Dea Selvia
Fakultas kedokteran universitas lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fungsi Tomat Sebagai Anti Aterosklerosis Dalam Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Dea Selvia; Anthia Vradinatika
Pena Medika Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2020): PENA MEDIKA JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pmjk.v10i1.939

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskuler yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tertinggi pada kelompok penyakit tidak menular di dunia. Berdasarkan survei Sample Registration System, angka kematian akibat penyakit jantung koroner  sebesar 12,9% dari seluruh kematian. Salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan kondisi dimana terjadi proses pembentukkan plak di dalam lumen pembuluh darah arteri. Aterosklerosis dapat terjadi karena peningkatan kadar kolesterol yang tidak normal sehingga menimbulkan akumulasi patologik dalam dinding pembuluh darah dan memicu terbentuknya sumbatan berupa plak. Plak tersebut dapat mempersempit lumen arteri dan mengurangi aliran darah ke otot jantung lalu terjadilah sehingga menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner. Obat-obatan penurun kolesterol sering digunakan dalam terapi aterosklerosis. Tomat (Solanum lycopersicum)merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak mengandung senyawa yang berguna bagi tubuh seperti alkaloid solanin, saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid termasuk likopen, dan ß-karoten, protein, lemak, vitamin, mineral, dan histamin. Salah satu kandungan senyawa terbanyak yang ditemukan di tomat adalah likopen. Likopen pada tomat berfungsi untuk menangkal radikal bebas, sebagai anti platelet, dan menghambat aterosklerosis sehingga bermanfaat dalam pencegahan penyakit jantung koroner.Kata kunci :  Aterosklerosis, PJK, Tomat
MANAJEMEN GENERAL ANESTESI PADA PASIEN SPLENOMEGALI dea selvia; Ari Wahyuni
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1270

Abstract

Pendahuluan : Splenomegali merupakan suatu kondisi adanya pembesaran limpa atau lien yang diukur berdasarkan ukuran atau beratnya. Lien merupakan organ tubuh yang memiliki peran penting dalam proses imunologis dan hematopoiesis. Fungsi utama limpa termasuk dalam proses fagositosis eritrosit abnormal, pembersihan terhadap mikroorganisme dan antigen serta melakukan sintesis terhadap imunoglobulin G (IgG). Lien juga berperan dalam proses sintesis peptida sistem imun properdin dan tuftsin. Sekitar sepertiga dari trombosit yang bersirkulasi disimpan di limpa. Berat normal limpa orang dewasa adalah 70 g hingga 200 g, berat limpa 400 g sampai 500 g menunjukkan splenomegaly, berat limpa lebih besar dari 1000 g definitif splenomegali masif. Pembahasan : Tata laksana yang tepat pada splenomegali adalah dengan melakukan tindakan operatif yaitu splenektomi. Splenektomi dapat dilakukan melalui prosedur laparotomy dengan general anestesi. Kesimpulan: Tindakan splenektomi dengan general anestesi pada pasien menjadi topik yang menarik dengan memperhatikan kondisi kesehatan setiap individu dalam merespon pemberian  tindakan anestesi yang diberikan. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai penyebab splenomegali, evaluasi, dan manajemen anestesi pada tindakan splenektomi.Kata kunci : Anestesi, Splenomegali, Splenektomi
Penatalaksanaan Holistik Pasien Tb Paru Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Puskesmas Campangraya NABILA TAKESHITA DEWI; dea selvia; Azelia Nusadewiarti
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 5, No 2 (2022): November 2022
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v5i2.1537

Abstract

Latar Belakang: Tuberculosis adalah salah satu dari 10 penyebab kematian teratas dan penyebab pertama kematian dari satu agen infeksius. Peran dokter keluarga sangat penting dalam penangan TB dengan pendekatan patient centered, family approach dan community oriented sehingga tidak hanya menyembuhkan tetapi juga mepromosikan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit TB.Tujuan: Menerapkan pelayanan dokter keluarga secara komprehensif dan holistik dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berbasis evidence based medicineMetode: Analisis studi ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah untuk melengkapi data keluarga, data psikososial dan lingkungan. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di Puskesmas.Hasil: Pasien Tn.H usia 41 tahun dengan tuberkulosis paru putus obat dengan BTA positif. Penatalaksanaan tuberkulosis paru yang diberikan sudah sesuai dengan Evidence based medicine. Setelah dilakukan intervensi didapatkan penurunan gejala klinis dan perubahan perilaku pasien dan keluarganya.Kesimpulan: Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan tuberculosis paru putus obat pada pasien ini sudah sesuai dengan pedoman nasional. Perubahan gejala klinis, pengetahuan dan perilaku pada pasien dan keluarga pasien setelah dilakukan intervensi berdasarkan evidence based medicine yang bersifat patient centred dan family approach
COVID-19 IN PREGNANCY Nursilri meidania; Dea Selvia; Rodiani -
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 5, No 2 (2022): November 2022
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v5i2.1527

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new disease that has never been identified in humans before. The type of virus is a single-strain RNA with a particle size of 120-160 nm. The coronavirus that caused a pandemic was first reported in Wuhan, China on December 31, 2019, is a new type of SARS-CoV 2 and has a genome sequence similar to SARS-CoV and MERS-CoV. This virus is dangerous and has caused deaths recorded as many as 532,340 in the world and 3,241 deaths in Indonesia on July 6, 2020. Pregnant women are included in the group that is vulnerable to infection. COVID-19 infection can cause various symptoms ranging from mild, moderate and severe. The main clinical symptoms that can appear are fever (temperature> 38 ° C), cough and difficulty breathing. These complaints can be accompanied by the presence of severe tightness, fatigue, myalgia, gastrointestinal symptoms such as diarrhea and other respiratory symptoms. The principles that must be considered in managing COVID 19 in pregnancy are early separation, aggressive infection control methods, testing for COVID 19 and other common infection tests, oxygen therapy if necessary, monitoring of fluid therapy,monitoring of the fetus and uterine contractions, mechanical ventilation associated with progressive respiratory symptoms, delivery planning and a team-based approach with multidisciplinary consultation