Fatiya Rahmah
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EKSISTENSI MASYARAKAT ADAT DI TENGAH REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Hafsah Aqilla; Denta Amelia; Fatiya Rahmah; Arif Budi Abraham; Faizi Faizi
Aceh Anthropological Journal Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v6i1.5873

Abstract

In the last decade, the discussion around the fourth industrial revolution which emphasizes on the automation of all aspects of life has increased. The fourth industrial revolution, which is synonymous with technological sophistication, gives us an idea of a futuristic reality and this is certainly inseparable from large-scale development that must be encouraged. Even so, in the midst of seemingly relentless development, there is a group of people who seem to be deliberately distancing themselves and sticking to customs and traditions. Therefore, despite today's development narrative which is still centered in urban areas, it is important to see the industrial revolution 4.0 that we are experiencing today from the perspective of a group of people who are often referred to as Indigenous Peoples. In addition to fighting against urban hegemony, this paper also tries to question the meaning of development and the fourth industrial revolution and its implications for different stakeholders. Indigenous peoples respond to this situation by trying to create a concept of a rival economy against a growth economy with predatory characteristics. This competitive economy is referred to as the Nusantara Economy and prioritizes drastic emphasis on production-consumption activities (degrowth) as well as local, collective and community-based ownership of living space (the commons).Abstrak: Dalam satu dekade terakhir, perbincangan seputar revolusi industri 4.0 yang menekankan pada otomatisasi semua lini kehidupan kian meningkat. Revolusi Industri 4.0 yang identik dengan kecanggihan teknologi memberikan kita gambaran akan realitas yang futuristik dan hal tersebut tentunya tidak terlepas dari pembangunan skala besar yang harus terus digenjot. Meski begitu, di tengah pembangunan yang seakan tanpa henti, ada sekelompok masyarakat yang seperti dengan sengaja menjauhkan diri dan tetap berpegang teguh pada adat dan tradisi. Di tengah narasi pembangunan hari ini yang berpusat di urban, rasanya penting untuk melihat revolusi industri 4.0 yang sedang kita alami hari ini dari kacamata sekelompok masyarakat tadi yang sering disebut juga Masyarakat Adat. Selain melawan hegemoni perkotaan, tulisan ini juga mencoba untuk mempertanyakan kembali apa makna pembangunan dan revolusi industri 4.0 serta implikasinya terhadap berbagai aktor yang berbeda. Masyarakat Adat merespons situasi ini dengan mencoba menciptakan suatu konsep ekonomi tanding terhadap ekonomi pertumbuhan yang berkarakter pemangsa. Ekonomi tanding ini disebut sebagai Ekonomi Nusantara dan mengedepankan penekanan kegiatan produksi-konsumsi secara drastis (degrowth) serta kepemilikan ruang hidup secara lokal, kolektif dan berbasis komunitas (the commons).
Penangkalan Radikalisme Di Era Digital Dalam Kehidupan Bermasyarakat Melalui Nilai-Nilai Bela Negara Aria Budi Abraham; Fatiya Rahmah; Anindyta Najwa Mirani; Balqis Yessa Nurlanda; Puti Syifa Imani; Satino Satino
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.374 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2643

Abstract

AbstrakDerasnya arus informasi dan komunikasi di era digital saat ini memberikan peluang besar untuk berbagai informasi mudah tersebar. Hal ini menjadikan pula peluang besar untuk radikalisme tersebar dan diterima oleh masyarakat di tengah era digital. Radikalisme merupakan sebuah paham atau pemikiran yang melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan cara yang ekstrim serta menggunakan kekerasan. Oleh karena itu perlu menanamkan nilai-nilai bela negara dalam diri seorang warga negara. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data literature review, yaitu menggunakan pencarian literatur Nasional maupun Internasional yang dilakukan dengan membaca berbagai artikel terkait untuk dikompilasi diperoleh informasi terkait masalah tersebut.  Bentuk dari bela negara tersebut dapat berupa pencegahan paham radikalisme di media sosial, pencegahan konten-konten yang bersifat provokatif, perlindungan masyarakat agar tidak terpengaruh dengan paham radikalisme di dunia maya, sosialisasi mengenai paham radikalisme kepada masyarakat, penanaman literasi digital, hingga peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui hal-hal tersebut diharapkan dapat menangkal paham radikalisme di era digital melalui nilai-nilai bela negara.Kata Kunci: radikalisme; era digital; masyarakat; bela negara AbstractThe rapid flow of information and communication in today's digital era provides great opportunities for various information to be easily spread. This also creates a great opportunity for radicalism to spread and be accepted by the public in the midst of the digital era. Radicalism is an understanding or thought that changes the social and political system in an extreme way and uses violence. Therefore, it is necessary to instill the values of defending the country in a citizen. The method applied in this research is a descriptive qualitative method with literature review data collection techniques, namely using national and international literature searches carried out by reading various related articles to compile information related to the problem. The form of state defense can be in the form of preventing radicalism on social media, preventing provocative content, protecting the public from being influenced by radicalism in cyberspace, socializing about radicalism to the public, planting digital literacy, and increasing unity and integrity. Nation. Through these things, it is expected to be able to counteract radicalism in the digital era through the values of defending the countryKeywords: radicalism; digital era; public; defend the country