Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENYULUH AGAMA HONORER DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA REMAJA DI KAB KERINCI PROINSI JAMBI Aan Firtanosa; Fauzi Fauzi; Ivan Sunata; Paisal Paisal
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 17 No. 1 (2017): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v17i1.199

Abstract

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang Peran Penyuluh Agama Honorer dalam Membina Perilaku Remaja di Kabupaten Kerinci. Tujuan akhir dari peran Penyuluh Agama Honorer adalah untuk membina remaja di Kabupaten Kerinci, terbinanya perilaku remaja agar sesuai dengan ajaran agama Islam, dalam rangka membangun remaja yang mandiri. Selain itu wirid remaja juga mempunyai fungsi sebagai pembinaan remaja dalam aspek kognitif (intelektual), afektif (emosional dan sikap), dan psikomotor (keterampilan). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran Penyuluh Agama Honorer dalam Membina Perilaku Remaja di Kabupaten Kerinci. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana Peran Penyuluh Agama Honorer dalam Membina Perilaku Remaja di Kabupaten Kerinci. Adapun kegunaan penelitian ini yaitu untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis tentang peran Penyuluh Agama Honorer dalam membina perilaku remaja dan sebagai masukan kepada orang-orang yang berkecimpung dalam wirid remaja. Bentuk dan jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan menggunakan metode “Deskriptif”. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan teknik analisa data yang penulis gunakan adalah memeriksa data, menggambarkan apa yang diperoleh, mengkaji data kemudian menarik kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah peran Penyuluh Agama Honorer dalam membina remaja ditinjau dari aspek kognitif (Intelektual) seperti sebelum mengikuti wirid remaja pengetahuan dan pemahaman remaja tentang ajaran agama Islam masih minim, akan tetapi setelah mengikuti wirid remaja memberikan pengetahuan, kemudian peran Penyuluh Agama Honorer ditinjau dari aspek afektif (Emosional dan Sikap) mampu memberikan perubahan seperti telah bisa mengendalikan emosi dan menjaga sikap dibandingkan sebelumnya, dan peran Penyuluh Agama Honorer ditinjau dari aspek psikomotor (Keterampilan) seperti megajarkan kaligrafi, menjadi imam, mengumandangkan adzan dan shalat jenazah.
AKULTURASI DALAM PENYELENGGARAAN KENDURI KEMATIAN DI DESA PONDOK BERINGIN KABUPATEN KERINCI SATU KAJIAN DESKRIPTIF Fauzi Fauzi
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 15 No. 1 (2017): Hukum Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.855 KB) | DOI: 10.32694/qst.v15i1.156

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Akulturasi dalam Penyelenggaraan di Desa Pondok Beringin Kabupaten Kerinci. Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan kenduri kematian, dan bagaimana akulturasi budaya lokal Islam bisa membaur dalam satu komunitas, kemudian ingin melihat, bagaimana pengaruh akulturasi budaya lokal dengan Islam dalam penyelenggaraan kenduri kematian terhadap masyarakat di Desa Pondok Beringin Kabupaten Kerinci. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan kenduri kematian, bagaimana budaya lokal dengan budaya Islam dapat bersanding dalam satu peristiwa, serta bagaimana pengaruh akulturasi ini terhadap masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu berupa pedoman wawancara, kamera dan perekam suara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akulturasi budaya lokal dengan budaya Islam penyelenggaraan kenduri kematian yang dilakukan oleh warga Pondok Beringin, terjadinya pembauran antara budaya lokal dengan budaya Islam dalam kehidupan sosialnya. Mereka bekerja sama dalam pelaksanaan penyelenggaraan kenduri kematian ini.
Metode Dakwah Guru Tahfidz dalam Membina Akhlak Santri di Rumah Tahfidz al-Qur’an Habibah Tapan Yuda Sastra Janata; Fauzi Fauzi; Ivan Sunata
Journal of Da'wah Vol. 1 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.87 KB) | DOI: 10.32939/jd.v1i1.1291

Abstract

Metode adalah cara yang digunakan atau ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, metode dakwah berarti cara yang digunakan seorang da’i dalam menyampaikan pesan dakwah atau ajaran Islam untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) bagaimana pengetahuan guru tahfidz terhadap metode dakwah; (2) bagaimana metode dakwah guru tahfidz; (3) bagaimana pengaruh metode dakwah guru tahfidz. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif pendekatan evaluatif. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan (Purposive sampel), dengan informan dalam penelitian ini adalah ketua pengurus rumah tahfidz al-Quran Habibah Tapan, anggota rumah tahfidz dan penjuru dakwah rumah tahfidz al-Quran Habibah Tapan yang memahami terkait tentang permasalahan yang dibahas dalam masalah ini. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara. Temuan dalam penelitian ini yaitu bagaimana metode dakwah guru tahfidz dalam membina akhlak santri di rumah tahfidz al-Quran Habibah Tapan dengan menggunakan metode dakwah Mauidzah hasanah ialah suatu dakwah melalui nasehat dengan perkataan yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Adapun metode pembinaan akhlak yang digunakan oleh guru tahfidz dalam membina akhlak santri di rumah tahfidz al-Quran Habibah Tapan ialah metode teladan (uswah), metode pembiasaan (ta’widiyah), metode nasehat (mauidzah), metode cerita (qishash), metode perumpamaan (amtsal), dan metode ganjaran (tsawab). Metode tersebut dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai moral serta etika bersosial baik dalam lingkungan rumah tahfidz al-Quran Habibah Tapan maupun masyarakat.
Nilai Dakwah dan Toleransi Umat Beragama dalam Novel Berjalan di Atas Cahaya: Kisah 99 Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Yeni Anisah Putri; Fauzi Fauzi; Adriansyah Muftitama
Journal of Da'wah Vol. 1 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.562 KB) | DOI: 10.32939/jd.v1i1.1295

