Abdul Rivai Ras
Progam Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI PELABUHAN INTERNASIONAL (KIPI) MALOY UNTUK MENDUKUNG BLUE ECONOMY Laurensius Laurensius; Masaji Faiz Dani Agus Setiani; Regil Kentaurus Harryes; Abdul Rivai Ras
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 1 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i1.2021.69-83

Abstract

Pelabuhan Maloy merupakan pelabuhan yang terletak di Kalimantan Timur dan direncanakan berskala Internasional karena memiliki letak yang sangat strategis. Kawasan Industi Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy telah diproyeksikan dapat meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur. Mengingat lokasi KIPI Maloy yang strategis yaitu terletak pada ALKI II dan Provinsi Ibu Kota Baru Indonesia maka pelabuhan ini juga dapat berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian terkait pengembangan terkait pengembangan Pelabuhan Maloy sebelumnya telah dilakukan. Namun, penelitian terkait perkembangan pembangunan Pelabuhan Maloy menjadi pelabuhan berskala internasional yang dikaitkan dengan potensi ekonomi di KIPI Maloy belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa deskriptif kualitatif dan triangulasi data untuk menguji keabsahan data. Sesuai dengan grand strategi pembangunan ekonomi Pemprov Kaltim, proyeksi kegiatan perekonomian KIPI Maloy mengarah pada pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan dengan mengembangkan industri eksisting (minyak bumi, pupuk, gas, crude palm oil (CPO) dan batubara) dan membangun industri berbasis pertanian dengan pendekatan skala ekonomi dan klaster. KIPI Maloy sebelumnya telah mengembangkan konsep green economy yang juga merupakan bentuk pembangunan keberlanjutan utamanya dalam sektor ekonomi. Produk dan jasa green economy cenderung lebih mahal karena membutuhkan banyak investasi sedangkan blue economy menggunakan konsep mempelajari cara kerja alam dan memanfaatkan potensi alam tanpa merusaknya. Blue economy direkomendasikan oleh peneliti perlu diterapkan sebagai bentuk pengalihan  pada konsumsi energi hijau, bersih, hasil daur ulang atau terbarukan.