Herleeyana Meriyani
Akademi Farmasi Saraswati Denpasar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EVALUASI FUNGSI HATI PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TERAPI ARV DI RSUD MANGUSADA Herleeyana Meriyani; Ni Nyoman Wahyu Udayani; Ketut Agus Adrianta
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.865

Abstract

Penyakit HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan dunia karena menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit HIV/AIDS dapat menjangkit seluruh lapisan masyarakat dan semua kelompok umur. Salah satu efek samping dari penggunaan ARV yaitu terjadinya gangguan fungsi hati pada ODHA. Penilaian evaluasi penggunaan terapi ARV terhadap gangguan fungsi hati dapat dilihat dari kadar SGPT/SGOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengevaluasi derajat kerusakan hati pasien HIV/AIDS dengan ARV serta untuk mengetahui pengaruh nevirapin terhadap efek peningkatan enzim SGOT dan SGPT. Jenis/desain penelitian ini merupakan penelitian studi cross sectional. Evaluasi fungsi hati dilakukan dengan melihat pemeriksaan fungsi hati pasien yang tercantum dalam rekam medis. Setelah data SGOT dan SGPT terkumpul maka akan dievaluasi apakah gangguan fungsi hati dengan menggunakan penggolongan toksisitas ARV yang ditetapkan oleh kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemudian untuk melihat perbandingan fungsi hati masing masing regimen akan dlakukan secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek yang menjadi sampel penelitian yaitu berjumlah sebanyak 63 pasien, yang terdiri atas laki-laki 62% dan 38% perempuan. sebanyak 84,10 pasien HIV/AIDS yang memperoleh terapi ARV tidak mengalami gangguan hepar, sisanya mengalami toksisitas ringan dan sedang. Penggunaan nevirapin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan SGOT dan SGPT p>0,05; OR 0,833 (CI 0,192-3,614).
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA MEDIS LANGSUNG PENGGUNAAN INSULIN DAN INSULIN KOMBINASI OHO PADA PASIEN DM TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUP SANGLAH DENPASAR Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.874

Abstract

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis dimana terapi pengobatannya dilakukan seumur hidup dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Bervariasinya penggunaan terapi insulin atau kombinasi insulin dengan OHO (Obat Hipoglikemik Oral) pada pasien DM tipe 2 mengakibatkan adanya perbedaan dalam biaya dan efektivitas terapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis terapi insulin dan kombinasi insulin dengan antidiabetik oral yang digunakan dan total biaya medis langsung yang dikeluarkan oleh pasien tiap bulannya serta mengetahui terapi insulin yang paling cost-effective pada pasien DM tipe 2 di rawat jalan RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara restropektif dari unit catatan rekam medis pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUP Sanglah Denpasar dari bulan Februari sampai Mei 2017. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 70 pasien. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan menghitung biaya medis langsung. Efektivitas terapi diukur berdasarkan hasil kadar GDP mencapai target selama 3 bulan terapi. Metode ACER digunakan untuk menganalisa jenis terapi insulin yang paling cost-effective. Hasil penelitian menunjukkan jenis terapi insulin atau kombinasi insulin dengan OHO yang digunakan untuk pasien DM tipe 2 beserta total biaya medis langsung tiap bulannya yaitu, insulin tunggal aspart sebesar Rp 381.857,00, kombinasi insulin aspart dengan insulin glargine dan kombinasi insulin glulisine dengan insulin glargine menunjukkan biaya yang sama sebesar Rp 596.057,00, kombinasi insulin glargine dengan metformin sebesar Rp 274.880,00 sedangkan kombinasi insulin aspart dan insulin glargine dengan metformin menunjukkan biaya yang sama dengan kombinasi insulin glusiline dan insulin glargine dengan metformin yaitu sebesar Rp 603.737,00. Berdasarkan perhitungan ACER, terapi insulin yang paling cost-effective adalah kombinasi insulin glargine dengan metformin sebesar Rp 4,32 persentase efektivitas terapi.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TUNGGAL DAN KOMBINASI PADA PASIEN PEDIATRIK DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RSUD WANGAYA DENPASAR Herleeyana Meriyani; Ni Nyoman Wahyu Udayani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.882

