Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Keragaman Kasus Forensik Klinik di RS Bhayangkara Tingkat III Manado dari Sudut Pandang SKDI 2012 Periode Juli 2015-Juni 2016 Lumente, Magdalya A.; Kristanto, Erwin G.; Siwu, James F.
e-CliniC Vol 5, No 1 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v5i1.14780

Abstract

Abstract: Forensic clinic is a part of medical forensics which includes examination of living victim. The knowledge and skill of a doctor are needed in case of assisting the investigators and public prosecutors in proving of a criminal act. General practitioners are required to mastering all competence levels based on the National Standard Competency of Indonesian Medical Doctors 2012 (SKDI 2012). This study was aimed to obtain all kinds of forensics clinic cases at Bhayangkara Level III Hospital Manado from July 2015 to June 2016. This was a descriprive retrospective study using data obtained from the police inquest papers, visum et repertum, and medical records. The results showed that there were 38% of cases, that fulfilled the Standard Competence of General Practitioner. Conclusion: In this study, the majority of cases were blunt violent cases. It is suggested that Bhayangkara Level III Hospital Manado become a partnership of hospital education for future doctors.Keywords: forensic clinic, doctor competence, SKDI 2012 Abstrak: Forensik klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mencakup pemeriksaan pada korban hidup. Ilmu pengetahuan dan keterampilan seorang dokter dibutuhkan dalam membantu tugas penyidik dan penuntut umum dalam pembuktian tindak pidana. Dokter umum diwajibkan menguasai semua tingkat kompetensi yang ada di dalam buku Standar Kompetesi Dokter Indonesia 2012. Penelitian ini merujuk pada RS Bhayangkara Tingkat III Manado dengan tujuan untuk mengetahui keragaman kasus Forensik Klinik di RS Bhayangkara Tingkat III Manado periode Juli 2015-Juni 2016. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Sumber data penelitian didapatkan dari surat permintaan visum, visum et repertum, dan rekam medis. Hasil penelitian mendapatkan 38% kasus yang mencukupi standar kompetensi dokter umum. Simpulan: Majoritas kasus dalam studi ini ialah kekerasan tumpul. Disarankan RS Bhayangkara Tingkat III Manado dipertimbangkan sebagai kepaniteraan rumah sakit pendidikan bagi dokter muda.Kata kunci: forensik klinik, kompetensi dokter, SKDI 2012
PREVALENSI VISUM ET REPERTUM ORANG HIDUP PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT BLU RSUP PROF. DR. R. D.KANDOU MANADO PERIODE TAHUN 2013 Sondakh, Septyano; Siwu, James F.; Mallo, Johannis F.
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.1.2015.7824

Abstract

Abstract: In Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, the incidence of clinical forensic cases of living people mainly caused by traffic accidents increases sharply along with the increasing number of visum et repertum (VeR) requests. This study aimed to determine the prevalence VeR of living people with traffic accidents during 2013. Secondary data were obtained from January to December 2013 at the the emergency unit of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital. This was a descriptive and retrospective study. Data contained the characteristics of patients, including: sex, age, and cause of the accident. The result showed that during the year 2013 the prevalence of living people VeR caused by traffic accidents was the highest in April (11.57%), dominated by males (80.55%), the age group of 15 -24 years old (37.79%), with the cause of accident injured driver due traffic accident (60.54%).Keywords: prevalence, living people VeR, traffic accidentAbstrak: Di Badan Layanan Umum (BLU) Rumah sakit Prof. Dr. R. D. Kandou Bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD), angka kejadian kasus forensik klinik (Orang hidup) terutama yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (KLL) meningkat tajam seiring dengan semakin banyaknya permintaan visum et repertum (VeR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi VeR orang hidup yang disebabkan oleh KLL selama tahun 2013 melalui data sekunder di IGD BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, yang dilihat dari karakteristik jenis kelamin, umur, dan jenis penyebab kecelakaan. Penelitian ini bersifat retrospektif deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa selama tahun 2013 mulai bulan Januari sampai Desember angka prevalensi VeR orang hidup yang disebabkan oleh KLL tertinggi pada bulan April (11,57%) yang didominasi oleh laki-laki (80,55%) dengan umur terbanyak pada interval 15-24 tahun (37,79%) dengan jenis penyebab kecelakaan terbanyak ditemukan driver injured in traffic accident (60,54%).Kata kunci: prevalensi, visum et repertum orang hidup, KLL
Identifikasi tinggi badan melalui pengukuran panjang lengan bawah Korah, Tychara; Siwu, James F.; Mallo, Johannis F.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.12114

