Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penanaman Pendidikan Karakter dan Metode Story Telling Firda Agustina
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 10, NO. 2, 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.76 KB) | DOI: 10.58836/jpma.v10i2.6408

Abstract

Setiap orang tua memiliki keinginan anaknya untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pintar, rajin, Cerdas dan berakhlakul karimah. Kelak menjadi anak yang sholeh dan sholehah.  Salah satu yang harus dikembangkan adalah dengan memberikan pendidikan pada anak . Pendidikan dilakukan yakni dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang termuat dalam UUD. Akhir-akhir ini pendidikan karakter menjadi isue yang hangat dibicarakan. Apa sih dampak dari pendidikan karakter terhadap perkembangan anak anak? dengan menanamkan pendidikan karakter pada anak, maka anak tersebut dapat menjadikan anak tersebut cerdas dalam emosinya. Karena kecerdasan emosi merupakan bekal untuk masa depannya supaya mereka dapat menyongsong masa depan mereka agar mereka berhasil dalam menghadapi sebuah tantangan, memiliki rasa percaya diri, mempunyai rasa kerja sama, memiliki rasa empati yang tinggi dan mampu dalam berkomunikasi dengan baik. Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini, karena karakter dalam diri seseorang akan sulit muncul tanpa adanya bimbingan dari para pendidik.
Relevansi Digitalisasi PLP I Dengan Penguatan Kompetensi Mengajar Abad 21 Afi Rizqiyah; Dewi Rahmawati Zahara; Firda Agustina; Indah Fitriya; Moh. Faizin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 13, NO. 1, JUNI 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v13i1.12295

Abstract

Menghadapi revolusi industri 4.0, kita sebagai seorang guru dituntut menguasai sumbersumber di mana peserta didik bisa belajar. Guru harus mampu mengarahkan peserta didik karena mereka bisa belajar dari mana saja. Dalam hal ini, guru berfungsi sebagai resource linker atau penghubung sumber belajar. Perlu diingat pula, bahwa peran guru adalah memfasilitasi peserta didik, yaitu mencari berbagai sumber yang relevan. Sehingga, jelas nantinya peserta didik harus belajar dengan siapa dan memerlukan fasilitas apa. Untuk itu, guru harus belajar terus menerus dan berkelanjutan. Mengingat dunia informasi dan iptek terus berkembang seiring kemajuan zaman. Dalam meningkatkan mutu pendidikan di era revolusi industri 4.0 melalui Digitalisasi, guru dapat belajar dari berbagai sumber. Tinggal bagaimana kemampuan guru dalam memilah dan memilih sumber informasi untuk memperkaya pembelajaran, Serta bagaimana guru menciptakan metode baru dalam mengaplikasikan informasi dan ilmu pengetahuan bersama peserta didik dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal digitalisasi. Digitalisasi pendidikan tidak akan bisa terwujud apabila kompetensi guru yang merupakan mesin utama yang menggerakkan roda pendidikan tidak bersinergi dengan kebutuhan pendidikan digital. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional sebagai empat kompetensi dasar yang harus dikuasai seorang guru.