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas penggunaan antibiotik tunggal dan kombinasi pada pasien pediatrik dengan gastroenteritis akut (GEA) di Instalasi Rawat Inap RSUD Wangaya Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan pengumpulan data bersifat retrospektif terhadap rekam medis pasien pediatrik dengan GEA yang menggunakan antibiotik selama Bulan Januari 2016 sampai Bulan Maret 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling (purposive sampling). Data dianalisis statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Efektivitas terapi GEA dalam penelitian ini dilihat dari parameter LOS (Length of Stay) dan lama hilangnya gejala (duration of symptoms). Berdasarkan hasil penelitian populasi sebanyak 679 pasien dan jumlah sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi sebanyak 90 pasien yang terdiri atas 62 % laki laki dan 38% perempuan. Sebanyak 82 % dari subjek penelitian adalah balita, 11 % anak anak dan 7% remaja. Sebanyak 76% dari subjek penelitian menggunakan penggunaan antibiotik tunggal dan 33% menggunakan antibiotik kombinasi. Berdasarkan Uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan bermakna antara efektivitas penggunaan antibiotik tunggal dan kombinasi terhadap LOS (p = 0,579) dan lama hilangnya gejala diare (p = 0,726). Sehingga baik penggunaan antibiotik tunggal dan kombinasi tidak berpengaruh terhadap LOS dan lama hilangnya gejala diare.
EFEKTIVITAS BUNGA KENANGA (Cananga odorata Hook.F & TH) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS PUTIH ( Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CARBON TETRA CHLORIDE Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani; Ketut Agus Adrianta
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.902

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang dimiliki oleh ekstrak Bunga kenanga (Cananga odorata Hook.F & TH) terhadap penurunan kadar SGOT dan SGPT tikus yang diinduksi Carbon Tetra Chloride dan untuk mengetahui seberapa besar pemberian ekstrak Bunga kenanga (Cananga odorata Hook.F & TH) dapat menghambat kerusakan hati dengan mengamati gambaran histopatologi pada tikus yang diinduksi oleh Carbon Tetra Chloride. Dosis yang terbukti efektif sebagai hepatoprotektor yaitu dosis 400mg/kg dan dosis 800mg/kgBB dengan p<0,05 serta ditandai dengan penurunan kadar SGOT dan SGPT. Sedangkan hasil histopatologi hepar tikus, menunjukkan rerata jumlah nekrosis yang berbeda antara kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga, dan kelompok empat secara berturut-turut menggunakan uji kemaknaan One Way ANOVA 16,7 (p=0,001), 32,75 (p=0,001), 28,8 (p=0,001), 15,5 (p=0,001), 12 (p=0,001). Dilanjutkan dengan uji komparasi menggunakan One Way ANOVA untuk melihat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan, sehingga diperoleh hasil P1:P2 (p=0,001), P1:P3 (p=0,001), P1:P4 (p=0,157), P1:P5 (p=0,001). Hasil penelitian rerata nekrosis menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga kenanga bali dosis 200 mg/kg BB (P3) belum efektif sebagai hepatoprotektor. Dosis yang terbukti efektif sebagai hepatoprotektor adalah dosis 400 mg/kg BB (P4) karena memiliki efek yang sama seperti obat hepatoprotektor yang beredar di pasaran (P1) dan dosis 800 mg/kg BB. Namun, setelah dianalisis berdasarkan histopatologi hepar tikus, dosis 800 mg/kg BB menunjukkan hasil yang lebih baik.
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN TERAPI INSULIN DAN INSULIN KOMBINASI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUP SANGLAH I Made Agus Sunadi Putra; Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.907

Abstract

Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif. Bervariasinya penggunaan terapi insulin tunggal atau kombinasi insulin dengan antidiabetik oral pada pasien DM tipe 2 dengan kontrol glukosa darah yang belum adekuat akan mengakibatkan adanya perbedaan dalam biaya dan efektivitas terapinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara prospektif dan studi follow up dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2017. Subyek penelitian adalah 70 pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis untuk mengetahui jenis terapi dan biaya medis langsung. Efektivitas terapi dinilai dari tercapainya target HbA1c <7% setelah follow up 3 bulan terapi dan tidak munculnya efek samping obat (hipoglikemia). Metode ACER digunakan untuk menganalisa jenis terapi insulin yang paling cost-effective. Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medis RSUP Sanglah Denpasar, jumlah pasien DM tipe 2 lebih banyak diderita oleh laki-laki yaitu 47 orang dengan presentase 67,14%, umur >45 tahun yaitu 63 orang dengan presentase 90,00%. Jumlah pasien DM tipe 2 yang mencapai target GDP yaitu 34 orang dengan presentase 48,57%, mencapai target HbA1C yaitu 60 orang dengan presentase 85%. Jumlah pasien DM tipe 2 lebih banyak yang menggunakan terapi kombinasi insulin aspart dengan insulin glargine yaitu 42 orang dengan presentase 60%. Total biaya medis langsung yang menunjukkan jumlah paling murah adalah penggunaan terapi insulin glargine dengan metformin yaitu Rp. 274.880,00. Efektivitas terapi yang lebih besar ditunjukkan oleh jenis terapi kombinasi insulin glargine dengan metformin yaitu 63,63%. Efektivitas biaya yang lebih rendah ditunjukkan oleh jenis terapi kombinasi insulin glargine dengan metformin yaitu Rp. 4,32 persentase efektivitas.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KELADI TIKUS (Typhonium flagelliforme) DENGAN METODE DPPH (1,1- Diphenyl-2-Picryhidrazyl) Ketut Agus Adrianta; Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1047

