I Gusti Agung Ngurah Bagaskara Pradipta
Program Studi Farmasi Klinis, Universitas Bali Internasional

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbandingan Puskesmas Kecamatan Kuta dengan Pelaksanaan Penggunaan Obat Rasional (POR) Berdasarkan Indikator Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan Putu Eka Arimbawa; I Gusti Agung Ngurah Bagaskara Pradipta; Ni Made Oka Dwicandra; Pande Wayan Bawa
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 7 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.317 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4452770

Abstract

Pengawasan terhadap penggunaan obat paling banyak dilakukan di Puskesmas yang mengacu pada indikator utama pada panduan WHO tentang penggunaan obat rasional (POR). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan Puskesmas Kecamatan Kuta dengan pelaksanaan POR berdasarkan indikator pelayanan dan fasilitas kesehatan. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yang menggunakan metode retrospektifcross-sectional. Penelitian ini mengambil data pasien melalui rekam medis dan resep periode Januari-Mei 2020. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 400. Analisis data menggunakan uji statistik Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan pelaksanaan POR.  Hasil penelitian menunjukkan gambaran indikator pelayanan pasien dan fasilitas kesehatan terdapat perbedaan dan uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna (p<0.05). Puskesmas Kuta I dan II memiliki perbedaan rata-rata waktu pelayanan dan ketersediaan obat esensial. Perbedaan ini disebabkan karena ketersediaan jumlah tenaga kefarmasian khususnya apoteker belum terpenuhi. Sehingga, proses pelaksanaan akan menjadi lebih lama dan pengelolaan obat menjadi kurang baik. Oleh karena itu, Puskesmas Kuta I dan II perlu melakukan evaluasi mengenai jumlah apoteker yang disesuaikan dengan kunjungan pasien dan pelatihan dalam perencanaan pengadaan obat.