Abstract

Abstract: Forensic identification is the effort aimed to determine a person's identity post mortem. Height is needed in the identification process. There are formulas that that can be used in determining the height by measuring the length of certain bones. This study aimed to determine whether there was a significant relationship between height and length of forearm which is still wrapped by muscles and skin. This was a quantitative analytical study. Respondents were 50 alive individuals consisted of males and females who lived in Manado. The Pearson Correlation test showed a significant relationship between height and length of the forearm with a value of r=0.897. The more the length of the forearm, the more the height. Keywords: height, forearm length Abstrak: Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik menentukan identitas seseorang untuk kepentingan visum et repertum (VeR). Tinggi badan merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam proses identifikasi. Terdapat formula/rumus yang dikemukakan beberapa ahli untuk menentukan tinggi badan melalui pengukuran panjang beberapa tulang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna antara tinggi badan dengan panjang lengan bawah yang masih terbungkus oleh jaringan otot dan kulit dalam keadaan utuh. jenis penelitian ini kuantitatif analitik yang dilakukan terhadap laki-laki dan perempuan yang masih hidup khususnya yang ada di Manado. Jumlah keseluruhan responden sebanyak 50 orang. Hasil uji Pearson correlation memperlihatkan adanya hubungan bermakna antara tinggi badan dan panjang lengan bawah, dengan nilai r = 0,897. Semakin bertambahnya panjang lengan bawah, akan diikuti dengan semakin bertambahnya tinggi badan.Kata kunci: tinggi badan, panjang lengan bawah
Pola Kekerasan Senjata Api di Sulawesi Utara Periode 2012-2017 Djaafara, Fauziyyah N.S.E; Siwu, James F.; Kristanto, Erwin G.
e-CliniC Vol 5, No 2 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.5.2.2017.18456

Abstract

Abstract: Injuries and deaths resulted from firearm violence are global public health issues. In Indonesia, many firearm violence cases are reported in areas with frequent conflicts. In North Sulawesi, especially in Manado City, reports of firearm violence have not been well documented. This study was aimed to determine the firearm violence pattern in North Sulawesi in the period of 2012-2017. This was andescriptive retrospective study. Data of gunshot wounds in North Sulawesi in the period of January 2012-July 2017 were obtained from visum et repertum of gunshot wound in death cases at the Department of Forensic and Medicolegal Prof. R. D. Kandou Hospital, medical records of patients in the Department of Surgery Prof. R. D. Kandou Hospital, and the Criminal Investigation Department of North Sulawesi Regional Police. There were 14 cases of gunshot wounds. All of the cases were males and dominated by productive age group. The highest number of gunshot cases occurred in Manado. From the visum et repertum and examinations, it was found that all cases had an entrance gunshot wound. Conclusion: In North Sulawesi, gunshot cases were found in males, most were in productive age, and had entrance gunshot wound.Keywords: firearms, gunshot wounds, North Sulawesi Abstrak: Cedera dan kematian akibat kekerasan senjata api menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat secara global. Di Indonesia, kasus kekerasan senjata api banyak dilaporkan di daerah yang sering mengalami konflik. Di Provinsi Sulawesi Utara, khususnya Kota Manado laporan mengenai angka kejadian kekerasan senjata api belum tercatat dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola kekerasan senjata api di Sulawesi Utara pada periode 2012-2017. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Dari hasil pengumpulan data kasus luka tembak di Sulawesi Utara kurun waktu tersebut melalui penelusuran hasil visum et repertum pada kematian akibat luka tembak di Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D Kandou, rekam medik pasien di Bagian Ilmu Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, dan Bagian Reserse Kriminal Umum (Bareskrimum) Kepolisian Daerah Sulawesi Utara tercatat 14 kasus luka tembak yang terjadi di Sulawesi Utara. Secara keseluruhan kasus luka tembak terjadi pada laki-laki dan didominasi oleh kelompok usia produktif. Kasus penembakan terbanyak terjadi di Kota Manado. Dari hasil pemeriksaan dan visum et repertum, didapatkan hasil bahwa seluruh kasus merupakan gambaran luka tembak masuk. Simpulan: Di Sulawesi Utara, kasus luka tembak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki, umumnya usia produktif, dengan luka tembak masuk.Kata kunci: senjata api, luka tembak, Sulawesi Utara
Gambaran kasus asfiksia mekanik di Bagian Forensik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou periode tahun 2010 -2015 Robi, Marisna; Siwu, James F.; Kristanto, Erwin G.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.14348

