Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERKUAT KARAKTER ETIKA LINGKUNGAN SISWA Dewi Anggita Islami, Ruslan, Syafrawi
Jurnal Al-Ulum : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ke-Islaman Vol 8 No 1 (2021): al- Ulum (Jurnal Pendidikan, Penelitian dan pemikiran ke Islaman)
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/alulum.8.1.2021.43-55

Abstract

Perilaku peduli terhadap lingkungan terbilang minim, khususnya Indonesia. Adiwiyata sebagai sebuah program sekolah yang berarasumsi menciptakan kondisi lingkungan yang baik sekaligus menjadi tempat pembelajaran maupun tempat penyadaran warga sekolah untuk mendorong penyelamatan lingkungan yang pada akhirnya dapat menciptakan sekolah dengan wujud peduli serta berbudaya lingkungan. Namun, Pendidikan Agama Islam hadir tidak sekedar wacana bagaimana membentuk pribadi muda menjadi aset bangsa yang kompeten. Akan tetapi, bagaimana sosial masyarakat serta peduli lingkungan juga diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan kontribusi Pendidikan Agama Islam dalam memperkuat karakter etika lingkungan di MA Al-Amien 1 Pragaan Kabupaten Sumenep, 2) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam memperkuat karakter etika lingkungan di MA Al-Amien 1 Pragaan Kabupaten Sumenep. Penelitian ini dilakukan di MA Al-Amien 1 Pragaan Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data penelitian menggunakan teori interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pembelajaran PAI dalam memperkuat karakter etika lingkungan siswa yakni dengan mengintegrasikan dan menyisipkan pendidikan karakter yang beretika lingkungan dalam semua pembelajaran termasuk PAI. Faktor pendukung yakni adanya sarana prasarana madrasah serta keaktifan dari para dewan guru pengasuh namun penghambatnya yakni kurang kerjasama antar pihak madrasah dengan masyarakat umum setempat.
UPAYA MENANAMKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI DI ERA MILENIAL Moh Rofiqi Azis, Ruslan
Jurnal Al-Ulum : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ke-Islaman Vol 8 No 1 (2021): al- Ulum (Jurnal Pendidikan, Penelitian dan pemikiran ke Islaman)
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/alulum.8.1.2021.128-138

Abstract

Perilaku kekinian keagamaan generasi millenial saat ini dinilai pada titik yang cukup mengkhawatirkan. Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan semakin merebaknya pandangan perseorangan yang relatif radikal dalam memaknai hakikat kehidupan. Oleh karena itu pendidikan agama Islam harus memiliki daya tarik tersendiri dalam membentuk generasi yang memiliki nilai-nilai agama yang dalam namun di sisi lain mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pembelajaran PAI dan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul Karomah, serta faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI dalam menanamkan akhlak siswa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis lapangan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik penentuan informan dengan purposive sampling. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, display, dan penarikan kesimpulan. Dalam teknik pengecekan keabsahan data, menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian ini adalah proses pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak siswa serta dampak dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di era milenial saat ini.
Tuhan, Manusia dan Alam dalam Perspektif Filsafat Islam Ruslan Ruslan
Qolamuna : Jurnal Studi Islam Vol. 4 No. 1 (2018): Juli 2018
Publisher : STIS MIFTAHUL ULUM LUMAJANG PRESS (STISMU PRESS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.191 KB)

Abstract

This paper aims to find answers to the concepts of God, humans, and nature in the perspective of the philosophy of Islamic education and relations between the three. The Lord concluded with the concept of Tauhid. In this concept, nature and its contents include here humans must serve and worship only to Him. Whereas the nature of human beings is divided into three concepts, namely first al-Basyar, the second al-Insan, and the third al-Nas which shows humanity in total without referring to his faith or disbelief status. Meanwhile, nature was created by Allah SWT as a medium of education for humans. Armed with its potential, humans can learn everything in this nature for the benefit of life and human life. The relationship between God, humans and nature is always associated with the concept of khalifah and 'Abd Allah. Keywords: God, human, nature, Philosophy of Islamic Education
Penguatan Pendidikan Akhlak dan Spiritualitas Santriwati di TMI Al-Amien Prenduan Ruslan Ruslan; Mepa Arianti; Moh Wardi
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 13 No. 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThis study aims to describe the model of moral education in an effort to shape the spirituality offemale students at TMI Al-Amien Prenduan, and what are the factors that cause violations ofreligious norms by these female students. By using descriptive qualitative techniques, datacollection techniques through field methods, observations, interviews and observations werecarried out as an initial meeting to collect data. The results showed that the moral and spiritualstrengthening of female students using the Tadzkira model with an acronym explanation or anabbreviation of T = tunjukan teladan, A = arahkan (berikan bimbingan) D = dorongan (denganmemberikan motivasi dan nasehat-nasehat). Z = zakiyah (murni-suci-bersih) K = kontinuitas(pembiasaan dalam berbuat, bersikap dan bertindak) I = ingatkan (mengingatkan dalam segala halyang melenceng dari syari’at islam) R = pengulangan. A = aplikasikan (mempraktekkan dikehidupan sehari-hari)..Kata Kunci: Pendidikan, Akhlak, Spiritualitas.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PESANTREN Ruslan; Maftuhah Imam
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1276.958 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v10i1.196

