Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEPADATAN LARVA NYAMUK AEDES sp DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DANGUE (DBD) Jernita Sinaga; Helfi Nolia; Desy Ari Apsari; Widia Ayu Sagala
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 17 No. 3 (2022): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September- Desember 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.993 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v17i3.1430

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an acute febrile viral disease that is often accompanied by symptoms such as headache, bone or joint and muscle pain, rash, and low or low white blood cell count, transmitted by mosquitoes through the bite of the Aedes mosquito. The purpose of this study was to determine whether there was correlation between the density of Aedes sp mosquito larvae and the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the working area of ??Tanah Jawacommunity health Center, Tanah Jawasub district, Simalungundistrict in 2022. This type of research was an analytic survey with a cross sectional design. The population in this study were all houses in Tanah Jawa and the sample was determined by random sampling technique with the provisions of ABJ as many as 100 houses. Collecting data in this study using questionnaires and observation sheets, the data analysis used was univariate and bivariate analysis using chi-square test. The results of this study indicated that the daily water reservoir p value was 0.009 p (0.05), mosquito larvae density p value was 0.008 p (0.05) meaning that there was a significant correlation between daily water reservoirs, the presence of mosquito larvae with the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Not a water reservoir p value of 0.786 p (0.05) means that there was no significant correlation between non-water reservoirs and the incidence of DHF, and the value of the larval density index House Index (HI). ) (31%), Container Index (CI) (5%), Breathe Index (BI) (33%) was categorized as medium density, and the value of Larva Free Rate (ABJ) (69%) was categorized as high. The conclusion in this study was that there were Aedes sp mosquito larvae and there was correlation between the density of Aedes sp mosquito larvae with the incidence of dengue fever and dengue fever in the working area of ??the Tanah JawaCommunityHealth Center, Tanah Jawa District, Simalungun district in 2022.
Pemantauan Konsumsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dalam Meningkatkan Berat Badan Balita Dengan Masalah Gizi Evi Susanti Sinaga; Indra Azis Rasyid; Muhammad Rizky Mubarok; Novia Indriani Sudharma; Helfi Nolia
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v5i2.2236

Abstract

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai pada Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia adalah mengenai status gizi balita. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, diketahui prevalensi stunting menurun dari 27,7% pada tahun 2019 kemudian pada tahun 2021 menjadi 24,4%. Sedangkan prevalensi underweight meningkat pada tahun 2021 menjadi 17% yang sebelumnya pada tahun 2019 adalah 16,3%. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kekurangan gizi adalah melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Sasaran dalam pemberian makanan tambahan adalah balita kelompok usia 6-59 bulan. Pengabdian masyarakat ini ingin memantau konsumsi pemberian makanan tambahan pada balita dengan masalah gizi di Kelurahan Kebon Baru, melakukan penyuluhan pada orang tua balita dan melakukan penilaian status gizi dengan indikator keberhasilan yaitu peningkatan berat badan pada balita. Kemudian ditemukan hasil yaitu masih ada balita dengan masalah gizi yang belum mendapatkan makanan tambahan berupa proten, masih ada PMT yang tidak dihabiskan oleh balita selama satu bulan pemberian makanan tambahan, dan ditemukan terdapat PMT yang dikonsumsi tidak hanya oleh balita tapi juga anggota keluarga lainnya. Terdapat peningkatan pengetahuan pada orang tua balita setelah penyuluhan. Ada peningkatan status gizi balita berdasarkan BB/U yaitu dari status kurang (underweight) menjadi normal sebelum dan sesudah pemberian PMT.
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA SAAT PENYEMPROTAN TANAMAN PERTANIAN DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA DI DESA TALIMBARU KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO Haesti Sembiring; Susanti Perangin Angin; Teddy Bambang; Helfi Nolia; Marina Karo; Mustar Rusli; Jernita Sinaga
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Januari 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v2i1.2241

Abstract

Pentingnya penggunaan alat pelindung diri sebagai keselamatan kerja sangat penting dipahami para petani menggingat tingginya risiko terjadinya keracunan pestisida. Menurut perkiraan organisasi kesehatan sedunia World Health Organization (WHO) dan program lingkungan persatuan bangsa-bangsa United Nations Environment Programming (UNEP) 1,5 juta kasus keracunan pestisida pada pekerja di sektor pertanian sebagian besar kasus keracunan tersebut di negara berkembang yang 20.000 di antaranya berakibat fatal. Petani sebagai pengguna pestisida mempunyai resiko tertinggi terpapar pestisida yang mengakibatkan cacat tubuh dan kematian dan hasil peneliti menunjukkan tingginya angka kejadian keracunan di sebabkan oleh pestisida antara 20–50%). Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan aplikasi penggunaan pestisida di Desa Talimbaru Kecamatan Barusjahe. Pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan dan demonstrasi, evaluasi kegiatan dilakukan dengan penilaian pengetahuan dan kemampuan peserta dengan secara lisan dan demonstrasi. Diharapkan nantinya dari pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan APD) dan aplikasi penggunaan pestisida dengan benar. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan secara langsung dan demontrasi penggunaan APD serta Penggunaan Aplikasi Pestisida yang benar sehingga petani terhindar dari keracunan akibat pemakaian pestisida
Peningkatan Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Melalui Pemicuan di Desa Sempung Polling Kabupaten Dairi Tahun 2023 Helfi Nolia; Robert Harnat Silalahi
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v7i2.3814

Abstract

Akses sanitasi Indonesia per November 2018 baru mencakup 73,9% artinya 69,16 juta jiwa belum memiliki akses sanitasi dan sekitar 9,36% atau 24,8 juta jiwa diantaranya masih buang air besar sembarangan. Cakupan sanitasi di Provinsi Sumatera Utara mencapai 72%, dan 55% desa/kelurahan yang sudah dipicu dari total 80.805 desa/kelurahan dan 46% dengan status desa stop buang air besar sembarangan. Kemajuan akses sanitasi di Kecamatan Lae Parira sebesar 84,89 % dengan kepala keluarga yang masih mempunyai kebiasaan buang air besar sebanyak 215 KK. Desa Sempung Polling memiliki jumlah kepala keluarga sebanyak 575 kk, dan buang air besar sembarangan sebanyak 54 KK. Tujuan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pencegahan stunting melalui kegiatan pemicuan sehingga bisa dilakukan verifikasi desa stop buang air besar sembarangan. Metode kegiatan dilakukan dengan metode observasi, metode ceramah dan metode penyuluhan. Adapun hasil kegiatan pengabdian yaitu peningkatan pengetahuan responden tentang stunting dari hasil pre test sebesar 12 % dan hasil post test diperoleh 68%. Peningkatan keterampilan responden tentang pemicuan dan stunting dilihat dari hasil pre test sebesar 40 % dan hasil post test terjadi sebesar 90%. Peningkatan pengetahuan responden tentang STBM hasil pre test  sebesar 37 % dan hasil post test terjadi sebesar 90%. Saran kepada pemegang kebijakan desa untuk menindaklanjuti masyarakat yang terpicu sebanyak 7 (tujuh) kepala keluarga yang telah menandatangani kontrak social dan menyatakan bersedia menuju desa open defecation free (ODF) dengan melakukan perubahan perilaku tidak buang air besar sembarangan.