Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL WACANA KESEHATAN

PENGARUH BODY MASS INDEX DENGAN PREVALENSI DAN DERAJAT GEJALA PMS PADA MAHASISWI AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO Nia Risa Dewi
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 1, No 1 (2016): Juli 2016
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.648 KB) | DOI: 10.52822/jwk.v1i1.25

Abstract

Pre Menstrual syndrome (PMS)  merupakan sekumpulan gejala yang di mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang. Jenis penelitian deskrptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional, bertujuan mengetahui prevalensi dan pengaruh  antara Body Mass Index (BMI) dengan prevalensi PMS dan derajat gejala PMS pada mahasiswi Akper Dharma Wacana Metro. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Akper Dharma Wacana Metro tingkat I, II dan III Tahun ajaran 2013/ 2014. Sampel penelitian sebanyak 82 responden. Hasil analisis diperoleh sebagian besar responden (89 %) menderita PMS. Analisis derajat gejala PMS terhadap 73 responden yang mengalami PMS diperoleh 80,8% mengalami gejala PMS ringan, 19,2% mengalami gejala PMS sedang dan 0% mengalami gejala PMS berat. Sebanyak 56,1% responden dengan berat badan normal. 34,1% dengan  berat badan kurang dan hanya sebagian kecil (9,8%) dengan berat badan berlebih. Uji chi square diperoleh kesimpulan tidak ada perbedaan proporsi kejadian PMS antara mahasiswi yang mempunyai berat badan kurang, berat badan normal dan berat badan berlebih (p value = 0,067). Artinya tidak ada pengaruh BMI dengan prevalensi PMS.  Selain itu, tidak ada perbedaan proporsi derajat gejala PMS  antara mahasiswi yang mempunyai berat badan kurang, berat badan normal dan berat badan berlebih      (p value = 0,079). Artinya tidak ada pengaruh BMI dengan derajat gejala PMS. Kejadian PMS dapat dicegah dan diminimalisir dengan cara modifikasi pola hidup dengan cara komunikasi masalah PMS dengan orang terdekat, dengan penurunan asupan garam dan karbohidrat, penurunan konsumsi kafein dan olahraga secara teratur.
HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KOTA METRO Senja Atika Sari; Nuri Lutfiatil Fitri; Nia Risa Dewi
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 6, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v6i1.169

Abstract

Kehamilan yang mengalamai anemia umumnya terkait dengan adanya perubahan fisiologis yang terjadi dalam kehamilan. Terjadinya ekspansi volume plasma berhubungan erat dengan terjadinya penurunan relatif konsentrasi hemoglobin disamping pertumbuhan janin yang membutuhkan besi dan folat semakin menempatkan ibu hamil rentan atau berisiko tinggi menderita defiensi. Tujuannya untuk mengetahui hubungan usia dengan anemia pada ibu hamil di Kota Metro. Penelitian ini memakai metode desain studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel diambil berdasarkan odds ratio (OR) menggunakan rumus Lemeshow. Besar sampel yang digunakan adalah 138 orang. Analisis data dialkukan uji chi-square. Hasil terdapat hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana ibu hamil diusia dibawah 20 tahun dan diatas usia 35 tahun berisiko 3,921 kali lebih besar kemungkinan anemia dalam kehamilannya diperbandingkan dengan ibu hamil pada usia antara 20 sampai dengan 35 tahun. Ibu yang mengalami kehamilan pada usia dibawah 20 tahun masukan zat besi akan ter­bagi antara janin yang ada dirahimnya dengan pertembuhan biologis dirinya sendiri. Ibu yang hamil >35 tahun, sudah memasuki masa awal fase degenerative, sehingga fungsi tubuh tidak optimal. Kehamilan  diusia dibawah 20 ta­hun dan diatas 35 tahun adalah kehamilan yang memiliki resiko dan bisa menimbulkan anemia. Kesimpulan usia ibu saat hamil terbukti berhubungan dengan anemia, oleh karena itu sebaiknya ibu jika ingin hamil pada usia diatas 20 tahun dan atau di bawah 35 tahun.
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANJAR AGUNG KECAMATAN METRO BARAT KOTA METRO Nuri Luthfiatil Fitri; Senja Atika Sari; Nia Risa Dewi; Ludiana Ludiana; Sri Nurhayati
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 7, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v7i1.406

Abstract

Kurangnya asupan energi dari zat gizi makro mencakup karbohidrat, protein dan lemak serta zat gizi mikro pada wanita menjadi penyebab masalah kurang energi kronik pada kehamilan yang dapat meningkatkan resiko terhadap pertumbuhan fisik yang abnormal pada anak atau terjadinya stunting. Masalah tersebut akan semakin buruk jika seorang wanita tidak memperhatikan usia untuk hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat Kota Metro. Jenis penelitian studi analitik, rancangan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat, sampel 108 orang terbagi dalam kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing 36 orang. Analisis menggunakan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu dengan usia resiko tinggi (<20 &>35 tahun) yang ditemukan pada kelompok kasus sebanyak 13 (36,1%). Sedangkan ibu dengan usia resiko rendah (20-35 tahun) yang ditemukan pada kelompok kasus sebanyak 23 (63,9%) orang. Pada uji beda proporsi (continuity correction) diperoleh nilai p = 0,027 (p<0,05); OR: 3,134 (CI;95% 1,230-7,986), artinya secara statistik diyakini terdapat hubungan antara usia dengan kejadian KEK pada ibu hamil dimana ibu hamil yang berusia <20 dan >35 tahun berisiko 3,134 kali lebih besar mengalami KEK dibandingkan dengan ibu hamil berada pada usia antara 20-35 tahun. Usia ibu merupakan salah satu faktor yang terbukti berhubungan dengan kejadian KEK dimana ibu dengan usia <20 dan >35 memiliki resiko lebih tinggi mengalami KEK dibandingkan pada usia reproduksi sehat.