Alfin Resya Virgiawan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KORELASI ANTARA KADAR TRIGLISERIDA (TG) DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Kalma kalma; Nuradi Nuradi; Muhammad Asikin; Alfin Resya Virgiawan
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mak.v12i1.2140

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang telah menjadi perhatian nasional maupun global. Saat ini PTM merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas makin meningkat yang merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan. Sehinnga menyebabkan pergeseran pola penyakit saat ini. Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal sehingga bisa meningkatkan resiko kesakitan dan kematian. Telah dilakukan penelitian tentang Korelasi Antara Kadar Trigliserida (TG) Dengan Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Tujuan dari penilitian ini adalah mengetahui gambaran korelasi antara kadar Trigliserida dengan keadaan hipertensi. Metode yang digunakan dalam penentuan kadar Triglserida adalah dengan menggunakan metode Strip dengan menggunakan alat Auto Check Kolesterol. Sampel yang digunakan dalam penilitian ini adalah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mamajang Kota Makassar sebanyak 39 orang dengan keluhan hipertensi. Berdasarkan hasil penilitian didapatkan bahwa dari 39 responden terdapat 13 (33,3%) responden mengalami Hipertrigliserida atau kadar Trigliserida (TG) melebihi dari kadar normal ( ≥ 200 mg.dl), berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chii Square Fisher Exact didapat nilai sebesar 0,289 dan nilai pada Symmetric Measures sebesar 0,388 > (ά 0,5), sehingga disaran agar setiap warga yang mengalami hipertensi untuk senantiasa melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutam pemeriksaan kadar Trigliserida.Kata kunci : Hipertensi, Trigliserida 
KARAKTERISTIK HASIL PEMERIKSAAN KREATININ SERUM PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DITINJAU DARI HASIL PEMERIKSAAN HbA1c Yaumil Fachni Tandjungbulu; Nuradi Nuradi; Mawar Mawar; Muhammad Yusril; Alfin Resya Virgiawan; Zulfikar Ali Hasan
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 13, No 2 (2022): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mak.v13i2.3019

Abstract

Penderita diabetes melitus (DM) dengan kontrol glikemik yang buruk berisiko mengalami komplikasi DM salah satunya nefropati diabetik. Penegakan diagnosa nefropati diabetik dilakukan pemeriksaan kreatinin serum dan untuk melihat kontrol glikemik dilakukan pemeriksaan HbA1c. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik hasil pemeriksaan kreatinin serum pada penderita DM ditinjau dari hasil pemeriksaan HbA1c. Desain dalam penelitian ini menggunakan cross section, jumlah sampel sebanyak 71 sampel yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pengumpulan dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Hasanuddin (RSPTN-UH) Makassar selama bulan Mei sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemeriksaan HbA1c diperoleh untuk kategori tidak terkontrol sebanyak 63 orang (88.7%) dan kategori terkontrol diperoleh hanya 8 orang (11.3%). Hasil pemeriksaan kreatinin serum diperoleh dalam batas normal sebanyak 34 orang (47.9%), menurun 25 orang (35.2%), dan meningkat 12 orang (16.9%). Kemudian hasil penelitian diolah menggunakan uji statistik chi square untuk melihat hubungan dari setiap variabel. Terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kreatinin serum terhadap jenis kelamin pada penderita DM dengan nilai p=0.000 (p<0.05), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kreatinin serum terhadap klasifikasi umur pada penderita DM dengan nilai p=0.464 (p>0.05), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kreatinin serum pada penderita DM ditinjau dari hasil pemeriksaan HbA1c dengan nilai p=0.387 (p>0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreatinin serum tidak dapat menjadi biomarker utama untuk melihat adanya nefropati diabetik pada penderita DM, perlu ditambahkan biomarker lain seperti pemeriksaan mikroalbumin, protein urin, laju filtrasi glomerulus (LFG), dan blood urea nitrogen (BUN) untuk penetapan nefropati diabetik pada penderita DM.