Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN MAGENTA (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) SEBAGAI SALAH SATU KANDIDAT PENGOBATAN BAHAN BERBASIS HERBAL SERTA BIOAKTIVITASNYA SEBAGAI ANALGETIK Adrianta, Ketut Agus
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i1.745

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan karena kemampuannya menangkap molekul radikal bebas. Antioksidan mampu mendonorkan elektron sehingga radikal bebas tidak reaktif. Daun Magenta (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia khususnya di Bali. Daun magenta memiliki kandungan metabolit sekunder yang merupakan senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas antioksidan dari daun Magenta (Peristrophe bivalvis (L.) Merr ini. Penelitian ini diawali dengan penyiapan sampel berupa ektrak etanol daun Magenta (Peristrophe bivalvis (L.) Merr lalu dimaserasi dengan pelarut etanol 96%. Kemudian dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Hasil persentase peredaman tersebut diplotkan dalam sebuah kurva regresi linear sehingga diperoleh nilai IC50. Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan diperoleh kurva regresi linear dengan persamaan, y = 2,9398x + 3,9518 dan R2= 0,9878 sehingga diperoleh nilai IC50 sebesar 15,675 ppm dan tergolong aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Penelitian ini juga menguji bioaktivitas ekstrak etanol daun magenta sebagai analgetik dengan menguji presentase proteksi terhadap paparan dari penginduksi nyeri yaitu asam asetat 1%. Persentase proteksi dari ekstrak daun magenta menunjukkan hasil terbaik pada dosis pemberian 2g/KgBB dengan proses proteksi sebesar : 77,161%.
EFEKTIVITAS BUNGA KENANGA (Cananga odorata Hook.F & TH) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS PUTIH ( Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CARBON TETRA CHLORIDE Udayani, Ni Nyoman Wahyu; Meriyani, Herleeyana; Adrianta, Ketut Agus
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.902

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang dimiliki oleh ekstrak Bunga kenanga (Cananga odorata Hook.F & TH) terhadap penurunan kadar SGOT dan SGPT tikus yang diinduksi Carbon Tetra Chloride dan untuk mengetahui seberapa besar pemberian ekstrak Bunga kenanga (Cananga odorata Hook.F & TH) dapat menghambat kerusakan hati dengan mengamati gambaran histopatologi pada tikus yang diinduksi oleh Carbon Tetra Chloride. Dosis yang terbukti efektif sebagai hepatoprotektor yaitu dosis 400mg/kg dan dosis 800mg/kgBB dengan p<0,05 serta ditandai dengan penurunan kadar SGOT dan SGPT. Sedangkan hasil histopatologi hepar tikus, menunjukkan rerata jumlah nekrosis yang berbeda antara kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga, dan kelompok empat secara berturut-turut menggunakan uji kemaknaan One Way ANOVA 16,7 (p=0,001), 32,75 (p=0,001), 28,8 (p=0,001), 15,5 (p=0,001), 12 (p=0,001). Dilanjutkan dengan uji komparasi menggunakan One Way ANOVA untuk melihat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan, sehingga diperoleh hasil P1:P2 (p=0,001), P1:P3 (p=0,001), P1:P4 (p=0,157), P1:P5 (p=0,001). Hasil penelitian rerata nekrosis menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga kenanga bali dosis 200 mg/kg BB (P3) belum efektif sebagai hepatoprotektor. Dosis yang terbukti efektif sebagai hepatoprotektor adalah dosis 400 mg/kg BB (P4) karena memiliki efek yang sama seperti obat hepatoprotektor yang beredar di pasaran (P1) dan dosis 800 mg/kg BB. Namun, setelah dianalisis berdasarkan histopatologi hepar tikus, dosis 800 mg/kg BB menunjukkan hasil yang lebih baik.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KELADI TIKUS (Typhonium flagelliforme) DENGAN METODE DPPH (1,1- Diphenyl-2-Picryhidrazyl) Adrianta, Ketut Agus; Udayani, Ni Nyoman Wahyu; Meriyani, Herleeyana
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1047

