Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Kadar Boraks Pada Bakso Tusuk Sebelum Dibakar Dan Sesudah Dibakar Yang Dijual Di Kramat Jati Jakarta Timurperbandingan Kadar Boraks Pada Bakso Tusuk Sebelum Dibakar Dan Sesudah Dibakar Yang Dijual Di Kramat Jati Jakarta Timur Masdianto Masdianto; Catu Umirestu Nurdiani; Ahmad Iqbal
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Anakes:Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i2.368

Abstract

Bakso tusuk bakar adalah yang diolah dengan bumbu khusus dan dibakar langsung. Salah satu penyalahgunaan pemakaian boraks yaitu untuk pembuatan bakso. Boraks toksik bersifat (racun) untuk semua sel dan jaringan tubuh, termasuk ginjal, dapat menimbulkan radang pada saluran pencernaan, degenerasi atau pengecilan hati.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar boraks pada bakso tusuk dengan membandingkan kadar boraks sebelum dibakar dan sesudah dibakar. Jumlah sampel dalam penelitian ini 10 bakso tusuk. Uji kualitatif dengan cara uji nyala api dan kertas kurkumin, Uji kuantitatif dengan metode spektrofotometri.Hasil penelitian didapat  sampel positif mengandung boraks, dengan kadar tertinggi sebelum dibakar 1,94 ppm (sampel BF) dan kadar terendah sebelum dibakar 0,54 ppm (sampel BC). Kadar tertinggi sesudah dibakar 1,68 ppm (sampel BF) dan kadar terendah 0,50 ppm (sampel BC). Tidak ada perbedaan  kadar boraks pada bakso tusuk sebelum dibakar dan bakso tusuk sesudah dibakar. Proses pembakaran tidak mempengaruhi penurunan kadar boraks pada bakso tusuk. Kata kunci                :    Boraks, Bakso Tusuk, Sebelum dan Sesudah
Identifikasi Kadar Boraks Pada Adonan Cireng Sebelum Digoreng Dan Sesudah Digoreng Pada Pedagang Gorengan Di Kecamatan Ciracas Masdianto Masdianto; Wan Annisa
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i1.325

Abstract

campuran adonan yang berbahan utama tepung kanjiatau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa.. Pengawet bukan untuk makanan masih digunakan pada pembuatan cireng yaitu boraks. Boraks pada cireng jika masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan rasa mual,muntah-muntah, diare,kejang perut, bercak-bercak pada kulit, temperaturtubuhmenurun,ruamiritema kulityang menyerupaicampakdan kerusakan padaginjal,gelisah dan lemah juga dapatterjadi,kematianterjadiakibat kolaps pernapasan.Sedangkan pada keracunan kronik, dapat menyebabkan demam,anoreksia, anuria,kerusakanginjal,depresidanbingung.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya kandungan boraks pada adonan cireng sebelum dan sesudah diolah yang dijual pada pedagang gorengan di daerah kecamatan Ciracas. Uji laboratorium boraks dengan  uji kualitatif  menggunakan uji nyala api dan uji kurkumin, uji kuantitatif dengan metode spektrofotometri. Hasil uji kualitatif pada adonan cireng dan cireng goreng didapat 4 sampel positif mengandung boraks. Hasil uji kuantitatif pada 4 sampel adonan cireng sebelum dan sesudah digoreng diperoleh kadar terendah1,31 ppm dan kadar tertinggi 1,51 ppm. Kesimpulan masih ada pedagang cireng yang menggunakan boraks sebagai bahan pengawet . Boraks dilarang digunakan sebagai pengawet makanan berdasarkan Permenkes RI Nomor 033 Tahun 2012. Kata Kunci     : Cireng, Bahan Tambahan Pangan, Boraks
Penetapan Kadar Sakarin Dan Siklamat Yang Terkandung Dalam Serbuk Cappucino Yang Dicampur Dan Tidak Dicampur Yang Beredar Di Wilayah Tapos Depok Jawa Barat Catu Umirestu Nurdiani; Masdianto Masdianto; Yuli Kristianingsih; Cahyani Putri Pradini
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i2.341

Abstract

Pangan seperti pewarna, pengawet dan pemanis buatan. Jenis pemanis yang sering digunakan adalah sakarin dan siklamat, dengan tingkat kemanisan pada sakarin 200-700 kali dari rasa manis sukrosa sedangkan tingkat kemanisan siklamat 30 kali dari rasa manis sukrosa, penggunaan sakarin yang berlebihan dan terakumulasi dalam tubuh sehingga dapat memicu tumor kandung kemih, alergi, dan memutuskan plasenta pada bayi.Pemeriksaan ini untuk mengetahui kadar Natrium Sakarin dan Siklamat pada serbuk cappucino dicampur dan serbuk cappucino tidak dicampur yang terjual di wilayah Tapos Depok Jawa Barat secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode titrasi asam basa untuk Sakarin dan Gravimetri untuk Siklamat. Hasil dari 10 sampel semua mengandung Sakarin dengan kadar Sakarin tertinggi ada di serbuk cappucino yang sudah dicampur dengan gula yaitu dengan kadar 1154,95 mg/kg. Dan tidak memenuhi syarat yang tercantum di dalam Perka BPOM RI No 4 Tahun 2014 yaitu 100 mg/kg, pada  pemanis Siklamat dari 10 sampel ada 4 sampel menunjukkan hasil positif. 2 sampel tidak memenuhi syarat sesuai dengan Perka BPOM RI No 4 Tahun 2014 yaitu melebihi 250 mg/kg. Sedangkan pada hasil Uji T Sakarin didapatkan hasil H0diterima  yang berarti kadar Sakarin pada serbuk cappucino dicampur dan tidak dicampur sama atau tidak ada perbedaan. Pada pemeriksaan Siklamat didapatkan hasil H0diterima yang berarti bahwa kadar siklamat pada serbuk cappucino dicampur dan tidak dicampur sama atau tidak ada perbedaan. Kata kunci  : Sakarin,Siklamat,Titrasi Asam Basa dan Gravimetri
Penetapan Kadar Etanol Pada Tape Ketan Putih Yang Telah Difermentasi Pada Hari Ke 4, 5, Dan 6 Sediarso Sediarso; Masdianto Masdianto; Wisnu Rohmatulloh
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.352

Abstract

Tape merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang dibuat dengan cara fermentasi. Sebagai makanan hasil fermentasi, tape ketan putih memiliki cita rasa yang sangat khas, yaitu rasa asam manis dengan aroma alkohol. Jika kadar alkohol pada tape ketan hitam tinggi, maka tape akan terasa asam. Hal ini dapat terjadi karena waktu penyimpanan yang terlalu lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar etanol yang didapatkan pada  tape ketan putih yang difermentasi pada hari ke 4, 5, dan hari ke 6,penelitian ini menggunakan metode Gravimetri. Analisis gravimetri , atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah prosesisolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kadar etanol pada hari ke 4 sebesar 6,39%, hari ke 5 sebesar 8,22% dan hari ke 6 sebesar 9,74%. Berdasarkan hasil uji statistik One-way Anovadidapatkan hasil P. Value 0,009 hal ini menunjukan adanya perbedaan yang bermakna. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kenaikan kadar etanol yang dipengaruhi oleh lamanya waktu fermentasi.  Kata kunci          : Tape ketan putih , Etanol, Destilasi