Abstract

Abstract: Asphyxia is a condition characterized by the disturbance of gas exchange in the respiratory tract resulted in reduced oxygen accompanied by increased carbon dioxide in the blood. Mechanical asphyxia is suffocation that occurs when the airway was obstructed by various circumstances (which are mechanical), as follows: choking, smothering, strangulation by ligature, manual strangulation, and hanging. This study was aimed to obtain the profile of mechanical asphyxia cases at Forensic Department of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital period 2010-2015. This was a descriptive retrospective study. The results of the external examination and autopsy showed that there were 22 cases of death due to mechanical asphyxia. The highest percentage of asphyxia cases was in 2011 as many as 8 cases (36.5%). Most cases were in the age group of 17-25 years old (7 cases; 31.8%). Males (12 cases; 54.5%) were slightly more frequent than females (10 cases; 45.5%). The most cases of mechanical asphyxia were hanging (15 cases; 68.2%). The most common sign of asphyxia was congestion of the organs (19 cases; 86.4%).Keywords: asphyxia, mechanical asphyxia, forensic Abstrak: Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara dalam saluran pernapasan yang berakibat menurunnya oksigen dalam darah berkurang disertai dengan meningkatnya karbon dioksida. Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang memasuki saluran pernapasan oleh berbagai kekerasan (bersifat mekanik), yaitu pembekapan, penyumpalan, jeratan, cekikan dan gantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus asfiksia mekanik di Bagian Forensik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode tahun 2010-2015. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif menggunakan data hasil pemeriksaan luar dan autopsi. Hasil penelitian mendapatkan 22 kasus kematian akibat asfiksia mekanik. Kasus terbanyak pada tahun 2011 yaitu 8 kasus (36,5%). Kelompok usia terbanyak ialah 17-25 tahun dengan 7 kasus (31,8%). Jenis kelamin laki-laki sedikit lebih banyak yaitu 12 kasus (54,5%) dibandingkan perempuan yaitu 10 kasus (45,5%). Kasus asfiksia mekanik tersering ialah gantung dengan jumlah 15 kasus (68,2%). Tanda asfiksia yang sering ditemukan ialah pembendungan organ dalam yaitu 19 kasus (86,4%). Kata kunci: asfiksia, asfiksia mekanik, forensik
POLA CEDERA KASUS KEKERASAN FISIK PADA ANAK DI R. S. BHAYANGKARA MANADO PERIODE TAHUN 2013 Janise, Chriselya L.; Kristanto, Erwin G.; Siwu, James F.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 7, No 1 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.7.1.2015.7290

Abstract

Abstract: Child abuse in Indonesia shows a tendency to increase every year.This study aimed to detect the injury patterns in the living victims due to child abuse. This was a descriptive retrospective study. Data were obtained from the 2013 medical records of Bhayangkara Hospital in Manado. Variables of this study were types of violence, types of injuries, and locations of injuries. The results showed that the types of violence were oppression (66%) and sexual abuse (34%). The most frequent type of injuries was bruise (53%), followed by laceration (27%) and excoriation (20%). The location of injuries were mostly on the head (65%), especially on the left eye (19% of the head), followed by the other parts of the body. Conclusion: In this study, concerning child abuse, the most frequent type of violence was oppression. The most frequent type of injuries was bruise, and the location of injuries was mostly on the head, especially on the left eye. Keywords: injury pattern, physical violence, children.     Abstrak: Kekerasan pada anak di Indonesia memperlihatkan kecenderungan meningkat setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola cedera pada anak (yang hidup) yang menjadi korban kekerasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Pengambilan data dilakukan di R.S. Bhayangkara Manado periode tahun 2013 dengan memanfaatkan data sekunder dari rekam medis orang hidup, jenis kekerasan yang paling sering terjadi pada kasus kekerasan anak, jenis cedera, dan letak cedera sebagai variabel penelitian. Hasil penelitian memperlihatkan jenis kekerasan yang ditemukan ialah penganiayaan (66%) dan kekerasan seksual (34%). Jenis cedera yang tersering ditemukan ialah memar (53%), diikuti oleh luka robek (27%) dan luka lecet (20%). Lokasi cedera yang terbanyak di daerah kepala (65%) terutama mata kiri (19% dari bagian kepala), diikuti oleh bagian tubuh lainnya. Simpulan: Pada penelitian ini, jenis-jenis kekerasan yang tersering ditemukan pada anak berupa penganiayaan dengan jenis cedera tersering berupa memar. Lokasi cedera tersering pada daerah kepala, terutama mata kiri. Kata kunci: pola cedera, kekerasan fisik, anak.
POLA CEDERA TORAKS PADA KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DI BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU PERIODE JANUARI 2013- JANUARI 2014 Labora, Jessica R.; Kristanto, Erwin G.; Siwu, James F.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 7, No 1 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.7.1.2015.7291