Abstract

Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) suku Araceae merupakan salah satu tanaman obat Indonesia, yang diduga berkhasiat membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker, menekan efek negatif dari proses pengobatan modern (khemoterapi) seperti rambut rontok, nafsu makan hilang, rasa mual dan rasa nyeri di tubuh, bersifat antivirus dan anti bakteri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun keladi tikus yang terdapat di Sidakarya, Denpasar, Bali. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etanol daun keladi tikus dilakukan dengan metode penangkapan radikal DPPH. Pengujian ini diawali dengan penyiapan sampel, kemudian diekstraksi dengan metode ultrasonik dengan pelarut etanol. Uji aktivitas antioksidan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil persentase peredaman diplotkan untuk mendapat kurva regresi linier. Sehingga didapat persamaan y = bx + a dan nilai IC50 dihitung dari persamaan regresi linier yang diperoleh. Uji aktivitas antioksidan etanol daun keladi tikus diukur pada panjang gelombang 518 nm. Dari kurva regresi diperoleh persamaan regresi adalah y = 0.527x + 9.891 dan R2= 0,985. Nilai IC50 yang diperoleh sebesar 76.10 ppm. Antioksidan yang terkandung dalam ekstrak etanol daun keladi tikus dikatagorikan dalam antioksidan kuat.
UJI EFEKTIVITAS AFRODISIAKA DARI EKSTRAK ETANOL BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) PADA TIKUS (Rattus norvegicus L.) PUTIH JANTAN Adrianta, Ketut Agus; Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1101

Abstract

Afrodisiaka adalah semua bahan baik obat dan makanan yang dapat membangkitkan gairah seksual. Di Indonesia terdapat begitu banyak bahan tanaman obat herbal alami yang dapat digunakan sebagai afrodisiaka. Salah satu tanaman yang dipercaya mempunyai khasiat sebagai afrodisiaka adalah tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) sebagai afrodisiaka pada tikus (Rattus norvegicus L.) putih jantan. Ekstrak bunga kembang sepatu diberikan secara oral setiap hari selama 8 hari. Terdapat 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol yang diberikan akuades, kelompok perlakuan I diberikan ekstrak bunga kembang sepatu dengan dosis 1 g/KgBB, dan kelompok perlakuan II diberikan ekstrak bunga kembang sepatu konsentrasi 2g/KgBB, Parameter pengukuran berupa introduction (pendekatan), climbing (menunggang), dan coitus (kawin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga kembang sepatu dapat meningkatkan libido tikus putih jantan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak bunga kembang sepatu secara oral selama 8 hari efektif meningkatkan libido tikus jantan pada dosis 1g/KgBB.
Efektivitas Analgesik Ekstrak Etil Asetat Daun Kersen (Muntingia calabura L.) pada Mencit Putih (Mus musculus) dengan Metode Rangsangan Panas (Hot Plate Method) Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma; Putra, I Made Agus Sunadi; Adrianta, Ketut Agus; Udayani, Ni Nyoman Wahyu
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i1.1385

Abstract

Abstrak: Bali merupakan salah satu provinsi dengan tingkat penggunaan obat analgesik yang terus meningkat. Penggunaan obat analgesik dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Sehubungan dengan hal tersebut, orientasi masyarakat saat ini telah beralih ke alam, “ back to nature” yang membawa masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam, termasuk pengobatan dengan tanaman berkhasiat obat. Salah satunya tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat analgesik secara empiris yaitu daun kersen (Mutingia calabura L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas analgesik ekstrak daun kersen pada mencit putih (Mus Musculus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode rangsangan panas pada suhu 550C. Pada penelitian ini menggunakan hewan uji mencit putih yang dibagi dalam lima kelompok masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok kontrol positif diberi asam mefenamat 1,3 mg/20 g BB, kelompok kontrol negatif diberi minyak kelapa 0,5 ml/20 g BB, kelompok uji diberi ekstrak daun kersen dengan dosis 100 mg/KgBB, 125 mg/KgBB dan 150 mg/KgBB. Pengujian efek analgesik dilakukan pada menit ke-60. Dari hasil uji Tukey Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap waktu munculnya respon nyeri antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan (ekstrak dosis 125mg/KgBB dan 150mg/KgBB) dengan nilai signifikan secara berturut-turut 0.914 dan 0,996. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bawah ekstrak etil asetat daun kersen dosis 125mg/KgBB efektif sebagai analgesik pada mencit jantan.
Utilization of Artocarpus heterophylla Lamk. As UV Protector In mice exposed to UV-B Ketut Agus Adrianta; I Made Agus Sunadi Putra
Majalah Obat Tradisional Vol 23, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.009 KB) | DOI: 10.22146/mot.37407