Abstract

This study was motivated by the emergence of the phenomenon of the transformation of Islamic education in which many Islamic boarding schools innovate in developing an Islamic education system in the midst of society. In addition to trying to provide 'added value, the world of Islamic boarding schools is also exposed to radical issues to sexual harassment that befell their students. So this was then allegedly by some parties having raised public doubts about the existence of the pesantren itself. This study aims to describe 2 (two) things, namely: a) how the Jaddung community's perception of the existence of pesantren; b) what is the role of the Jaddung community in the sustainability of children's education in Islamic boarding schools. This study uses a qualitative research approach with the type of field research. Data collection techniques consist of observation and interviews. The data analysis technique uses interactive data analysis consisting of data condensation, data display, and drawing conclusions/verification. The results showed that the Jaddung community's perception of the existence of pesantren, among others, namely pesantren is a place of focused learning, pesantren is a bulwark of the younger generation from negative associations outside the pesantren, pesantren is a place for fostering the morals of students, pesantren is a place for fostering the independence of students, and Pesantren is a place to educate and shape the social attitudes of the students. Meanwhile, the role of the Jaddung community in the sustainability of children's education in Islamic boarding schools is as a facilitator, motivator, and mentor.
METODE ALFATIH: SEBUAH INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN Ruslan; Hotibatul Ummah
ANDRAGOGI Vol 4 No 2 (2022): ANDRAGOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/ja.v4i2.19301

Abstract

The existence of an Islamic boarding school cannot be separated from learning the yellow book. However, learning the yellow book often leaves problems. This paper aims to describe : 1) the implementation of learning the yellow book through the Alfatih method at the Sumber Mas Islamic Boarding School, Almadinah Region, West Rombiya Village, Ganding District, Sumenep Regency along with the advantages and disadvantages of the Alfatih method. This study uses a qualitative research approach with a type of case study. Data collection techniques were carried out using interviews, observation, and documentation. The data analysis technique is done by three stages, namely data condensation, data display, and drawing conclusions/verification. The research findings show that: 1) the implementation of learning the yellow book through the Alfatih method at the Sumber Mas Islamic Boarding School, Almadinah Region, Ganding District, Sumenep Regency is carried out in 3 (three) stages, namely the initial stage, the core stage, and the final stage; 2) the advantages of the Alfatih method in learning the yellow book include the use of MLT, can be applied optimally and can be minimal, no need to memorize definitions, not complicated Nahwu and Sharraf, simple in various aspects, accustomed to reading the yellow book. While the shortcomings of the Alfatih method are that they are not used to writing and the book is incomplete.
Pemberdayaan Karang Taruna dan Remaja Masjid melalui Kegiatan Sosial Keagamaan Ruslan
Communautaire: Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Al-Qalam Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of youth organizations such as youth groups and mosque youth basically functions to carry out coaching for the younger generation, especially with relevant activities. But in reality the two youth organizations above are often unable to carry out their functions and roles properly. So it is not strange if in the end the two containers become suspended animation. This paper attempts to describe the implementation of youth and mosque empowerment activities through social-religious activities in Errabu village. This community empowerment activity is carried out using the Participatory Action Research (PAR) approach which aims to raise awareness and empower them to identify social problems and potential as well as carry out community interventions in the context of community empowerment. The results of the activity showed that the youth and mosque empowerment activities were carried out in 3 stages, namely the identification stage, preparation of activity plans, and program implementation.
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN KEDAI WISATA KAMPUNG SUKUN DI KECAMATAN OMBEN SAMPANG Ruslan Ruslan
ABDINA: Jurnal Sosial dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : ABDINA: Jurnal Sosial dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/abdina.v1i1.529

Abstract

Aset desa merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu desa yang perlu dikelola dan dikembangkan dengan baik dan profesional. Tujuannnya adalah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan hidup masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Namun faktanya, pengelolaan aset desa sering kali belum membuahkan hasil yang maksimal lantaran masih ada kendala-kendala seperti kurangnya dukungan dari pemerintah desa, terbatasnya pengetahuan dan skill dalam mengelola aset desa, dan pemanfaatan aset desa masih menggunakan cara-cara lama. Tulisan ini akan mendeskripsikan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan praktik pemberdayaan masyarakat dengan tujuan agar masyarakat desa mampu mengelola segala aset yang dimiliki untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai dan inovatif guna mendukung upaya-upaya pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) yang dilaksanakan di desa Temoran kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat di lokasi ini dilakukan dengan desain yang terstruktur dan sistemik antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. Hasil kegiatan pemberdayaan menunjukkan bahwa praktik pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan aset desa dilakukan melalui strategi yang diterjemahkan ke dalam serangkaian tahapan-tahapan di antaranya yakni tahap persiapan, tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap formulasi rencana aksi, tahap implementasi, tahap evaluasi, dan tahap terminasi.Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, pengelolaan aset desa, ekonomi kreatif, kedai wisata kampung sukun
PROFIL SOSIAL KIAI KAMPUNG; DARI GURU NGAJI HINGGA PENJAGA TRADISI Totok Agus Suryanto; Ruslan Ruslan; Abd. Muiz
Hudan Lin Naas: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Hudan Linnaas Vol 4 No. 2, 2023
Publisher : Al-Amien Prenduan University, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/hudanlinnaas.v4i2.1472

Abstract

Kiai is a central figure in the social life of Madurese society. Because, he represents a social profile that is irreplaceable as a significant other in the social environment of the community. Therefore, this study seeks to comprehensively discuss the profile of village kiai on the island of Madura, which has a very urgent role in the social process of the community where kiai live in it. Starting as a Quranic teacher to the guardian of tradition and agent of change. In the social process of living together in the community, kiai are in many ways the guardians of tradition and agents of change. As guardians of tradition, kiai become leaders of every social and religious event that has been deeply rooted in the traditions of the community. Rather than that, on the other hand, kiai also act as agents of change with the surrounding community in an effort to maintain and bring the community to the usual path based on the objectivation of values in society. In terms of methods, this research uses a descriptive type qualitative approach by means of observation, interviews and documentation.