Eka Sri Wahyuni
Institut Kesehatan Deli Husada

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau

PENYULUHAN TENTANG PEMANFAATAN DAUN BANGUN-BANGUN (COLEUS AMBOINICUS LOUR.) TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI Septa Dwi Insani; Dewi Novika Manullang; Eka Sri Wahyuni; Husna Sari; Siti Marlina; Lili Suryani Tumanggor
Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau Vol 1 No 3 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau
Publisher : INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.499 KB) | DOI: 10.36656/jpmph.v1i3.703

Abstract

A systematic analysis of non-communicable diseases (NCD) risk factors, globally in 21 countries in 1999-2010, showed that not optimal of breastfeeding was one of the risk factors contributing to the development of NCD. According to research reported that limited of milk production is the main reason for mother’s not giving exclusive breastfeeding to the infant. As an alternative solution to treat these problems, used galactopoetics herbs are highly recommended. The medicinal-herb interactions associated with galactagogues have concrete evidence, but the evidence explaining the mechanism of action of herbs as galactagogues is still very limited and scares. One of the pharmacological-used plants has been used as galactagogues, is Coleus amboinicus Lour. In vivo studies using animals and human experiments showed that this plant had anti-diabetic activity, immunomodulator, analgesic and lactagogue. However, this has not been widely socialized to postpartum mothers. The purpose of this activity is to provide education to post-partum mothers regarding plants that can increase breast milk production. The method of implementing this activity is the socialization to postpartum mothers about the benefits of the leaves of the wakes (Coleus Amboinicus Lour.) on increasing breast milk production. The result of this activity is that postpartum mothers can find out and utilize traditional plants such as the wake-up leaf (Coleus Amboinicus Lour.) and can apply it directly to increase milk production.
DAMPAK PERNIKAHAN USIA DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI Peny Ariani; Gf Gustina Siregar; Purti Ayu Yessy Ariescha; Andayani Boang Manalu; Eka Sri Wahyuni; Monika Nina Ginting
Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau Vol 1 No 3 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau
Publisher : INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.466 KB) | DOI: 10.36656/jpmph.v1i3.707

Abstract

Marriage is a physical and spiritual bond in the form of a union between a man and a woman based on the desire to have offspring and a family. Basically, marriage is carried out by someone who has matured physically, psychologically and economically. However, in Indonesia, around 12-20% can still be found marriages that have not been accompanied by readiness from various aspects such as physical, economic, and knowledge of household life. This article uses qualitative and descriptive research methods that will explore more about early marriage and its relation to reproductive health. Early marriage is carried out by someone who is under 19 years old on average who is not ready for various aspects of marriage. This is likely to have an impact on reproductive health for both women and men. Therefore, various aspects of preparation are needed in carrying out the marriage so that efforts to avoid the negative impact of early marriage on reproductive health can be minimized
OPTIMALISASI PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER (TERAPI PIJAT BAYI) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN IBU DAN BAYI di KLINIK CITRA MARENDAL Mutiara Dwi Yanti; Tetty Junita Purba; Erlina Hayati; Kristin Natalia Napitupulu; Eka Sri Wahyuni; Nur Mala Sari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau Vol 2 No 3 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau
Publisher : INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.626 KB) | DOI: 10.36656/jpmph.v2i3.911

Abstract

Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari seorang ibu adalah kebutuhan dasar bayi. Jika pijat bayi dilakukan secara teratur akan meningkatkan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat memicu stimulasi tumbuh kembang karena dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan, dan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi otak (Riksani, 2012). Namun teknik pijat bayi yang tepat belum banyak diketahui oleh masyarakat. Survey pendahuluan di Klinik Citra Marendal diperoleh hampir semua orang tua beranggapan bahwa pijat bayi tidak dapat dilakukan di rumah secara mandiri dan hanya di lakukan dukun beranak. Hasil wawancara juga menunjukkan Orang tua masih banyak yang belum mengetahui manfaat dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana cara memijat bayi yang benar sehingga mereka tidak melakukan pemijatan secara mandiri. Tujuan dilaksanakanannya kegatan pengabdian pada masyarakat ini adalah diharapkan orangtua dan keluarga dapat mengetahui manfaat dari pijat bayi dan mampu melakukan stimulasi perkembangan sesuai dengan usia bayi salah satunya dengan dan melakukan pijat bayi yang tepat sehingga memiliki kesadaran untuk melakukan stimulasi perkembangan bayinya dan melaksanakan pijat bayi secara rutin. Sasaran dalam kegiatan ini adalah orang tua yang memiliki balita usia 1-12 bulan diKlinik Citra Marendal Kabupaten Deli Serdang Sejumlah 25 Orang. Metode yang digunakan kegiatan yang digunakan adalah teknik ceramah, diskusi serta melakukan demonstrasi cara melakukan stimulasi Pihat bayi. Hasil Kegiatan ini orangtua yang mengikuti penyuluhan tentang simulasi perkembangan dan mampu melakukan teknik pijat bayi yang diajarkan dan terjadinya peningkatan pengetahuan dalam pelaksanaan pijat bayi. Hasil Kegiatan ini Diharapkan orang tua mampu menerapkan pijat bayi secara rutin dan teratur di rumah masing-masing sesuai dengan teknik yang diajarkan.
PENERAPAN RELAKSASI PERNAPASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN Kristin - Natalia; Vitrilina Hutabarat; Nurul Aini Siagian; Nurmala Sari; Eka Sri Wahyuni
Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau
Publisher : INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36656/jpmph.v3i1.1153

Abstract

Persalinan merupakan suatu proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini bermula dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, lalu meningkat sehingga siap untuk pengeluaran janin dari Rahim ibu (Rohani, 2017). Metode pengurangan nyeri persalinan nonfarmakologis salah satunya adalah teknik relaksasi. Relaksasi merupakan proses merilekskan tubuh dan pikiran dari segala beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang. Teknik relaksasi yang paling efektif dalam pengurangan nyeri persalinan kala I, diperoleh hasil dari empat jenis teknik relaksasi meliputi relaksasi pernapasan, otot, fikiran dan visualisasi, teknik relaksasi yang paling efektif adalah relaksasi pernapasan. Kegiatan yang pertama dilaksanakan adalah dengan mengundang 18 orang ibu hamil untuk hadir pada senam hamil serta membagikan leaflet tentang edukasi relaksasi pernapasan dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan. Sebelum relaksasi pernapasan dilakukan, terlebih dahulu ibu hamil akan mengikuti pre-test untuk mengukur pengetahuan awal ibu hamil terkait relaksasi pernapasan dalam mengurangi intensitas nyeri selama persalinan. Setelah itu dilaksanakan relaksasi pernapasan. Diakhir sesi, ibu hamil diminta untuk mengisi post-test dan memberikan evaluasi terkait kegiatan yang sudah dilakukan. Ibu hamil akan diobservasi setelah melakukan relaksasi pernapasan dengan mengevaluasi seberapa sering ibu hamil melakukan relaksasi pernapasan. Ibu hamil yang melakukan relaksasi pernapasan mengalami pengurangan nyeri pada saat hamil trimester III sejumlah 55,5 %.