Abstract

In daily life, Artocarpus heterophylla Lamk., the leaves are rarely used even just as animal feed. In the bark of Artocarpus heterophylla Lamk there are new flavonoid compounds namely morusin, artokarpin, artonin E, cycloartobilosantone, and artonol B. This research is an experimental design with randomized posttest only with control group design. A total of 21 mice were divided into 3 groups, each consisting of 7 mice, group 1: negative control given oral placebo and exposed to UV-B rays, group 2:giving Vitamin C cream 4% mg and exposed to UV-B rays, group 3: giving cream of Artocarpus heterophylla Lamk leaf extract 4% and exposed to UV-B rays. The total of UV radiation dose of 600 mJ / cm² for 3 weeks, then performed a biopsy for examination of the amount of dermis collagen. The average number of collagen in the three groups after treatment was given significantly different (p <0.05). Mean and Significant level of collagen density of group 1 : 51,42 ± 5,16; group P2 ± 91,18 ± 1,13; and P3 group: 88,77 ± 1,10. Conclusion : Cream of 4% Artocarpus heterophylla Lamk leaf extract can increase the amount of collagen density in mice exposed to UV-B rays.
The Antioxidant Capacity of Peristrophe Bivalvis (L.) Merr. as Natural-Based Nephroprotection Ketut Agus Adrianta; Bagus Komang Satriyasa; Desak Made Wihandani; I Made Jawi
Majalah Obat Tradisional Vol 26, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.53861

Abstract

The kidneys as one of the important body organs have a very important role in maintaining a healthy body. The kidneys function to regulate fluid balance in the body the concentration of salt in the blood, acid-base balance in the blood, and excretion of waste materials such as urea and other nitrogenous waste in the blood. Magenta plants (Peristrophe bivalvis (L.) Merr.) contain secondary metabolites, namely alkaloids, saponins, triterpenoids, tannins, and flavonoids as antioxidants. The abundance of antioxidants sourced from natural sources for various diseases is often used as a complementary therapy and is one of the current therapeutic choices. However, the development of natural sources must also consider kidney function during an intervention. The incidence of kidney failure can be caused either by the occurrence of oxidative stress or exposure to drugs and other chemical compounds must also consider the physiological functions of important organs in the body such as the liver and kidneys. This study was conducted to determine the protective role of magenta leaves extract (Peristrophe bivalvis (L.) Merr.) on the kidneys after being given an acetaminophen hepatotoxic dose. In this study, the effectiveness of magenta leaves antioxidants and the safety of use was analyzed by looking at the kidney function in the experimental model of Wistar strain male white rats, using a Randomized Post Test Only Control Group Design. Four treatment groups showed that magenta leaves extract (Peristrophe bivalvis (L.) Merr.) at 125 and 250 mg/kg BW can protect the kidneys with average creatinine levels of 0.63 and 0.75 and with a normal range (0.7 - 1.2). It means that these two groups could protect the kidney function although in the histopathology test only the group administering extracts of 250 mg/Kg BW showed good results. It can be concluded that administration of the magenta leaves extracts at 250 mg/kg BW can protect renal function as seen from serum creatinine levels. Besides, histopathological features can provide a protective effect on the kidneys with the incidence of necrosis in the kidneys of less than 60% of the toxic dose of acetaminophen.
EFFECTIVENESS OF LEAF EXTRACT REDUCE INFLAMMATION REACTION IN HYPERCHOLESTEROLEMIA RATS Puguh Santoso; Ni Nyoman Wahyu Udayani; I Nyoman Gede Tri Sutrisna; Ketut Agus Adrianta
Journal of Health Sciences and Medicine Vol 1 No 1 (2017): JHSM (Febuary 2017)
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.677 KB) | DOI: 10.24843/JHSM.2017.v01.i01.p04