Abstract

Abstract: Traffic accident is the most frequent cause of death. Chest injury is the third rank in traumatic cases due to traffic accident. This study aimed to obtain chest injury pattern due to traffic accident that led to death in the Forensic and Medicolegal Departement at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from Januari 2013 to Januari 2014. This was a retrospective descriptive study. Data were collected from the medical record of traffic accident cases. The results showed that there were 85 cases of traffic accidents during the time period, however, only 23 cases had visum et repertum. There were 7 death cases due to chest injuries. Their ages ranged from 17 to >65 years, mostly at the age of 17-25 years.  Males were the most frequent (71.43%).  The most commonly found wounds were opened wounds and blisters (each was 28.58%), followed by bruises and fractures (each was 14.28%). Pattertns of left and right injuries of the chest did not differ much. Most victims were drivers (42.8%). Conclusion: Chest injuries that led to deaths were more frequent among drivers, males, and aged 17-25 years. Keywords: chest injury, traffic accident.   Abstrak: Kecelakaan lalu lintas (KLL) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Cedera toraks menduduki peringkat ketiga terbanyak pada kasus trauma akibat kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola cedera toraks pada kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Januari 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Data dikumpulkan dari rekam medik seluruh kasus kecelakaan lalu lintas di tahun 2013-2014. Hasil penelitian memperlihatkan dari 85 kasus korban KLL hanya 23 kasus yang dilakukan visum et repertum, dan terdapat 7 kasus yang meninggal dengan cedera toraks. Usia korban berkisar 17 sampai dengan >65 tahun, terbanyak pada usia 17-25 tahun serta jenis kelamin laki-laki (71,43%).  Pola luka yang tersering terjadi ialah luka terbuka dan luka lecet (masing-masing 28,58%), diikuti oleh luka memar, dan patah tulang (masing-masing 14,28%). Pola cedera pada toraks sebelah kiri dan kanan tidak banyak berbeda. Peran korban terutama sebagai pengemudi (42,8%). Simpulan: Korban KLL dengan cedera toraks yang menyebabkan kematian paling banyak terjadi pada pengemudi, jenis kelamin laki-laki, dan berusia 17-25 tahun. Kata kunci: cedera toraks, kecelakaan lalu lintas.
MANFAAT HELM DALAM MENCEGAH KEMATIAN AKIBAT CEDERA KEPALA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS Antou, Stefie W.; Siwu, James F.; Mallo, Johannis F.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2603

Abstract

Abstract: Nowadays, the occurence of traffic accidents is not uncommon, especially among two-wheeled-vehicle riders. There are four causes of traffic accidents: human being, vehicle, road, and environment. From the human factor, the main cause is the riders’ disregard for traffic rules and traffic signs. The most common cause of deaths is head injuries due to not wearing a helmet or wearing a non-standardized helmet. In addition to the mis-use of helmets, related head injuries should be accurately identified from the aspects of causes and types of injuries. This will also affect management and prevention. It is suggested the benefit of helmets and the impacts of head injuries be made known. Keywords: helmet, head injuries, traffic accidents.     Abstrak: Dewasa ini kecelakaan lalu lintas (KLL) merupakan peristiwa yang sudah tidak jarang terjadi, terutama pada pengendara kendaraan bermotor roda dua. Penyebab KLL disebabkan oleh empat faktor utama yaitu: faktor manusia, kendaraan, jalan, dan lingkungan. Faktor manusia yang tersering ialah para pengendara yang tidak mematuhi peraturan dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebab terbanyak kematian akibat KLL ialah cedera kepala yang diakibatkan pengendara tidak memakai helm atau memakai helm yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia. Selain penggunaan helm, pengetahuan terhadap bahaya cedera kepala harus dipahami lebih jelas dari sisi penyebab, jenis cedera kepala, penatalaksanaan, dan pecegahannya. Disarankan untuk mengadakan penyuluhan mengenai manfaat helm dan bahaya cedera kepala. Kata kunci: helm, cedera kepala, kecelakaan lalu lintas.
IDENTIFIKASI PERSONAL DAN IDENTIFIKASI KORBAN BENCANA MASSAL DI BLU RSUP PROF DR R.D KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 – DESEMBER 2012 Monica, Gladys L.; Siwu, James F.; Mallo, Johannis F.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2631