Abstract

Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) suku Araceae merupakan salah satu tanaman obat Indonesia, yang diduga berkhasiat membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker, menekan efek negatif dari proses pengobatan modern (khemoterapi) seperti rambut rontok, nafsu makan hilang, rasa mual dan rasa nyeri di tubuh, bersifat antivirus dan anti bakteri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun keladi tikus yang terdapat di Sidakarya, Denpasar, Bali. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etanol daun keladi tikus dilakukan dengan metode penangkapan radikal DPPH. Pengujian ini diawali dengan penyiapan sampel, kemudian diekstraksi dengan metode ultrasonik dengan pelarut etanol. Uji aktivitas antioksidan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil persentase peredaman diplotkan untuk mendapat kurva regresi linier. Sehingga didapat persamaan y = bx + a dan nilai IC50 dihitung dari persamaan regresi linier yang diperoleh. Uji aktivitas antioksidan etanol daun keladi tikus diukur pada panjang gelombang 518 nm. Dari kurva regresi diperoleh persamaan regresi adalah y = 0.527x + 9.891 dan R2= 0,985. Nilai IC50 yang diperoleh sebesar 76.10 ppm. Antioksidan yang terkandung dalam ekstrak etanol daun keladi tikus dikatagorikan dalam antioksidan kuat.
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL TUNGGAL DENGAN KOMBINASI PADA PASIEN DM TIPE 2 DI UPT. PUSKESMAS DAWAN II KABUPATEN KLUNGKUNG PERIODE NOVEMBER 2015-PEBRUARI 2016 Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1096

Abstract

DM tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan karakteristik penurunan fungsi sel beta pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas penggunaan obat antidiabetik oral tunggal dengan kombinasi pada pasien DM tipe 2 di UPT. Puskesmas Dawan II Kabupaten Klungkung. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dan pengumpulan data dilakukan secara prospektif. Penelitian dilakukan dari bulan November 2015-Pebruari 2016 di UPT. Puskesmas Dawan II Kabupaten Klungkung. Penelitian dilakukan terhadap 25 subjek penelitian dengan terapi tunggal glibenklamid dan 25 subjek penelitian dengan terapi kombinasi glibenklamid dengan metformin. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dari efektivitas penggunaan obat antidiabetik oral tunggal glibenklamid dengan kombinasi glibenklamid dengan metformin pada pasien DM tipe 2 di UPT. Puskesmas Dawan II Kabupaten Klungkung periode November 2015-Pebruari 2016 (p = 0.114).
EFEKTIVITAS TERAPI PNEUMONIA PADA PASIEN PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR DITINJAU DARI PARAMETER RESPIRATION RATE Herleeyana Meriyani; Fitria Megawati; Ni Nyoman Wahyu Udayani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1102

Abstract

Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang masih banyak dijumpai pada Negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi pneumonia pada pasien pediatrik dengan diagnosa pneumonia yang dirawat inap di RSUP Sanglah periode tahun 2014- 2015 ditinjau dari parameter respiration rate (RR) serta melihat pengaruh penggunaan jenis antibiotik (tunggal/kombinasi) dan terapi tambahan terhadap konversi nilai respiration rate (RR). Desain/jenis penelitian ini merupakan penelitian studi cross-sectinal (potong lintang) dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap rekam medis pasien. Data yang diperoleh akan dianalisa secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk menilai efektivitas terapi pneumonia dilakukan dengan membandingkan Respiration Rate (RR) sebelum dan sesudah terapi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pasien anak degan pneumonia yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 119 pasien. Berdasarkan analisa statistika Wilcoxon diperoleh bahwa terdapat perbedaan bermakna antara nilai RR sebelum dan sesudah terapi (p<0.05). berdasarkan analisa statistika Chi-Square diperoleh bahwa jenis antibiotik tunggal maupun kombinasi dan penggunaan bronkodilator tidak berpengaruh terhadap konversi nilai RR (p>0.05), sedangkan penggunaan kortikosteroid berpengaruh terhadap konversi nilai RR (p<0.05).