Abstract

Untuk mengoptimalkan penanaman nilai-nilai dakwah, khususnya nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam sastra, disini peneliti mendeskripsikan teks-teks dari novel Berjalan di Atas Cahaya : Kisah 99 Cahaya di Langit Eropa. Novel ini penuh dengan nuansa dan gemuruh perjalanan Islam di Eropa, baik dari masa silam yang jauh maupun pada masa sekarang, ketika Islam harus menghadapi realitas bahwa kehidupan yang kian sulit ditanah Eropa. Di dalam novel ini juga penuh dengan nilai-nilai pendidikan terutama toleransinya dimana banyak diajarkan bagaimana untuk menjadi agen muslim dinegeri yang mayoritas penduduknya non muslim. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) yang mana dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis nilai dakwah dan toleransi dalam novel Berjalan di Atas Cahaya: Kisah 99 Cahaya di Langit Eropa. Pendekatan yang digunakan ialah Kualitatif Deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan serta mendeskripsikan nilai dakwah dan toleransi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai dakwah yang terkandung dalam novel ini sebanyak 5 yaitu nilai akidah, nilai ibadah, nilai akhlak, nilai kerja keras, dan nilai sosial. Dari ke 5 nilai ini nilai akidah dan nilai akhlak merupakan nilai yang paling banyak terdapat dalam novel ini. Untuk toleransi terdapat dalam 5 bab dari novel karya Hanum Salsabila Rais ini.
Analisis Nilai-Nilai Dakwah dalam Novel Islammu Adalah Maharku Karya Ario Muhammad, PhD Dendy H Nanda; Fauzi Fauzi; Gita Aresia
Journal of Da'wah Vol. 1 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.627 KB) | DOI: 10.32939/jd.v1i1.1300

Abstract

Artikel ini membahas tentang analisis nilai-nilai dakwah dalam novel Islammu adalah maharku. Novel ini mengajak umat muslim untuk menanamkan nilai-nilai dakwah dan bagaimana cara atau metode berdakwah dalam menjalani kehidupan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah yaitu apa saja nilai-nilai dakwah dalam novel Islammu Adalah Maharku dan bagaimana metode berdakwah tokoh Syakila dalam novel Islammu Adalah Maharku. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan pendekatan penelitian analisis isi. Adapun unit analisisnya sumber informasi yang akan diolah pada tahap analisis, dengan menganalisis nilai-nilai dakwah dan metode dakwah dalam novel Islammu Adalah Maharku. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya nilai-nilai dakwah meliputi tiga aspek yaitu nilai keikhlasan, nilai kejujuran, dan nilai kerja keras. Nilai keikhlasan terkait erat dengan berserah diri atas takdir Allah SWT. Nilai kejujuran terbagi menjadi tiga yaitu pelurusan akidah, berperilaku jujur dan tidak menyakiti orang, jangan merusak bumi. Nilai kerja keras seperti pepatah siapa yang bersungguh-sungguh dialah yang pasti dapat dan bagaimana metode berdakwah tokoh Syakila dalam novel Islammu Adalah Maharku meliputi, mad’u atau sasaran dakwah dalam novel ini cenderung kepada pembaca, maddah atau materi dakwah dalam novel ini dibuat oleh Ario Muhammad, PhD melalui peran tokoh Syakila, media yang digunakan tokoh Syakila dalam berdakwah lebih condong menggunakan media lisan dan perbuatan, metode dakwah tokoh Syakila meliputi Bil Hikmah, Mauidzah Al Hasanah, dan Bil Mujadalah dan efek dakwah yang dihasilkan akan dirasakan oleh pembaca novel secara berbeda-beda.
KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DIGITAL NATIVE DALAM PENCARIAN INFORMASI Fitri Handayani; Fauzi Fauzi
Shaut Al-Maktabah : Jurnal Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Vol. 15 No. 1 (2023): Shaut al-Maktabah
Publisher : Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37108/shaut.v15i1.766

Abstract

Digital natives can be referred to as the google generation because most of their information needs are met through the internet and tend to do things by multitasking, working in a network, like interactive games, accessing information randomly, getting information quickly and accurately, and prefer online sources. Compared to sources in the library, this is also the case for digital natives at the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah IAIN Kerinci. The purpose of this study is to describe the obstacles faced by the digital native in searching for information. The research was conducted using a qualitative descriptive approach to analyze information related to information retrieval conducted by digital natives and find the obstacles they face. The results of the study show that the obstacles faced by digital natives when searching for information are (1). Internet (personal factors) as follows: lack of mastery of information literacy such as the use of keywords, and how to access information; (2) external (external factors) the lack of understanding of students in formulating or analyzing the information needs they need so that they spend a lot of time searching for inappropriate information and this has an impact on the high cost of purchasing internet quota when searching for information.