Abstract

Abstract: In forensic identification, the identity is determined by comparing two sets of data, antemortem and postmortem. This identification is important to the victims? families because that is the embodiment of human rights and reverence to the deceased body. This study aimed to obtain data regarding the management of personal and disaster victims? identification in Prof. Dr. R.D Kandou Hospital Manado from January 2010 through December 2012. This was a retrospective study with a cross sectional design. Data were obtained from the Forensic Medicine Department in Prof. Dr. R.D Kandou Hospital, Manado. Samples were dead bodies without any identities. The results showed that during 2010-2012 there were 20 dead bodies without identities out of the total 7,296, consisting of 3 fresh dead bodies, 4 fetus suspected due to abortion, 3 dead bodies in skeleton forms, and 10 disaster victims (a heli crash). Non-disaster victims were identified by using visual, documentary, personal property, and medical examination methods, meanwhile disaster victims were identified by using the standard procedure for disaster victim identification (DVI) from interpol. Conclusion: The implementation of identification in Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital from January 2010 through December 2012 used visual, documentary, personal property, and medical examination  methods. Moreover, identification of disaster victims were carried out by using the DVI from interpol. The descriptions were stated in the deduction reports which contained morgue data, autopsy examinations, and conclusions. Keywords: identification, dead victims, disaster, DVI.     Abstrak: Identifikasi forensik penting dilakukan terhadap korban meninggal karena merupakan perwujudan HAM dan penghormatan terhadap yang telah meninggal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan identifikasi personal dan korban bencana massal di BLU RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado pada periode tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif dengan cross sectional design. Data yang digunakan ialah data sekunder berupa laporan yang diperoleh dari Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal BLU RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado. Sebagai sampel yaitu data jenazah tanpa identitas dan diperoleh sebanyak 20 sampel yang terdiri dari 3 jenazah segar, 4 janin yang diduga merupakan korban aborsi, 3 jenazah dalam bentuk kerangka, dan 10 jenazah akibat kecelakaan lintas udara (heli crash) di Bitung. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode visual, dokumen, properti, dan medik. Untuk korban kecelakaan lintas udara, identifikasi dilakukan dengan menggunakan prosedur standar Interpol yaitu Disaster Victim Identification (DVI). Simpulan: Pelaksanaan identifikasi di BLU RSUP Prof DR R.D Kandou Manado periode Januari 2010-Desember 2012 menggunakan metode visual, dokumen, properti, dan medik, sedangkan untuk identifikasi korban bencana massal digunakan DVI. Uraian mengenai metode tersebut tersirat dalam laporan deduksi yang memuat data jenazah, hasil pemeriksaan fisik (luar dan dalam), serta simpulan. Kata kunci: identifikasi, jenazah, Bencana, DVI.
Pola Luka pada Korban Meninggal akibat Kekerasan Tumpul yang Diautopsi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2014 Enma, Zari; Kristanto, Erwin; Siwu, James F.
e-CliniC Vol 6, No 1 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.6.1.2018.19582

Abstract

Abstract: This study was aimed to determine the injury patterns of victims died due to blunt violence and were autopsied at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January – December 2014. This was a descriptive and retrospective study using medical record data of Forensic and Medicolegal Department, Medical Faculty of Sam Ratulangi University/Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado during the period from January 2014 to December 2014. The results showed that during that period there were 13 deaths due to blunt violence that met the criteria. There were twelve male and and one female victims. Further studies with longer periods of time involving other hospitals around Manado are needed.Keywords: patterns of wound, blunt trauma, dead victim Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola luka pada korban meninggal akibat kekerasan tumpul yang diautopsi di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2014. Jenis penelitian ialah deskriptif dan retrospektif dengan menggunakan data rekam medik Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal FK Unsrat- RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado selama periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode tersebut terdapat 13 korban yang meninggal akibat kekerasan tumpul yang memenuhi kriteria. Terdapat 12 korban berjenis kelamin laki-laki dan satu korban berjenis kelamin perempuan. Disarankan penelitian lebih lanjut dengan periode pendlitian yang lebih panjang dengan melibatkan rumah sakit lainnya di sekitar Manado.Kata kunci: pola luka, trauma tumpul, korban mati