Gregorius Prasetyo Adhitama
Institut Teknologi Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MAKNA EKSISTENSI LEUIT, SAUNG LISUNG, DAN GOAH DI SUNDA KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN Afina Nisa Aulia; Gregorius Prasetyo Adhitama
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2021.v8.i1.006

Abstract

The traditional Sunda Kasepuhan Ciptagelar community is considered to have achieved food independence because each citizen has sufficient food supplies for the next few years. This community has rules related to food processing, such as storing rice in leuit (barn), pounding rice in saung lisung, and cooking rice in goah (cooking area) according to the teachings of their ancestors (tatali paranti karuhun) and the rules that bind them (tilu sapamilu). The purpose of this study was to see the relationship between the use of leuit, saung lisung, and goah by the community with their success in managing food. So this study is an ethnographic study using qualitative methods with data obtained from field observations, interviews with indigenous experts and local residents, and literature data. The data were analyzed using the theory of the meaning of the environment and architecture of Amos Rapoport, where understanding the meaning of the environment is important so that the physical environment such as buildings can be identified functionally, the value and meaning of their existence. This theory is supported by Edward Relph's theory of space and distance, which states that space has a unique quality where space is able to "command", focus human intentions, experiences, and actions spatially. This study also uses the elements of tatali paranti karuhun and tilu sapamilu to understand the meaning of existence from the perspective of the Sundanese Kasepuhan Ciptagelar community. The results of the study found that each process of rice processing in leuit, saung lisung, and goah became a complete unit and had to be carried out according to ancestral teachings which could not be replaced by modern technology. So that the three buildings are integrated, where the rules for storing rice, calculating when and how much rice is pounded, and the amount of cooking rice are fixed rules. The existence of permanent regulations on paranti karuhun and tilu sapamilu makes leuit, saung lisung, and goah a social institution for the people of Kasepuhan Ciptagelar in terms of food. This makes this community very careful in calculating daily food needs so that it is not excess or lacking and with it this community is able to manage food properly to achieve food sovereignty.
Literature Review: Kontekstualisasi Pendekatan Kebutuhan Maslow dalam Studi Interior Hunian Galuh Marta Dhaniswara; Gregorius Prasetyo Adhitama; Ruly Darmawan
Jurnal Desain Interior Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v8i1.16449

Abstract

Hunian merupakan salah-satu bentuk ruang binaan yang terus berkembang dan terkait dengan aspek penghuninya. Beberapa aspek manusia meliputi aspek fisikal dan mental menjadi bagian dari perhatian desain berbasis manusia. Kebutuhan manusia dalam pendekatan humanistik dipercaya telah menawarkan perspektif penyelidikan baru yang lebih terfokus dan tepat guna, tidak terkecuali dalam spasialitas hunian. Melalui penelitian ini, penulis menelusuri Teori Kebutuhan Maslow dan mengemukakan variable kontekstual yang telah dipergunakan dalam pendekatan studi pemanfaatan desain dan interior terdahulu. Penelitian menggunakan metode literature review yang meliputi proses analisis dan sintesis guna mendeskripsikan teori kebutuhan dalam desain, aspek manusia, dan tipologi kebutuhan dalam desain hingga ranah interior hunian. Penelusuran artikel menggunakan Science Direct, EBSCOhost, dan Google Scholar, yang terbit pada tahun 2009-2022. Adapun 10 sumber data literatur review yang digunakan dalam penelitian ini merupakan artikel jurnal, naskah prosiding, dan buku terpublikasi dipilih sesuai kriteria penelitian dan diproses melalui flow diagram. Hasil dalam penelitian ini merupakan identifikasi teori kebutuhan yang telah dielaborasikan dalam desain interior dan membentuk kontekstualisasi pendekatan. Kontekstualisasi memuat penerjemahan atas 5 kategori kebutuhan Maslow dan uraian variabel unsur kebutuhan dalam ranah interior sehingga dapat dimanfaatkan sebagai kerangka studi dan evaluasi pasca huni melalui identifikasi pemanfaatan interior hunian yang terbentuk oleh penghuni.
Analisa Uses & Activities pada Placemaking Gedung Filateli Jakarta Tsara Dhinna Mawardini; Deddy Wahjudi; Gregorius Prasetyo Adhitama
Jurnal Desain Interior Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v8i1.16272

Abstract

Bangunan cagar budaya memuat identitas budaya dan merupakan saksi perkembangan peradaban. Namun pada tatanan kehidupan modern bangunan cagar budaya tidak lagi memiliki fungsi yang sama dengan mulanya. Adanya perbedaan fungsi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan keberadaan bangunan tersebut melalui melahirkan fungsi baru yang menyesuaikan dengan kebutuhan kehidupan sosial budaya saat ini. Siasat tersebut juga merupakan salah satu upaya melaksanakan pembangunan minim emisi dengan cara mengoptimalkan fungsi dari bangunan yang sudah ada. Prinsip yang erat kaitannya dengan praktik optimasilasi bangunan cagar budaya dikenal dengan adaptive reuse. Pada objek bangunan cagar budaya strategi adaptive reuse dijalankan dengan pendekatan placemaking. Gedung Filateli merupakan bangunan cagar budaya yang direvitalisasi dengan pendekatan placemaking. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator uses dan activities pada placemaking fase I  Gedung Filateli, khususnya area great hall. Identifikasi indikator uses dan activitiy bertujuan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat melalui pendekatan placemaking yang dilakukan pada Gedung Filateli.  Metoda yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah observasi dan deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada placemaking Gedung Filateli khususnya area great hall , area tersebut berhasil mewadahi beragam aktivitas dan program kegiatan sehingga indikator uses dan activities sudah teridentifikasi  dan terpenuhi.