Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluation of National Health Insurance Program Implementation in Jakarta Province, Indonesia Evi Susanti Sinaga; Ika Rahma Ginting; Rina K Kusumaratna; Tiara Marthias
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 3 (2021): Special Issues
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.66063

Abstract

The implementation of National Health Insurance in several regions in Indonesia faces challenges, such as health service providers, health insurance management , and the community. The outcome that occurs may vary depending on the implementation of different aspects of governance, equity or social justice, and aspects of service quality. Therefore, research was conducted by evaluating the implementation of the national health insurance in DKI Jakarta Province. The evaluation is carried out based on the 2019 JKN road map target indicators, grouped into three aspects: including governance, achievement of equal distribution of health services (equity), and quality of service. This research used a mixed-methods design that combined the approach of quantitative and qualitative elements. Quantitative data were collected from secondary data from Health Social Security Agency (BPJS Kesehatan), the National Social Security Council Monitoring and Evaluation System (Sismonev DJSN). The qualitative data comes from in-depth interviews with selected informants using the purposive sampling technique. The result was that DKI Province had achieved the JKN membership target. There are still JKN participants who are inactive / in arrears from participants in the government and private wage-earning segments. Health facilities and human health resources have met the standards, but related to the package of benefits for heart diseases services, the availability of cardiac specialists and cath lab facilities has not been evenly distributed, especially in the Seribu Islands. Patient preferences in choosing the desired health service resulted in implementing a tiered referral system and back-referral still having problems in health facilities. 
Pemantauan Konsumsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dalam Meningkatkan Berat Badan Balita Dengan Masalah Gizi Evi Susanti Sinaga; Indra Azis Rasyid; Muhammad Rizky Mubarok; Novia Indriani Sudharma; Helfi Nolia
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v5i2.2236

Abstract

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai pada Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia adalah mengenai status gizi balita. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, diketahui prevalensi stunting menurun dari 27,7% pada tahun 2019 kemudian pada tahun 2021 menjadi 24,4%. Sedangkan prevalensi underweight meningkat pada tahun 2021 menjadi 17% yang sebelumnya pada tahun 2019 adalah 16,3%. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kekurangan gizi adalah melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Sasaran dalam pemberian makanan tambahan adalah balita kelompok usia 6-59 bulan. Pengabdian masyarakat ini ingin memantau konsumsi pemberian makanan tambahan pada balita dengan masalah gizi di Kelurahan Kebon Baru, melakukan penyuluhan pada orang tua balita dan melakukan penilaian status gizi dengan indikator keberhasilan yaitu peningkatan berat badan pada balita. Kemudian ditemukan hasil yaitu masih ada balita dengan masalah gizi yang belum mendapatkan makanan tambahan berupa proten, masih ada PMT yang tidak dihabiskan oleh balita selama satu bulan pemberian makanan tambahan, dan ditemukan terdapat PMT yang dikonsumsi tidak hanya oleh balita tapi juga anggota keluarga lainnya. Terdapat peningkatan pengetahuan pada orang tua balita setelah penyuluhan. Ada peningkatan status gizi balita berdasarkan BB/U yaitu dari status kurang (underweight) menjadi normal sebelum dan sesudah pemberian PMT.
Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Cakupan Indeks Keluarga Sehat Mengikuti Program Keluarga Berencana Pasca Pandemi Covid-19 Evi Susanti Sinaga; Dini Anggriani; Dini Afrizon; Kartika Putri
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan "April"
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i2.292

Abstract

Pada tahun 2017, berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) diketahui bahwa angka kehamilan yang tidak diinginkan sebanyak 13% dan terdapat 8% merupakan kehamilan tidak tepat waktu. Survei Penduduk tahun 2020 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia bertambah dari sebelumnya menjadi 270,20 juta jiwa pada September 2020. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk adalah dengan program Keluarga Berencana. Berdasarkan data di puskesmas, persentase Indeks Keluarga Sehat (IKS) terkait indikator keluarga yang mengikuti KB belum mencapai target. Kegiatan pengabdian masyarakat dibagi atas dua kegiatan yaitu kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan focus grup discussion (FGD) yang mengundang perwakilan dari masyarakat dan staf puskemas. Untuk menilai ada tidaknya peningkatan pengetahuan masyarakat setelah diberikan penyuluhan maka hasil nilai pre test dan post test dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon signed ranks test. Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan pada masyarakat khususnya pasangan usia subur dan bermakna secara statistik. Kegiatan focus grup discussion mampu meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan memberdayakan peran kader dasawisma dan penyuluh kb dalam membantu kegiatan puskesmas dalam memberikan penyuluhan mengenai KB. Selain itu, kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan indikator keluarga sehat dalam mengikuti program keluarga berencana.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Pengobatan Pada Pasien TB Irgie Catur Ryansyah; Sonia Martilova; Kartika Putri; Evi Susanti Sinaga
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 3 No. 3 (2023): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An infectious disease known as tuberculosis (TB) is one of the world's top causes of mortality and a significant contributor to health issues. Until recently, TB—rather than HIV/AIDS—was the most common infectious disease to cause death. Mycobacterium tuberculosis, the bacillus that causes tuberculosis, is released into the air when a person with the disease coughs or removes the bacteria. Without treatment, TB disease has a significant mortality rate (about 50%). Approximately 85% of patients can be treated with the current treatment guidelines (OAT medications for 4-6 months). This study examined the variables affecting TB patients' treatment adherence. A cross-sectional research design and the Fisher Exact test were utilized in this study. This study employed a consecutive, non-random sampling technique. Forty-four people made up the survey's sample size. Based on the analysis's findings, it was discovered that knowledge, side effects, the involvement of the family/PMO, distance, and perceptions of self-medication significantly influenced treatment adherence. There is no relationship between the function of TB officers and accessibility to transportation to treatment adherence.    
Penyuluhan dan Monitoring Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah Evi Susanti Sinaga; Anastasia Bellatrix; Muhammad Rian Fathurrahman; Sakinah Qalbiyah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan "Oktober"
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i4.384

Abstract

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan persentasi penduduk Indonesia dengan usia lebih dari lima tahun yang merokok sebesar 23,25% pada tahun 2022. Sedangkan perokok dewasa selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2011 sampai dengan 2021 meningkat menjadi 69,1 juta dari 60,3 juta. Kesakitan dan kematian akibat merokok perlu diturunkan dengan menerapkan perilaku hidup sehat, menciptakan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas asap rokok. Untuk mendukung hal tersebut, ditetapkan program yang disebut program Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Penerapan KTR salah satunya di lingkungan sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat dibagi atas dua kegiatan yaitu kegiatan survei implementasi program KTR di sekolah dan penyuluhan mengenai bahaya merokok. Sasaran kegiatan survei adalah 13 sekolah yang berada di wilayah Kelurahan Manggarai. Pada kegiatan penyuluhan mengundang perwakilan dari staf sekolah dan siswa melalui zoom meeting. Hasil yang diperoleh adalah program KTR di sekolah sudah dijalani oleh beberapa sekolah, namun belum memenuhi indikator kriteria KTR. Adanya peningkatan pengetahuan pada siswa setelah diberikan penyuluhan. Diharapkan adanya follow up progress implementasi kawasan tanpa rokok sehingga sepuluh indikator KTR dapat tercapai di lingkungan sekolah.