Mohammad Ghufron Rosyadi
Universitas Jember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Beberapa Sumber Auksin Terhadap Tingkat Keberhasilan Perbanyakan Kopi Dengan Metode Sambung-Stek Dwi Erwin Kusbianto; Mohammad Ghufron Rosyadi; Setiyono Setiyono; Gatot Subroto
AGRITROP Vol 19, No 2 (2021): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v19i2.6055

Abstract

Petani kopi Arabika umumnya menanam kopi menggunakan bibit cabutan sebagai bahan tanam. Teknik sambung stek merupakan teknik perbanyakan kopi yang daianggap lebih efisien oleh beberapa kebun komersial di Indonesia. Proses pembibitan hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan sedangkan masa tunggu hingga panen pertama cukup menunggu 3 tahun masa TBM (tanaman belum menghasilkan). Pemanfaatan sumber auksin dalam hal proses stek tanaman umum dilakukan, namun untuk dibandingkan dengan beberapa sumber auksin alami masih belum banyak ditemui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa sumber auksin alami maupun sintetis dalam proses pembibitan kopi dengan metode sambung stek. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu perendaman bibit sambung stek pada larutan yang terdiri dari: Aquades (Kontrol/H1); ekstrak tauge (H2); IAA 100 ppm (H3); IAA 200 ppm (H4); Urin ternak segar (H5); Urin ternak terfermentasi (H6). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan di uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diamati adalah waktu awal muncul tunas, jumlah tunas harian, jumlah daun serta persentase keberhasilan proses pembibitan dilihat dari perkembangan batang atasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman bibit sambung stek dengan IAA 200 ppm dan urin ternak segar memiliki persentase kematian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan yang paling baik adalah dengan cara perendaman dengan urin ternak terfermentasi dengan indikator pembentukan tunas lebih optimal.