Muhammad Farid
Universitas Hasanuddin Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRADISI TABAUS SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Suatu Kajian Fenomenologi pada Masyarakat Negeri Buano Utara, Kecamatan Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku ) Lilis Sukmawati; Andi Alimuddin Unde; Muhammad Farid
Jurnal Al-Hikmah: Jurnal Dakwah Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/jhjd.v13i2.1391

Abstract

This study aims to Know and understand the existence of tradition tabaus diera TIK development. This study uses a qualitative descriptive research method. Data obtained based on observations, in-depth interviews (in-depth interviews) and documentation. The location for conducting research in the State of North Buano. Determination of informants is done by purposive sampling which is choosing one informant as a key informant who directs the researcher to look for other informants based on recommendations from him with the consideration that the informant chosen is the informant who knows and understands the problems to be studied. The results of this study indicate that the existence of tabaus in the era of ICT development is the existence of tabaus as a medium for disseminating information since ancient times, the only medium for delivering information or notification to the public, Tabaus is the result of ancestral thought which is believed to have an important role in the social life of society, too is hereditary. Keywords : Tabaus, tradition, Communication, Technology, Information, traditional Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan memahami eksistensi tradisi tabaus diera perkembangan TIK. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh berdasarkan observasi, wawancara mendalam (indepth interview) dan dokumentasi. Lokasi pelaksanaan penelitian di Negeri Buano Utara. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposivesamplingyaitu yaitu memilih satu informan sebagai informan kunci yang mengarahkan peneliti mencari informan lainnya berdasarkan rekomendasi darinya dengan pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah informan yang mengetahui dan memahami permasalahan yang akan diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi tabaus di era perkembangan TIK adalah adanya tabaus sebagai media penyebaran informasi sejak zaman dahulu, satu-satunya media penyampaian informasi atau pemberitahuan kepada masyarakat, Tabaus merupakan hasil pemikiran nenek moyang yang diyakini memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat, juga bersifat turun temurun. Kata Kunci :Tabaus, tradisi, komunikasi, teknologi, informasi, tradisional
Analisis Kluster Terpaan Selektif Dalam Jaringan Informasi Vaksin Covid-19 Di Twitter Fadlih Awwal Hasanuddin; Muh. Akbar; Muhammad Farid
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 1 (2022): January 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.1.713-732.2022

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengedintifikasi kluster yang terbentuk dalam jaringan twiter terkait dengan topik-topik vaksin covis-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis jaringan sosial dengan metode kluster terpaan selektif. Populasi penelitian ini adalah penggunan jaringan sosial twiter dengan kata kunci “vaksin covid-19’ sebagai sampel kluster. Data dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi NodeXL. Data dianalisis dengan cara pengelompokan berdasarkan kluster algoritma Clauset-Newman-Moore dengan cara menghitung seluruh jaringan pengguna, tingkat hub dalam kluster, pengelompokan dalam jaringan, menetukan jaringan twiter tertinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akun-akun resmi pemerintah, tokoh politik, dan media massa secara bersamaan muncul pada seluruh kumpulan data sehingga mereka membentuk kluster secara konsisten mendukung keberhasilan program vaksinasi nasional.
Analisis Komunikasi Antarbudaya dalam Proses Adaptasi Masyarakat Etnik Bugis dan Etnik Papua di Kota Jayapura Ismiunia Hasmar; Jeanny Maria Fatimah; Muhammad Farid
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 3 : Al Qalam (Mei 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i3.2133

Abstract

Multikultural adalah mempersiapkan agar mampu bertahan hidup dan berinteraksi dalam dunia dengan diversitas yang tinggi. Tidak hanya itu, multikultural juga bertujuan meningkatkan kapasitas komunikasi individu dalam berkomunikasi dengan orang lain melalui partisipasi secara aktif dalam proses berinteraksi dan dengan mengunakan segala pengalaman mereka dalam sebuah suku yang kondusif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi pustaka (Library Reseach). Studi pustaka ialah penelitian yang teknik pengumpulan datanya dilakukan di lapangan (perpustakaan) dengan didasarkan atas pembacaan- pembacaan terhadap beberapa literatur yang memiliki informasi serta memiliki relevansi dengan topik penelitian. Kepercayaan lain kelompok agaman ini adalah sinkretisme animisme dengan Hindu-Buddha dan Islam. Orang-orang berkembangan yang mendominasi wilayah pedesaan menurut masih mempercayai hal- hal magis ataupun mistis yang ada di sekitarnya. masih percaya adanya tuyul, memedi, lelembut, demit, dan lain-lain yang berbau magis. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa ruh-ruh orang yang telah mati masih berkeliaran (gentayangan) di sekitar manusia. Untuk mencegah gangguan ruh-ruh, kalangan abangan menyelenggarakan slametan (selamatan) agar slamet (selamat). Etnis Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Telah melahirkan ungkapan-ungkapan (yang sering kali masih terdengar hingga sekarang) yang dianggap menyiratkan inferioritas wanita Jawa . Ungkapan-ungkapan seperti kanca wingking, swarga nunut neraka katut, wanita hanya mengurus dapur, wanita hanya bergantung pada suarni, menegaskan bahwa wanita Jawa tampak menduduki struktur bawah. Kuatnya konsepsi tersebut dalam budaya Jawa, menimbulkan per· lakuan-per1akuan yang dianggap membatasi ruang gerak wanita, seperti halnya konsep pingitan, yaitu melarang wanita untuk bebas beraktivitas.