Abstract

Abstract High blood cholesterol is often called hypercholesterolemia is a risk factor for the emergence of pathological conditions such as heart and blood vessel disease. Hypercholesterolemia has an important role in the occurrence of damage to the endothelial cells is mainly caused by oxidized LDL. Oxidation of LDL triggers the formation of TNF - ?. Leaves messengers that allegedly contains flavonoids can improve the situation of hypercholesterolemia through the barriers specifically the expression of TNF - ? increased due to hypercholesterolemia. Plants messengers known to contain alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, polyphenols, calcium oxalate, fats, and essential oil. Flavonoids which has the ability to bind the atom to form free radicals not to excess free radicals, thereby inhibiting the oxidative modification of LDL become ox-LDL so it will not be formed atherosclerosis. This study uses the Randomize pattern Pre and Post Test Control Group Design, using white rats (Rattusnovergicus) with Wistar strain aged 3-4 months, weighing 175-200 grams. Divided into four groups: Group I as a control with placebo, Group II treatment using extracts of ethanol leaves a messenger at a concentration of 10%, Group III treatments using extracts of ethanol leaves a messenger at a concentration of 20%, Group IV is to use the extract ethanol leaves errand at a concentration of 30%. It can be concluded at 4 dose group 30% messengers leaf extract significantly different, p <0.05, so it can be said that the provision of effective messengers extract at a dose of 30%.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN MAGENTA (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) SEBAGAI SALAH SATU KANDIDAT PENGOBATAN BAHAN BERBASIS HERBAL SERTA BIOAKTIVITASNYA SEBAGAI ANALGETIK Ketut Agus Adrianta
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i1.745

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan karena kemampuannya menangkap molekul radikal bebas. Antioksidan mampu mendonorkan elektron sehingga radikal bebas tidak reaktif. Daun Magenta (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia khususnya di Bali. Daun magenta memiliki kandungan metabolit sekunder yang merupakan senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas antioksidan dari daun Magenta (Peristrophe bivalvis (L.) Merr ini. Penelitian ini diawali dengan penyiapan sampel berupa ektrak etanol daun Magenta (Peristrophe bivalvis (L.) Merr lalu dimaserasi dengan pelarut etanol 96%. Kemudian dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Hasil persentase peredaman tersebut diplotkan dalam sebuah kurva regresi linear sehingga diperoleh nilai IC50. Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan diperoleh kurva regresi linear dengan persamaan, y = 2,9398x + 3,9518 dan R2= 0,9878 sehingga diperoleh nilai IC50 sebesar 15,675 ppm dan tergolong aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Penelitian ini juga menguji bioaktivitas ekstrak etanol daun magenta sebagai analgetik dengan menguji presentase proteksi terhadap paparan dari penginduksi nyeri yaitu asam asetat 1%. Persentase proteksi dari ekstrak daun magenta menunjukkan hasil terbaik pada dosis pemberian 2g/KgBB dengan proses proteksi sebesar : 77,161%.
IDENTIFIKASI SENYAWA ANTOSIANIN DAN METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ETANOL BERAS KETAN HITAM (Oryza sativa L.) DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE Ketut Agus Adrianta
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i1.859

Abstract

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat adalah beras ketan hitam yang diduga mengandung senyawa antosianin, hal ini terlihat dari warna ungu pekat yang diperlihatkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa antosianin, jenis antosianin apa yang terkandung dalam beras ketan hitam Beras ketan hitam diekstraksi dengan pelarut etanol 80% yang diasamkan dengan asam sitrat 3%. Identifikasi senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan metode skrining fitokimia, sedangkan identifikasi senyawa antosianin dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis menggunakan eluen Forestal (HCL pekat-asam asetat-air) dengan perbandingan 3:30:10 dan BAA (n-butanol-asam asetat-air) dengan perbandingan 4:1:5. Hasil penelitian menunjukkan melalui uji skrining fitokimia diperoleh hasil bahwa beras ketan hitam positif mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, tanin dan triterpenoid. Dari hasil kromatografi lapis tipis analitik, ekstrak beras ketan hitam mengandung senyawa antosianin. Pada eluen Forestal tidak menghasilkan noda yang jelas dan eluen korosif terhadap plat KLT sedangkan pada eluen BAA menghasilkan noda berwarna merah lembayung dengan nilai Rf sebesar 0,467. Berdasarkan nilai Rf yang didapat, disimpulkan bahwa beras ketan hitam positif mengandung antosianin dengan jenis pelargonidin 3-glukosida.