yang merupakan sebuah mall dengan konsep desain sirkulasi berupa pedestrian di taman sehingga terdapat unsur – unsur alam didalam bangunan dan segar. Selain itu objek ini juga dirancang khusus dengan tema Underground Architecture, dimana hampir keseluruhan permukaan bangunan akan ditimbun dengan tanah agar tercipta ruang terbuka hijau yang cukup besar. Dari proses eksploratif desain objek dengan menggunakan proses desain generasi II menurut John Zeisel dimana dilakukan tahap pengembangan wawasan komprehensif dan tahap pengembangan konsep rancangan, maka dihasilkan olahan bangunan yang ditimbun oleh tanah sehingga yang tampak adalah ruang terbuka hijau yang sangat besar. Ruang terbuka hijau tidak hanya terdapat pada bagian permukaan bangunan saja tapi juga terdapat pada bagian sirkulasi interior. Penempatan ruang di dalam bangunan hingga penataan permukaan bangunan yang ditimbun tanah ditata dengan sangat memperhatikan teknik dan prinsip bangunan bawah tanah sehingga menghasilkan bangunan mall yang terkesan sederhana namun telihat elegan sebagai wujud mall yang lebih kreatif, unik dan inovatif. Kata Kunci : citywalk, arsitektur bawah tanah, ruang terbuka hijau. [1] Mahasiswa PS 1 Arsitektur UNSRAT [2] Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT
Co-Authors , Sangkertadi . Sangkertadi . Surjono Adinda E. Lumentah Aldrin Dirks Alfin R. Narahayaan Alvin J. Tinangon Andry Gosal Andy A.M. Malik Archie I. M. Suawa, Archie I. M. Arif A. Sidik Aristotulus E. Tungka Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Aristotulus Tungka Belinda A. M. Rorimpandey Ceria T. Sumanti Cynthia E. V. Wuisang Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Datunsolang, Rifqi Akbar Dwight M Rondonuwu, Dwight M Dwight M. Rondonuwu Enrico M.P. Koemesan Esli D. Takumansang Fela Warouw Fela Warouw Fernando Z. Runtuwene Frits O. P. Siregar Gabriela M. Anes Gosal, Christy Vernanda Heilbert A. Mapaly Herry Kapugu Hompas, Meyliana M. Ingerid L. Moniaga Jerry C. Poli Jerry M. Fransz Jessica N. Waworundeng Johannes V. Rate Johannes Van Rate Johansen C. Mandey Jolefry Hukom Jonathan B. Angkouw Joseph Rengkung Joseph Rengkung Juard R. Tangkilisan Judy O Waani Judy O. Waani Judy O. Waani Jumiati Juprianto Bua’ Toding Kaharu, Arlan Karmelia K. Rembet Kristi H. Sondokan Kumakaw, Cahya G. P. Leidy M. Rompas Linda Tondobala Linda Tondobala Lintong Delila, Lintong Lisa Irene Runtunuwu Luther Betteng M. Mardan Anasiru M.Y Noorwahyu Budhyowati Maria Runtuwene Meita Rumbayan Menajang, Greglory M Michael M. Rengkung Michael Rengkung Michael S. Gorung Mokodompit, Putri Indah Sari Moniaga, Virgino S. Octavianus H. A. Rogi Octavianus H.A Rogi Octavianus Hendrik Alexander Rogi Oktavianus H. A. Rogi Olivia Lohonauman Peggy Egam Peter N. Y. P. Sumual, Peter N. Y. P. Pingkan P. Egam Poli Hanny, Poli Prayitno, Gunawan Adhi Prof. Sangkertadi Puput Ch. Tendean Putra Sholihin Thayeb Putri D. Irina Putri S. N. Potabuga Putu A. B. Kusuma Rachmat Prijadi Ratag, Andreas Rayana S. Sondakh Raymond Ch. Tarore Reny Syafriny Rexvan L. Podung Ricky M.S Lakat Rifqi Akbar Datunsolang Rischi I. Putri Roosje J. Poluan Rumengan, Michael Rinaldi Clipper Salettia, Viva S. Sarah K. F. Rainga Shania Laily Shifa A. Qayyum Simatupang, Geovanly Sitanggang, Roulina A. Sonny Tilaar Sonny Tilaar Sumilat, Jeremy L. Surijadi Supardjo Tiffany B. M. Kandou Timothy T. Tumonggor Toding, Juprianto Bua' Tonapa, Patria Rante Triska F Genah Tumbelaka, Vanessa Veronica A. Kumurur Veronica L. Pelealu Veronica Pelealu Vicky H. Makarau Yeremia F. W. Wolayan Yogini Adriana Wulur Yudha J. R. Momuat